Gurun Atacama merupakan wilayah dataran tinggi Amerika Selatan yang membentang jauh hingga 600 mil di Pantai Pasifik Amerika Selatan, sebelah barat Pegunungan Andes. Gurun Atacama menempati wilayah seluas 105.000 km2 di Chili bagian utara, sebagian besar terdiri dari cekungan garam (salares), pasir, dan aliran lava felsik Pegunungan Andes.
NASA, National Geographic, dan beberapa media lainnya menyebut Gurun Atacama sebagai yang paling berbahaya di dunia. Alasannya karena Gurun Atacama sangat kering yang disebabkan bayangan hujan di sisi angin bawah Pegunungan Pantai Chili, serta lapisan inversi pesisir yang diciptakan oleh arus Humboldt dingin lepas pantai.
Selama hampir 500 tahun lamanya, Gurun Atacama tidak pernah menerima kucuran air hujan. Sejak tahun 2015 lalu, untuk pertama kalinya Gurun Atacama diterpa hujan dengan intensitas yang tinggi. Tidak ada makhluk hidup kelas tinggi yang hidup di wilayah Gurun Atacama, bahkan hanya terdapat 15 spesies mikroba yang mampu bertahan hidup.
Perubahan iklim bumi memberikan pengaruh banyak kepada Gurun Atacama. Sejak hujan pada tahun 2015 lalu, Gurun Atacama di Chile menjadi wilayah yang cukup basah dan sering mengalami banjir. Hujan di Gurun Atacama terjadi karena sejumlah besar awan dari Samudera Pasifik memasuki langit Chile setelah musim gugur terjadi.
Hujan di Gurun Atacama bukannya menghidupkan, justru membawa kematian pada satu-satunya makhluk hidup yang dapat bertahan. Sebanyak 15 mikroba yang hidup di Gurun Atacama berkurang menjadi dua hingga empat mikroba saja akibat hujan. Menurut para ilmuwan, kepunahan mikroba yang telah ada sejak 150 juta tahun lalu di Gurun Atacama menjadi peringatan tanda bahaya terkait perubahan iklim.
Beberapa tahun lalu, para arkeolog dikejutkan dengan penemuan kuburan masal yang berisi tulang belulang fosil paus purba di Gurun Atacama di Chile. Diketahui bahwa fosil tersebut berusia lebih dari 20.000 tahun dari lima periode yang berbeda. Kematian paus purba tersebut diduga terjadi saat wilayah Gurun Atacama masih terendam oleh lautan.
Penyebab kematian paus purba ini dikarenakan oleh bunga ganggang beracun yang termakan. Jasad paus yang mati tenggelam dan membusuk di dasar lautan. Saat terjadi pergerakan lempeng tektonik pada masa pembentukan daratan, dasar laut tempat kuburan paus purba mati ikut terangkat dan menjadi bagian dari kawasan negara Chile saat ini.