5 Alasan Backpackeran Naik Kereta Api Menjadi Pilihan untuk Piknik

SHARE :

Ditulis Oleh: Prameswari Mahendrati

Tubuh saya sudah sangat bersahabat dengan kondisi perjalanan yang macet dimnana-mana, dari perjalanan ke wilayah Jawa Barat hingga Jawa Timur, macetlah yang selalu menghadang dimanapun dan kapanpun saya berkendara, awalnya saya menfavoritkan perjalanan menggunakan motor dengan alasan lebih ekonomis dan fleksibel, tapi jika mengingat keadaan jalan yang begitu keras, saya pun lebih memilih alternatif kendaraan lain agar tidak “tua di jalan”.

Kemacetan yang rawan terjadi di beberapa titik jalan utama sebagian pulau Jawa menyebabkan beberapa orang malas untuk melakukan perjalanan jauh dan mencari aman untuk berdiam diri di kotanya masing-masing. Tidak jarang saya mendapat tolakan ketika mengajak beberapa teman untuk melakukan trip ke luar kota untuk berlibur dengan berbagai alasan seperti “lagi bokek”, “lagi banyak perbaikan jalan, macet”.

Ingat, tidak ada masalah tanpa solusi. Biasanya tidak jarang para backpacker menggunakan motor sebagai alat transportasi karena dipandang lebih ekonomis. Tapi, muncul kendala, yaitu macet, debu, perbaikan jalan, dan cuaca. Kalau timbul masalah baru, ingat tentang pernyataan bahwa tidak ada masalah tanpa solusi.

Kalau keadaan tidak dapat bersahabat, gunakanlah alat transportasi lain sebagai alternatif. Kita berada di negara dengan jenis transportasi umum yang begitu beragam, dari mulai ojeg, bajaj, mikrolet, kopaja, bus trans, bus patas, kereta, kapal, hingga pesawat. Kamu tinggal pilih mana alat transportasi yang kamu butuhkan. Di antara jenis-jenis transportasi jarak jauh, keretalah yang paling memungkinkan dan cocok untuk kita, para backpacker, kenapa? Ini alasannya;

1. Ramah di kantong

Bagi kamu yang memiliki budget terbatas, tidak usah panik dulu, masih ada solusi untuk sampai ke tempat tujuan. Kereta api di Indonesia memiliki harga tiket yang terjangkau dan beragam, dari kelas ekonomi, bisnis, hingga eksekutif. Kamu tinggal menyesuaikan kocek yang ada di kantongmu saja. Biasanya kelas ekonomi selalu laris manis diserbu oleh backpacker karena harganya yang ramah di kantong, kamu tidak perlu merogoh mencapai nominal Rp 100 ribu, kuran dari nominal itu maka kamu bisa menikmati perjalanan menuju tempat tujuan.

2. Cepat, aman, nyaman, dan praktis

Kecepatan kereta tak usah ditanyakan, setelah bertanya dengan petugas kereta ketika saya sedang menelusuri gerbong, ternyata transportasi darat ini berjalan dengan kecepatan rata-rata kurang lebih ±100 km/h, terbebas dari macet. Untuk masalah kenyamanan, jangan ditanya, kelas ekonomi sekarang sudah ber-AC dan sistem 1 orang 1 bangku, jadi kamu tidak perlu cemas bakal kepanasan atau berdesakan untuk berebut kursi.

Pemeriksaan identitas dari stasiun hingga di dalam kereta lebih praktis dan tidak ribet. Saya hanya perlu menunjukan tiket dan E-KTP di peron, dan saya bisa masuk ke dalam stasiun lalu naik ke dalam kereta. Dalam kereta, petugas akan kembali memeriksa tiket, saya kembali mengeluarkan tiket beserta E-KTP, petugas akan memverivikasi id, selesai, sayapun kembali bersantai.

3. Bebas

Saya termasuk orang yang tidak betah duduk berlama-lama di tempat yang sama. Biasanya, ketika saya bosan duduk, saya akan berjalan-jalan mengintari gerbong-gerbong dan sesekali berjalan ke gerbor restorasi hanya sekedar melihat-lihat.

Perlu dicatat, harga makanan di dalam kereta akan membuatmu syok ringan, sebaiknya kamu membawa bekal makanan.

Meskipun bebas melakukan apapun, tetapi manajemen kereta api tetap memiliki aturan-aturan, seperti tidak boleh merokok di dalam gerbong dan dilarang berdiri dan mengeluarkan tangan di area sambungan kereta.

4. Lebih mudah berteman

Iklim di kereta api, terutama ekonomi lebih heterogen atau beragam. Berhubung di dalam kereta saya bebas berjalan-jalan sesuka hati, saya banyak menjumpai berbagai macam backpacker dari berbagai penjuru daerah dengan tujuan beragam. Saya pun berkenalan dengan beberapa backpacker, kami saling sharing dan bertukar informasi tentang lokasi yang hendak dituju. Tanpa canggung layaknya teman yang sudah saling kenal lama, kami saling bertukar akun sosmed untuk memperluas jaringan dan saling bersilaturahmi di lain waktu.

5.  Pemandangan yang tak biasa

Trayek yang dilalui kereta biasanya terletak di pinggiran kota, sehingga bukan pemandangan perkotaan yang hanya itu-itu saja yang saya lihat, tetapi suasana pedesaan, sawah, rumah-rumah penduduk, dan alas roban, sehingga apa yang kita lihat lebih natural, pemandangan yang Indonesia banget. Di lintasan jalur utara, kamu bisa bersiap-siap melihat pemandangan laut di sekitar stasiun Plabuan, daerah Batang. Jika kamu dari arah barat, laut akan tampak sangat jelas di bagian sisi jendela kiri.

Itulah mengapa saya begitu jatuh cinta memilih kereta sebagai transportasi alternatif perjalanan saya ke beberapa tujuan. Seandainya penggunaan transportasi ini bisa semaksimal di Jepang, di mana masyarakat memiliki minat yang tinggi sehingga kemacetan lalu lintas di jalan raya minimal dapat diminimalisir dan perusahaan perkeretaapian dapat meningkatkan mutu dan kualitasnya sesuai dengan pilarnya, “Keselamatan, Ketepatan waktu, Pelayanan dan Kenyamanan”.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU