Kota pelajar, kota budaya, kota gudeg, kota seniman. Itulah sederet julukan untuk kota Yogyakarta. Tak hanya terkenal akan budayanya saja, kota wisata ini juga menyimpan banyak keindahan alam yang menarik untuk dijelajahi. Satu di antaranya adalah wisata pantai.
Gugusan karang, pasir putih yang luas serta senja yang menawan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Terlepas dari image mistis pantai selatan, siapa sangka pantai-pantai sepanjang Gunung Kidul ini ternyata menyimpan potensi lain.
Bagi anda pecinta tantangan, dan ingin mencoba hal-hal baru, surfing dapat menjadi salah satu pilihan. Menaklukkan ombak layaknya penguasa lautan, dan berdiri gagah di atas papan selancar. Bagi anda yang ingin mencoba surfing, tak perlu jauh-jauh pergi ke Bali atau luar negeri. Karena di Jogjakarta, terdapat sederet pantai yang cocok untuk melakukan olahraga air ini.
Berikut daftar pantai di Yogyakarta yang cocok untuk berselancar :
Menurut para ‘pemburu ombak’, pantai Wediombo merupakan spot terbaik untuk surfing di Yogyakarta. Selain menawarkan panorama yang menawan, pantai yang jernih untuk snorkeling, pantai ini juga memiliki ombak yang stabil sehingga cocok untuk surfing.
Dari kota Yogyakarta, jarak yang ditempuh sekitar 80 kilometer, atau sekitar 2 jam perjalanan. Tiket masuk pantai ini pun tergolong murah. Dengan merogoh kocek Rp 10.000, anda sudah bisa menikmati keindahan pantai Wediombo, Watulumbung, Nampu, Jungwok, dan Sedahan. Bagi anda yang ingin mencoba ataupun belajar berselancar, terdapat komunitas selancar WOSS (Wedi Ombo Surfing Society) yang siap siaga di lokasi. Selama 1.5 jam, anda akan belajar dan praktek langsung. Dengan biaya Rp 100.000 anda sudah bisa menjajal salah satu olahraga air ini. Biaya sudah termasuk papan selancar, jasa pemandu, serta foto. Bagaimana Phinners? Tertarik mencobanya?
Tak hanya memiliki garis pantai yang indah, pantai ini juga sangat direkomendasikan oleh para surfer internasional untuk melakukan surfing. Pantai ini menawarkan ombak menantang yang cocok untuk para surfer profesional. Jadi, pantai ini memang tidak disarankan untuk para pemula. Tiket masuk menuju pantai cukup ramah di kantong. Cukup dengan membayar Rp 10.000, anda sudah bisa mengunjungi pantai Krakal, pantai Baron, hingga Kukup. Jika anda tertarik untuk mencoba surfing di pantai ini, jangan lupa membawa papan selancar sendiri ya Phinners! Karena di pantai ini tak ada tempat persewaan papan selancar.
Tak jauh dari pantai Krakal, pantai Ngandong dapat ditempuh dengan 4 menit perjalanan menggunakan motor. Pantainya yang jernih serta bibir pantai yang menawan, pantai Ngandong menjadi salah satu destinasi wisata favorit para pengunjung. Jangan lupakan ombaknya yang tenang, siap mengundang para surfer untuk memulai eksplorasinya. Dengan ombak sedang, pantai ini cocok bagi para pemula untuk memulai surfing. Di pantai ini, juga terdapat surfer lokal yang bisa menjadi pemandu surfing. Untuk masuk ke pantai ini, pengunjung hanya dikenakan retribusi Rp 10.000.
Mendengar kata Parangtritis, mungkin image pertama yang terbesit dalam benak kita adalah Nyai Roro Kidul sang penjaga pantai selatan. Namun terlepas dari image mistis tersebut, pantai Parangtritis adalah salah satu yang terbaik untuk berselancar. Pada musim tertentu, ombak di pantai Parangtritis tergolong ‘aman’ untuk melakukan selancar. Kondisi ombak laut selatan Bantul memang kerap tak bersahabat. Kondisi ombak yang moody, arus balik yang kuat, serta palung yang dalam kadang menjadi kendala bagi para surfer. Namun, tantangan menaklukan ombak ini memiliki sensasi tersendiri bagi para surfer profesional.
Biaya masuk pantai parangtritis pun tergolong murah, cukup membayar retribusi Rp 7500, anda sudah bisa mengunjungi Parangtritis dan sederet pantai tetangganya.