Liburan ke Bromo di Musim Hujan? Perhatikan 6 Hal Ini Terlebih Dulu

Liburan ke Bromo di musim hujan jalanan yang biasanya berdebu akan menjadi kubangan lumpur bercampur pasir yang menyulitkan perjalanan.

SHARE :

Ditulis Oleh: Wike Sulistiarmi

Liburan ke Bromo di musim hujan? Kenapa tidak. Kecantikan Gunung Bromo di musim hujan pun tetap memesona bila kamu memerhatikan beberapa hal penting berikut ini.

Baca juga: Bukit Mentigen, Spot Alternatif Menikmati Mentari Terbit di Gunung Bromo

1. Jika membawa kendaraan motor sendiri, pilih motor trail

Memutuskan liburan ke Bromo di musim hujan berarti harus siap dengan konsekuensinya. Jalanan yang licin atau pun kubangan lumpur berpasir akan Kamu jumpai sepanjang perjalanan.

Jika Kamu membawa kendaraan sendiri, sebaiknya pilihlah motor trail. Hindari motor matic ya karena perjalanan cukup lama dari Desa Tumpang Malang ke area Bromo sekitar 60 menit.

Berhati-hatilah, karena perjalanan biasannya dilakukan para pesepeda motor saat sepertiga malam untuk mengejar terbitnya matahari. Saat malam, jalanan akan sedikit kabur karena minimnya cahaya dan kabut.

Sangat disarankan untuk naik jeep saja agar lebih aman, tapi Kamu harus merogoh kocek lagi.

2. Waktu terbaik mengitari kawasan Bromo adalah saat pagi hingga sore hari

Saat liburan ke Bromo di musim hujan hindari mengendarai motor matic. Foto oleh Echi/Phinemo

Tidak disarankan untuk ke Bromo pada saat malam hari karena Kamu tidak bisa melihat kecantikan Bromo saat gelap.

Saat siang Kamu bisa berkeliling melihat padang pasir, padang rumput hingga bukit teletubies yang seringkali menjadi background foto para traveler.

Traveler juga bisa menyaksikan pegunungan yang mengelilingi Bromo ketika terang meskipun kadang terdapat kabut tipis.

3. Lebih aman sewa mobil offroad

Untuk Kamu yang ingin lebih aman berkeliling Bromo lebih baik menyewa mobil kepada masyarakat Tengger. Biayanya sekitar Rp500 ribu hingga Rp1,5 juta tergantung rute dan destinasi yang dipilih per hari nya.

Jika tujuan traveler ke Penanjakan 1 di daerah Wonokitri, lebih baik menggunakan mobil offroad untuk alasan keamanan karena jarak tempuh yang lumayan jauh dibanding Penanjakan 2 dan 3.

4. Penanjakan 3 adalah tempat terbaik menyaksikan pemandangan kawasan Bromo dengan akses yang lebih mudah dari yang lain

Jangan lupa untuk datang di Penanjakan 3 dan melihat view terbaik Bromo dengan pemandangan hamparan pemandangan cantik kawah Bromo yang masih mengepulkan asap, Gunung Bathok dan Gunung Semeru.

Meskipun kata orang Penanjakan 3 pemandangannya tak sebaik Penanjakan 1 tapi di sini gak kalah cantik kok. Karena di Penanjakan 3 ini traveler bisa lebih mempersingkat waktu perjalanan dengan akses yang paling mudah.

Baca juga: Gaya Liburan Julie Estelle di Lokasi Syuting Film Pasir Berbisik, Bromo

5. Jika cuaca tidak mendukung, menginap di Desa Ngadisari bisa jadi solusi

Foto/bromoguide.com

Desa Ngadisari menyediakan penginapan berkisar Rp150 ribu hingga Rp1,5 juta per malam tergantung fasilitas dan pemandangan yang ditawarkan.

Di sini juga terdapat tempat makan hits Seruni View yang bisa menghangatkan seperti Nasi Rawon dan Soto Ayam yang harganya sesuai kantong. Kamu juga bisa melihat pemandangan cantik dari tempat makan ini.

6. Bawa payung dan kenakan sepatu atau pun sandal gunung

Yang terpenting saat liburan ke Bromo di musim hujan yaitu membawa payung. Biar nggak basah lebih baik sedia payung sebelum hujan. Lebih bagus bawa jas hujan plastik.

Nah, menyoal alas kaki, sebaiknya jangan mengenakan sepatu keds. Sandal atau pun sepatu gunung bisa jadi pilihan yang tepat. Atau kamu pun bisa mengenakan alas kaki berbahan plastik. Yang tak boleh terlewatkan, bawa juga kaus kaki, sarung tangan, kupluk, dan pakaian hangat agar perjalanan lebih nyaman.

Selamat traveling!

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU