Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Indonesia mengadakan agenda Sales Mission (SM) di Hotel Kimberly Hongkong, Kamis (14/12). Dari agenda ini muncul sebuah kesimpulan bahwa Labuan Bajo sukses menarik hati para tour & travel di Hong Kong. Hal ini dibuktikan dengan larisnya penjualan paket perjalanan ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
VITO atau Visit Tourism Office Kemenpar yang ada di Hong Kong menjelaskan bahwa Labuan Bajo begitu menarik karena keeksotisan Pulau Komodo. Tak lepas juga pengaruh kepopuleran Komodo yang ternyata sangat terkenal di sana.
Acara Sales Misson sendiri sebenarnya mirip dengan travelmart. Di mana pihak seller (asal Indonesia) menawarkan berbagai paket perjalanan ke Indonesia yang akan dibeli oleh buyer. Buyer di sini merupakan para pelaku wisata termasuk tour travel dan tour operator di Hong Kong. Dalam agenda SM yangbaru saja dilakukan di Hong Kong hadir setidaknya 72 buyer yang dilayani oleh enam seller dari Indonesia.
Vinsensius Jemadu atau sering dipanggil VJ, Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pasar Asia Pasifik berharap besar agar seluruh pelaku wisata di Labuan Bajo bersiap dengan serbuan wisatawan mancanegara yang mungkin akan terjadi di waktu mendatang.
“Sesuai arahan bapak Menteri Pariwisata Arief Yahya semua harus diajak melihat benchmark atau tolak ukur top kelas dunia. Kita harus bisa menyambut wisatawan di Labuan Bajo dengan pelayanan kelas dunia. Para industri juga bisa menawarkan paket yang membuat semua senang dan nyaman. Sebab, mereka mengharapkan ekspektasi yang luar biasa juga karena sangat ingin tahu Labuan Bajo,” ujar VJ.
Tak hanya di Labuan Bajo saja, wisatawan luar juga bisa diarahkan untuk menjelajah destinasi lain yang tak kalah menakjubkan di NTT. Seperti misalnya Wae Rebo, Ende dengan pesona Danau Kelimutu, Alor, Larantuka, Komodo, Rinca, dan deretan pulau lainnya.
Selanjutnya untuk urusan transportasi, rencananya Bandara Komodo akan diubah status menjadi bandara internasional. Sehingga nantinya pesawat dari luar negeri bisalangsung mendarat di Bandara Komodo ini. tentunya sebelum hal ini terjadi maka dibutuhkan adanya perpanjangan dan pelebaran landasan.
Begitu pun dari sektor akomodasi perhotelan. Untuk bisa menerima lebih banyak wisatawan tentunya dibutuhkan juga penambahan daya tampung kamar hotel dan resort. Dengan target kunjungan wisman ke NTT di tahun 2019 sebesar 500ribu orang, maka perlu adanya penambahan pembangunan hotel dan resort.
Maka tak hanya konsen terhadap peningkatan jumlah wisatawan, namun pemerintah juga seharusnya sudah mempersiapkan segala hal untuk menyambut mereka. Mulai dari atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Tanpa ketiga hal ini rasanya mustahil wisata Indonesia bisa benar-benar maju.