Dalam rangka memperingati ta’sis (ulang tahun) Masjid Menara Kudus, Pemerintah Kabupaten Kudus pada tanggal 24-25 Maret 2019 kemarin, diadakan pagelaran terbang kolosal. Pagelaran ini menampilkan terbang papat yang merupakan kesenian khas Kudus di halaman utama Masjid Menara Kudus.
Rangkaian acara diawali dengan pembukaan ta’sis pada 24 maret 2019 pukul 10.00 WIB. Selanjutnya pada malam senin diadakan pagelaran terbang kolosal yang dimeriahkan oleh kelompok hadroh yang telah mendaftar.
Pagelaran terbang kolosal diikuti oleh 19 kelompok dari desa-desa sekitar Menara Kudus. Dilansir dari MuriaNewsCom, salah satu panitia, Sukron menuturkan ada 13 desa yang mengirimkan wakilnya dalam pagelaran ini. Yakni Desa Kauman, Langgardalem 3 kelompok, Demaan 2 kelompok, Demangan 2 kelompok, Sunggingan 3 kelompok, Pasuruan, Singocandi, Peganjaran, Prambatan Lor, Panjunan Kulon, Purwosari 2 kelompok, Janggalan, dan satu lagi dari Tritis, Kecamatan Nalumsari, Jepara.
Sebanyak 19 kelompok bermain secara serentak dengan menampilkan tujuh buah lagu dalam pagelaran ini. Lagu-lagu tersebut merupakan syair-syair yang ada dalam kitab Barzanji. Selain itu juga ditampilkan teatrikal dan lantunan mocopat karya Sunan Kudus yang berjudul Maskumambang oleh Ki Dalang Sulardi dari kelompok Permadani.
Pada malam 24 Maret 2019 diadakan Jagong Gusjigang dengan tema Banyu Panguripan, Urip dan Urup di Gedung Menara. Banyu Panguripan adalah air yang diambil dari 50 sumber mata air di Kabupaten Kudus. Banyu Panguripan menjadi salah satu ajaran dari Sunan Kudus yang dapat dijumpai pada artefak-artefak di Menara Kudus.
Esok hari pukul 13.00 WIB tanggal 25 Maret 2019 Banyu Panguripan kemudian di arak dari Alun-alun Kudus menuju Masjid Menara Kudus. Festival hadrah oleh kelompok hadrah peemenang akan menjadi puncak sekaligus menutup acara pagelaran terbang kolosal.
