Gathering Susan Spa and Resort bersama media, Dinas Pariwisata, ASPPI (Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia), dan Komunitas Balangga Kab. Semarang berlangsung mesra. Selama dua hari, mulai dari tanggal 20 hingga 21 Maret seluruh peserta melakukan serangkaian acara yang telah disiapkan panitia.
Anggota Travel Agen, Komunitas Banggala, dan Media.Foto oleh Echi / Phinemo
Selasa (20/3), sekitar pukul 12 siang, para peserta mulai berdatangan dan mengisi buku hadir. Awalnya, peserta yang datang seolah tak saling kenal. Masih duduk dengan sendiri-sendirinya. Maklum, belum berkenalan.
Lalu, pada pukul 3 sore, semua peserta diajak masuk ke area meeting room. Di sana, panita gathering Susan Spa and Resort memaparkan tujuan diselenggarakan gathering dan mulai memperkenalkan tentang Susan Spa and Resort.
Meski seluruh peserta sudah mengenal Susan Spa & Resort sebelum event ini, namun kurang nendang kalau hanya tahu luarnya saja. Maka, sore itu juga usai pemaparan para panitia, seluruh peserta gathering diajak untuk berkeliling meniliki setiap sudut Susan Spa and Resort atau hotel tour istilah kerennya.
Menarik. Semua peserta bisa melihat lebih dekat ruang kamar. Mulai dari Grand Suite room yang kerap digunakan honeymoon hingga Presidential Family Suite Room, kamar paling mewah seharga 4-5 jutaan rupiah.
Setiap interior ruang memang didesain secara apik. Properti dan aksesoris di dalam kamar pun tak sembarang dipilih. Semua disesuaikan dengan konsep arsitektur Susan Spa and Resort, Eropa klasik.
Tak hanya terpukau dengan segala isian di dalam kamar, pemandangan indah 9 gunung dan rawa pening yang mengitari Susan Spa and Resort pun memukau setiap mata. Tak sedikit dari peserta gathering yang berhenti untuk berfoto dengan berbagai gaya.
Namun, dari ke semua rangkaian acara gathering Susan Spa and Resort, bukan sesi hotel tour yang sanggup melelehkan suasana. Gala dinner dengan kostum ada Jawa kuno lah yang menjadi pemicunya.
Malam itu, semua peserta berkumpul di area lengkung yang menghadap tepat ke arah kapel La Kana yang fenomenal itu. Biasanya, area ini dimanfaatkan sebagai tempat jamuan makan untuk acara pernikahan di kapel La Kana.
Semua orang berdandan maksimal dengan kostum yang sudah dipersiapkan. Para wanita tampak anggun dan memesona dengan kebaya jawa, sedang para peserta pria terlihat “Jawani” dengan baju lurik atau beskapnya.
Ketika peserta datang ke area lengkung, berbagai makanan sudah tersaji. Karena konsep gathering Susan Spa and Resort kala itu adalah tradisional jawa, maka menu makanan yang disajikan pun ikut menyesuaikan konsepnya. Nasi gudeg, sambal ati, wedang ronde, jagung bakar, bakso yang tertata di atas meja memanjang terlihat menggiurkan.
Namun, dari ke semua menu itu, ada satu sajian yang membuat mulut setiap orang terus mengecap ingin segera mencicipi. Sego Judes (nasi judes) begitulah nama yang tertulis pada label mejanya. Dari namanya, menu makanan ini pasti bercita rasa pedas.
Sego judes memiliki berbagai varian menu, dua di antaranya adalah sego judes sambal matah dan sego judes cangkalang. Meski tergolong menu tradisional, tetapi sedikit sentuhan lelehan keju di atasnya membuat menu kuliner ini menjadi perpaduan sempurna antara makanan tradisional dan kekinian.
Makanan memang mampu meleburkan suasana. Dari yang belum kenal, menjadi sangat akrab setelah satu meja dan makan bersama. Termasuk kedekatan antara ke semua peserta gathering Susan Spa and Resort.
Kepala Dinas Pariwisata Kab. Semarang, Dewi Pramuningsih. Foto oleh Echi / Phinemo
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, Dewi Pramuningsih pun tampak tak canggung membaur di antara para peserta lainnya. Wanita cantik ini makin anggun dengan balutan kebaya merah terangnya.
Setelah berbincang dengan Phinemo terkait event yang berlangsung ini, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang mengaku event semacam ini menjadi salah satu cara terbaik untuk mempromosikan pariwisata Kabupaten Semarang;
” Positif sekali, gathering Susan Spa and Resort ini bisa menjadi ajang untuk memperkenalkan Susan Spa sendiri, bisa saling komunikasi, saling kerjasama, antara travel blogger, media. Event ini juga bagian dari promosi pariwisata Kabupaten Semarang,” kata Dewi Pramuningsih,
Hingga akhirnya, malam gala dinner menjadi lebih mesra di mana Dewi Pramuningsih menyanyikan sebuah lagu. Ya, musik dan lagu pun makin meleburkan suasana. Semua peserta terlihat berbahagia.
Ditambah lagi ketika entertainer acara malam itu mengajak seluruh peserta untuk berdiri dan berdansa. Memang bukan lagu klasik untuk berdansa layaknya kebiasaan orang-orang benua biru, tapi musik rakyat yang merekatkan hubungan tanpa jeda, dangdut.
Lagu-lagu pedangdut yang tengah naik daun dan kerap dibawakan Via Vallen atau Nella Kharisma memecah suasana malam itu. Bernyanyi dan menari. Hari pertama gathering Susan Spa and Resort ditutup dengan mesra.
Pagi usai gala dinner yang menggelora, seluruh peserta berkumpul di tengah Taman Eden Susan Spa and Resort. Taman luas dengan rumput hijau bersih ini akan dijadikan tempat senam dan melakukan mini outbound bersama. Pemandangan pegunungan dan pohon-pohon hijau yang mengitari makin menambah semangat. Di mana lagi menemukan taman senyaman ini kalau tidak di daerah pegunungan sementara pusat kota sudah penuh sesak kendaraan.
Kebersamaan dan kedekatan antar peserta yang sudah terjalin saat gala dinner makin rekat dengan berbagai lomba yang telah disiapkan panitia. Ada tiga lomba yang diikuti oleh 2 kelompok yang masing-masing berjumlah 13 orang. Kala itu, semua peserta begitu semangat untuk memenangkan lomba. Karena yang namanya lomba pasti identik dengan hadiah. Dan momen senam dan outbound bersama jadi tempat untuk berbagi hadiah juga.
Tak hanya untuk pemenang lomba, panitia pun menyediakan hadiah undian doorprize untuk peserta. Hampir seluruh peserta peroleh hadiah-hadiah menarik. Namun, dari semua hadiah yang tersedia, bermalam di Grand Suite Room Susan Spa and Resort lah yang paling istimewa. Kamar yang khusus disiapkan untuk pasangan yang berbulan madu dilengkapi dengan jacuzzi dan ruang spa.
