Staycation adalah salah satu kegiatan memanjakan diri yang sekaligus jadi salah satu strategi untuk kabur dari rutinitas selain traveling. Saya sering menyebutnya “pindah kos”. Terkadang, karena budget buat traveling yang saya miliki mepet, maka jalan satu-satunya adalah staycation.
Staycation memang menyenangkan, tapi pernahkah Kamu mengalami beberapa kejadian buruk bahkan memalukan ketika staycation? Seperti pengalaman saya ini,
Setelah cek in di receptionist saya pun segera mendapatkan kunci kamar berupa kartu yang dibalut dengan kertas bertuliskan angka kamar. Tanpa babibu saya pun segera neloyor pergi, menuju lift. Bayangan kasur empuk sudah sudah menggerayangi otak saya dan segera ingin melemparkan tubuh ke kasur.
Setelah masuk ke dalam lift, sialnya tombol angka 5 tidak dapat dipencet. Saya pun keluar lagi, karena merasa ada yang aneh sama liftnya. Tak lama datanglah salah satu orang tamu hotel dan masuklah kami ke dalam lift tersebut. Naasnya dia hanya sampai lantai 3.
“Mbak itu kartunya di tempel dulu baru di pencet tombol 5.” Lelaki paruh baya itu mengajari saya bagaimana cara untuk naik ke lantai 5.
Setelah sudah mendapatkan informasi, saya pun segera mempraktekkan apa yang disarankan oleh lelaki tersebut. Tapi masih gagal juga! Dengan kesal, saya pun kembali ke receptionist untuk melaporkan hal tersebut. Ternyata, kartu tersebut belum di setting oleh petugas hotel tersebut. Ups, malunya!
Setelah berhasil membuka kunci, saya pun segera masuk ke dalam kamar yang gelap dan wangi. Merasa tak sabar saya pun menekan saklar yang saya raba-raba di dinding dekat pintu. Setelah saya menekannya, lampu tetap tidak bisa menyala, karena putus asa dan ingin segera istrirahat saya pun membiarkan lampu kamar mati.
Tak lama teman pejalan saya datang dan berkomentar dengan lantang “Kok kamar Kamu gelap sih?” Setengah tak peduli saya hanya menjawab “Entahlah.” Tak lama dia melakukan sesuatu dan tiba-tiba lampu kamar saya menyala dengan terangnya berserta ac dan televisi.
“Jelas aja listriknya nggak nyala, lah kartunya nggak di masukin!”Sontak dia pun tertawa sambil meledek.
Niatnya sih saya mau keluar lihat sunset, karena depan kamar saya adalah kaca transparan yang menunjukkan view sunset yang indah. Dengan pedenya saya keluar kamar dengan menutup pintu. Namun, ada kejadian janggal. Saya tidak berhasil membuka pintu. Lalu, saya mulai panik dan turun ke lobby untuk meminta bantuan petugas. Ternyata saya lupa menarik kartu yang berfungsi sebagai kunci tersebut.
“Lain kali jagan lupa lagi ya, mbak!” Nasehat petugas hotel tersebut membuat saya tersenyum kecut.
Ini adalah bagian ternorak yang pernah saya alami. Saya adalah orang terparno yang ada di dunia ini! Dikit-dikit selalu merasa horor. Saya merasa kaget sejadi-jadinya ketika magrib tiba, di kamar saya terdengar suara orang membaca Al-Quran.
Setelah beberapa saat, saya baru tersadar bahwa saya menginap di hotel syariah.
Ketika Kamu tak ingin kamarmu dibersihkan oleh petugas hotel maka jangan letakkan tulisan tersebut tergantung di handle pintu bagian luar. Saat saya sedang ke luar kamar, saya terkejut ketika mendapati dua orang petugas hotel berada di dalam kamar saya sedang membersihkan kamar dan kamar mandi.
Saya terkejut bukan karena dua orang petugas yang sedang membereskan kamar. Tapi yang saya terkejut lantaran di kamar mandi ada beberapa celana dalam yang belum dibereskan. Oh tidak!
Sebelum Kamu mengunakan kamar mandi, sebaiknya Kamu mengenali panel-panel yang ada di kamar mandi. Seperti yang pernah saya alami di Singapura, saya tidak tahu bagaimana caranya menghidupkan keran air panas dan pada akhirnya saya mandi dengan air dingin.
Ketika saya pergi ke Vietnam saya memesan kamar hotel yang sesuai dengan bedget saya. Bukan hotel berbintang. Lucunya ketika saya melemparkan tubuh saya ke atas kasur yang nampak empuk itu tiba-tiba kasur tersebut berbunyi “Cit-cit” karena penasaran saya mencoba menggenjot kasur dengan lebih keras, dan suara tersebut pun makin keras terdengar. Merasa aneh dengan insiden itu saya dan ketiga teman saya tertawa tiada henti.
Dengan wajah gusar saya menerobos lobby dan menuju ke kamar untuk mengambi ransel. Malam itu saya buru-buru menuju stasiun untuk pergi ke Jakarta. Di luar sudah tersedia dua mobil yang siap mengantar saya. Tanpa bertanya saya langsung masuk ke dalam salah satu mobil hotel tersebut. Saya pun meminta driver segera menyalakan mesin setelah mengucapkan selamat malam. Rupanya dia menyadari bahwa saya sedang terburu-buru.
Pada saat dijalan, saya baru sadar bahwa saya naik mobil yang salah karena sang driver salah menyebutkan nama saya dan nomor kamar saya. Ternyata mobil hotel yang saya pesan sudah dipakai orang lantaran terlalu lama menunggu saya.
***
Dari beberapa pengalaman diatas mana nih yang pernah Kamu alami? Hayo ngaku!