Perkembangan teknologi digital yang sangat pesat membuat kamera di smartphone menjadi semakin canggih, bahkan sekarang kecanggihannya dikabarkan dapat menyaingi kamera digital profesional. Sontak hal ini memberikan imbas buruk kepada perusahaan kamera digital, meskipun sebenarnya diklaim menjangkau pasar yang berbeda.
Beberapa vendor bahkan menyebutkan bahwa kamera smartphone dapat menghasilkan gambar dengan kualitas yang sama layaknya kamera digital single-lens reflex (DSLR). Benarkah demikian? Merry Harun selaku Canon Division Director PT Datascript menepis pernyataan ini. Menurut Merry, kamera smartphone tetap tidak sebanding dengan DSLR karena untuk mengambil gambar bukan hanya tentang lensa saja, tetapi juga prosesor dan fitur pendukung lainnya.
Namun tidak bisa dipungkiri, penjualan kamera digital tetap terkena dampaknya. Canon misalnya, penjualan produk-produknya di Indonesia terus mengalami penurunan. Pada tahun 2012, Canon mampu menjual 1.4 juta unit. Kemudian turun menjadi 1.3 juta unit pada 2013, dan 1.2 juta unit pada 2014. Angka penjualan yang terus menurun ini disebabkan oleh pasar kamera digital yang terus digerus smartphone.
Sebelum DSLR, kamera saku atau poket (point and shot camera) lebih dulu tersingkir dari pasaran karena kamera smartphone. Bersamaan dengan kehadiran smartphone yang semakin masif sejak tahun 2010, penjulan kamera saku turun drastis 17% dari tahun sebelumnya. Hingga tahun 2016, jumlah kamera saku yang terjual di dunia hanya 12 juta unit saja. Hal ini membuat produsen seperti Fujifilm dan Olympus meghentikan produksi kamera poket murah (low-end) karena sudah tidak laku.
Awal mula dari pembunuhan pasar kamera digital oleh Smarthone dimulai pada tahun 2015, saat suksesnya kampanye iklan bertajuk “Shot on an iPhone” oleh Apple. Iklan ini menempatkan kamera iPhone sebagai alat paling sempurna untuk mengabadikan momen yang selanjutnya dibagikan melalui media sosial Instagram. Akibat kampanye ini, secara konsisten penjualan kamera digital terus mengalami penurunan secara konsisten di seluruh dunia, terutama kamera DSLR.
Kamera smartphone lebih disukai oleh generasi saat ini karena value, kamera smartphone semakin canggih dapat menghasilkan gambar yang setara dengan DSLR. Kualitas ini diperoleh dengan harga yang jauh lebih terjangkau daripada kamera DSLR. Selain itu, kamera DSLR yang harus gonta-ganti lensa cukup memberatkan dan merepotkan. Kamera smartphone sangat cocok dibawa kemanapun karena menawarkan mobilitas yang tak tertandingi oleh kamera digital seperti DSLR.
Generasi saat ini ingin mengabadikan setiap momen hidupnya kapanpun dan dimanapun, tanpa harus direncanakan atau diagendakan. Sedangkan hampir setiap saat, orang-orang membawa smartphone di saku. Alasan terakhir adalah, perubahan perilaku photography become social. Dulu orang mengambil gambar untuk dicetak kemudian diletakkan di album foto, sedangkan sekarang gambar diambil untuk dibagikan di sosial media.
Kamera smartphone hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang gemar mengunggah berbagai momen kehidupannya ke media sosial. Kamera smartphone tidak akan cukup untuk keperluan profesional seperti fotografer atau pehobi foto. Meskipun tidak banyak, kamera digital untuk hal ini tentu akan tetap menjadi unggulan.