Tiap bertemu teman yang baru saja pulang berlibur saya harus segera menyiapkan satu toples penuh cemilan dan secangkir kopi susu panas untuk mendengarkan ceritanya. Seperti saat memenuhi janji bertemu Dian di cafe untuk mendengar cerita perjalanannya di Spanyol, suatu negara yang menurutnya mendapat berkah Tuhan karena semua pria di sana nampak sangat tampan baginya.
Atau cerita saat seorang kawan baru pulang mendaki Gunung Slamet di Jawa Tengah dan diganggu makhluk tak kasat mata di pos 4, pos terlarang untuk mendirikan tenda bagi penduduk lokal karena dianggap keramat. Saat tengah malam ia ingin buang air kecil tiba-tiba muncul sosok wanita bergau putih melayang mendekatinya.
Selalu ada cerita menarik di balik sebuah perjalanan, bahkan dalam perjalanan dengan destinasi yang tak terlalu ‘wow‘ sekalipun. Sayangnya, dari sekian banyak pengalaman mendengarkan teman yang baru saja pulang dari perjalanannya, tak banyak dari mereka yang menuliskannya.
Amat disayangkan bukan, berbagai pengalaman unik dan menarik selama perjalanan dibiarkan menguap begitu saja, atau paling banter hanya di ceritakan pada teman-teman terdekat? Salah satu alasan klise beberapa teman yang saya tanya mengapa tak coba menuliskannya cerita perjalanannya di blog atau mengirimkannya ke media adalah: bingung bagaimana memulai menulis.
Satu orang berkata,”mulailah dari membuat kerangka”, atau “mulailah dengan melihat foto-foto perjalananmu, bangun saja cerita dari kumpulan foto-foto itu”. Tentu ada banyak teknik bagaimana mengawali sebuah tulisan, namun saat saya ditanya, apa yang harus dilakukan untuk mengawali sebuah tulisan, saya akan menjawab tegas, “menulis”. Kamu akan menemukan ribuan teori menulis di luar sana, namun itu tak akan berarti apapun tanpa kamu mengawalinya dengan kalimat pertama. Tulis saja dulu apa yang terlintas di kepalamu, biarkan, tak perlu mengedit atau sembari mencari data di internet. Saat kamu menulis, lakukanlah hanya menulis. Saat selesai, kamu sadar bahwa kamu bisa memulainya. Perkara itu buruk atau bagus bukan masalah utama. Kamu akan mengetahui caranya nanti, bagaimana membuat tulisanmu agar enak dibaca orang lain. Satu langkah besar telah kamu ambil dengan membuat tulisan perjalanan pertamamu.
Setelah kamu mulai aktif menulis perjalanan, masalah-masalah berikutnya bermunculan.
“Mengapa saya tak pernah bisa membuat sebuah ‘lead’ bagus?”, “Bagaimana saya harus membuat akhir di tulisan perjalanan ini?”, “Mengapa saya sudah capai-capai menulis tapi tak banyak yang mampir ke blog saya dan membagikan tulisan yang ada di sana?”.
Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin muncul dalam benakmu.
Di Java Travel Journalism Class 2015 yang akan diselenggarakan di MesaStila Resort & Spa Magelang -percayalah, ini salah satu tempat terbaik untuk merasakan sensasi ‘Jawa’ yang sesungguhnya’- kamu akan mendapat kesempatan untuk menuntaskan semua kebingunganmu perihal penulisan perjalanan.
Di sini kita semua akan belajar mengembangkan ide-ide kreatif dalam penulisan perjalanan, serta belajar bagaimana membangun personal branding kita sebagai seorang penulis perjalanan.
Bagaimana membuat tulisan perjalanan dengan angle berbeda? Bagaimana agar tulisan perjalanan kita dibaca dan dibagikan banyak orang? Apa yang harus dilakukan penulis perjalanan di era digital ini? Semua pertanyaan tersebut akan kamu dapatkan jawabannya di sini.
Java Travel Journalism Class 2015 akan diikuti oleh 20 peserta yang akan bertemu langsung dengan expertise di bidang penulisan perjalanan, untuk bisa belajar, praktik, dan mengembangkan ide kreatif dalam penulisan perjalanan. Peserta adalah mereka yang aktif menulis cerita perjalanan di berbagai media, baik elektronik ( blog, media online ) maupun cetak ( majalah, koran, dll) juga sosial media.
Java Travel Journalism ini akan mendatangkan Windy Ariestanty (penulis buku “Life Traveler” dan konseptor serial buku “the Journeys”) dan Teguh Sudarisman (publisher dan editor in chief TGIF! Magazine & Kalstar in-Flight Magazine), sebagai mentor.
Silakan akses laman Java Travel Journalism Class untuk mendaftar, isi form pendaftaran dan submit. Setelah submit form pendaftaran nantinya kamu akan mendapat email dari kami yang berisi ketentuan bagaimana melakukan pembayaran. Kirimkan pad akami bukti pembayaran, dan kamu secara resmi telah terdaftar sebagai peserta JTJC 2015!
***
Java Travel Journalism Class 2015 membuka kesempatan luas bagimu untuk berkembang sebagai seorang penulis perjalanan di era digital ini, masih ragu untuk bergabung? Ayo segera daftarkan dirimu sebelum tanggal 12 Desember 2015!