Tulisan ini adalah obrolan santai dengan Santa Cicilia Sinabariba, seorang gadis asal suku Batak.
Jangan kaget jika suatu saat kita berbincang di sebuah cafe dan aku melihat hal lucu aku langsung tertawa keras. Bukan karena aku tak tahu sopan santun, tapi begitulah tabiatku. Aku seorang yang “lepas”, saat harus tertawa keras aku tak menahannya. Jika berhasil memikatku, kamu beruntung karena mendapat seorang teman hidup yang bisa kamu jadikan “partner in crime“.
Tak perlu macam-macam, bawakan lagu Sonang Do Hita Nadua dengan sebuah gitar, fals sedikit pun tak masalah. Aku akan langsung terpikat padamu.
Baca juga, alasan-alasan yang membuktikan bahwa wanita yang hobi jalan-jalan dan hobi bertualang sama sekali tak cocok untuk dijadikan pacar!
Bukan salahku, aku melihat karakter pria Batak dari bapakku, yang selalu bekerja keras pagi-malam, keras pada anak-anaknya demi kebaikan mereka, serta bukan seorang “yes-man“. Seorang pria adalah yang bisa berkata “tidak” jika tak sesuai dengan prinsipnya. Jika kamu-pun belum bisa tegas pada dirimu sendiri dengan tak mampu berdisiplin pada mimpi yang kamu tetapkan, tak malukah kamu menghadap bapakku nanti?
Orang tuaku tak mudah memberi restu pada pria yang aku pilih, apalagi jika kamu dari luar suku Batak. Namun kamu beruntung, aku akan mati-matian memperjuangkanmu.
Saat remaja, aku melihat kakak perempuanku sangat keras memperjuangkan pria pilihannya di depan orang tuaku, aku pikir, akupun akan melakukan hal yang sama nanti.
Baca ini, 7 alasan mengapa jangan pernah berkunjung ke Medan!
Posisi pria di masyarakat kami sangat dihormati. Pria akan diperlakukan sebagaimana harusnya kodrat seorang pria, yaitu pemimpin. Kamu tak akan mendengar jeritan-jeritanku memintamu mengganti popok, menjemur baju, atau mencuci piring. Bukan berarti aku suka pria pemalas, namun itu bukanlah tugas seorang pria. Aku dengan sukarela mengerjakan tugas-tugas itu karena aku tahu kamu telah bekerja begitu keras di luar sana. Aku akan menjadi seorang istri yang sukarela melayanimu. Aku tak akan pernah memintamu melakukan tugas rumah tangga, namun tak masalah jika kamu sukarela membantu tugas-tugasku, aku akan sangat senang dengan hal itu.
Aku sarankan, jika kamu berasal dari luar suku Batak dan bukan seorang yang memberi perhatian pada sesuatu yang berhubungan dengan adat, kamu harus segera mundur meminang wanita batak pujaanmu. Adat menempati posisi penting dalam tatanan masyarakatku.
Siapkah kamu membayar hepeng sinamot (uang mahar) pada orang tuaku dengan modal yang kamu miliki sekarang? Jangan kaget jika pernikahan kita batal karena para sesepuh adat tak setuju dengan hepeng sinamot yang ditawarkan. Adat pernikahan kami dikenal memiliki proses panjang dan rumit, siapkah kamu menjalaninya? Jika telah bergabung dengan keluarga besarku, siapkah kamu di tengah kesibukanmu ikhlas menjalani adat-adat yang berlaku di masyarakat kami?
Jika kamu adalah seorang yang merasa sebagai “pria modern” yang alergi dengan hal-hal berbau adat, silakan mundur.
Jika kamu berkata, ‘untuk apa zaman modern ini masih melakukan hal-hal seperti itu?’. Maaf, kami bukan golongan orang yang lupa “asal-usul” kami.