Festival Taman Nasional dan Taman Wisata Alam Digelar di Banyuwangi

Dalam festival ini, Menteri Siti Nurbaya juga ikut melepaskan beberapa satwa ke Taman Nasional Baluran, salah satunya adalah burung merak.

SHARE :

Ditulis Oleh: Faiz Abi

Festival Taman Nasional dan Taman Wisata Alam 2017. Sumber foto.

Festival Taman Nasional dan Taman Wisata Alam resmi digelar di Banyuwangi. Gelaran festival itu diresmikan oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Republik Indonesia, yaitu Darmin Nasution, Kamis (10/8). Festival ini berlangsung pada 11-13 Agustus 2017 bertempat di Gedung Seni Budaya, Blambangan, Banyuwangi. 

Peresmian festival ini dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Siti Nurbaya Bakar dan didampingi oleh Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas. Kegiatan yang dilakukan dalam festival ini antara lain pameran taman nasional, pemutaran film dokumenter taman nasional, gelar budaya, sepeda jelajah, dan kunjungan wilayah konservasi.

Melansir dari akun facebook resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Banyuwangi sendiri dipilih sebagai tempat festival ini karena Banyuwangi menjadi salah satu target destinasi minat khusus dan destinasi MICE (Meetings, Inventions, Conferences, dan Exhibitons) baru. KLHK ingin menyajikan potret Indonesia yang kaya akan potensi alamnya, seperti gunungnya yang banyak, garis pantainya yang panjang, bahkan budaya dan kulinernya yang beraneka ragam yang berpotensi dikembangkan menjadi wisata minat khusus. Selain Banyuwangi, Kemenpar juga sedang mengembangkan wisata laut di kawasan Sulawesi Utara, NTB, NTT, Jawa Timur, dan Papua Barat.

Festival perdana Kementerian Lingkungan Hidup

Festival Taman Nasional dan Taman Wisata Alam di Banyuwangi ini adalah festival perdana yang dilakukan KLHK untuk mendukung pariwisata di Indonesia. Festival ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendukung rencana strategis pemerintah mendatangkan 275 juta wisatawan nusantara dan 20 juta wisatawan mancanegara selama 2015-2019. 

Festival ini juga memberikan wadah bagi mereka pelaku usaha untuk melakukan perjalanan wisata minat khusus, pengembang pariwisata bidang perhotelan dan stakeholder lainnya untuk bertemu dengan pengelola Taman Nasional dan Taman Wisata Alam, dan mengembangkan investasi di wilayah sekitar taman nasional, sambil aktif melakukan gerakan konservasi. 

Diikuti 50 booth taman nasional

Banyak yang tertarik untuk mempromosikan taman nasional dalam festival ini. Tercatat ada 50 booth dari taman nasional yang ingin mempromosikan wisata alam yang dimilikinya. Beberapa taman nasional yang berpartisipasi antara lain Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Bromo Tengger Semeru, Ceremai, Merbabu, Kerinci Sablat, dan Karimun Jawa. 

Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK, Wiratno menambahkan bahwa festival ini sebagai puncak perayaan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) sekaligus sebagai ajang promosi dan pengembangan wisata taman nasional akan potensi fauna dan flora, serta budaya lokal masyarakat sekitar taman nasional.

“Festival ini kami harapkan mampu memperkenalkan dan mempromiskan wisata konservasi yang dimiliki Indonesia. Sekaligus menjadi jembatan dalam mengoptimalkan pemanfaatan fungsi taman nasional,” jelas Wiratno.

Pelepasan satwa ke Taman Nasional Baluran

Dalam festival ini, Menteri Siti Nurbaya juga ikut melepaskan beberapa satwa ke Taman Nasional Baluran, salah satunya adalah burung merak.

“Satwa dilindungi yang dilepasliarkan ini di antaranya merak hijau (pavo mutiacus), elang brontok (nisaetus cirrhatus) dan elang alap jambul (accipiter trivirgatus),” terang Siti seusai melepasliarkan satwa di HKAN 2017 di Kawasan Taman Nasional Baluran.

Satwa-satwa yang dilepas tersebut berasal dari hasil sitaan, dan penyerahan masyarakat yang sebelumnya direhabilitasi di Pusat Penyelamat Satwa (PPS) Bali.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU