Jika Kamu membuka halaman pencarian Google hari ini, Selasa (10/10), Kamu akan melihat sosok seorang pria yang tengah bermain ski. Siapakah dia?
Ternyata, Google Doodle hari ini merayakan hari kelahiran Fridtjof Nansen, seorang penjelajah dunia asal Norwegia. Fridtjof Nansen lahir 10 Oktober 1861 dan meninggal pada 13 Mei 1930 pada usia 68 tahun.
Coret-coretan kreatif di laman pencarian Google menampilkan gambar hitam putih yang mengambil inspirasi dari petualangan Fridtjof Nansen menuju kutub dengan ski.
Namanya mungkin tak sepopuler Columbus atau Vasco da Gama, tapi tetap banyak hal spektakuler yang telah Fridtjof Nansen berhasil ukir.
Berikut fakta Fridtjof Nansen yang belum banyak orang tahu:
Fridtjof Nansen adalah seorang petualang sejak usia muda. Sejak usia 2 tahun, Nansen sudah bermain ski menggunakan alat bantu. Kemudian pada usia 10 tahun, Nansen kecil didorong orangtuanya untuk melakukan lompat ski di dekat instalasi Huseby. Ia menjadi pemain ski handal dan peselancar es tingkat tinggi. Pada usia 18 tahun, Nansen berhasil memecahkan rekor selancar satu mil (1.6 km).
Pada tahun 1888, dia menjadi orang pertama yang memimpin sebuah ekspedisi melintasi daratan Greenland yang tertutup salju.
Hobinya bertualang, membawa Nansen mempelajari zoologi lebih dalam hingga meraih gelar doktor bidang zoologi dari Royal Frederick University di Oslo, Norwegia. Ia terkenal memiliki otak brilian dan menjadi akademisi terbaik di bidangnya. Kemampuan tersebut banyak membantunya dalam eksplorasi kutub di kemudian hari.
Nansen tak betah hanya berada di ruangan hingga akhirnya memutuskan untuk kembali berkelana.
Fridtjof Nansen dikenal sebagai orang yang gagal, namun kegagalan Nansen dianggap sangat berjasa bagi orang lain di kemudian hari.
Pada akhir abad ke-19, wacana eksplorasi Kutub Utara menjadi isu hangat. Hal itu juga menarik perhatian Nansen muda. Pada 1893, Nansen memimpin ekspedisi untuk menjadi orang pertama yang berhasil mencapai Kutub Utara.
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Ekspedisi tersebut gagal mencapai tujuan, namun expedisi Fridtjof Nansen tercatat dalam sejarah sebagai perjalanan paling ke utara ke arah kutub pada masa itu. Pengalaman dan inovasi perlengkapan Nansen jadi acuan generasi-generasi berikutnya yang berniat mencapai Kutub Utara atau Selatan.
Selain ketertarikannya dalam eksplorasi, Nansen dikenal sebagai seorang yang humanis. Pada dekade ke-2 abad 20, Nansen iba melihat nasib para pengungsi perang. Ia berinisiatif mengadakan konferensi internasional di Jenewa, Swiss, untuk membuat sebuah dokumen perjalanan bagi pengungsi yang tidak punya kewarganegaraan agar bisa diterima di negara lain.
Dokumen itulah yang dikenal dengan nama ‘Nansen Passport’. Nansen berhasil membuat paspor ini diakui oleh 52 negara. Sebanyak 450.000 Nansen Passport langsung dibagikan ke pengungsi.
Kini, Nansen Passport memang sudah tidak dikeluarkan lagi. Namun Nansen Passport menginspirasi PBB untuk tetap memberikan dokumen perjalanan (sertifikat identitas) kepada pengungsi dan orang tanpa kewarganegaraan di era sekarang.
Usaha Fridtjof Nansen membantu orang-orang yang mencari rumah baru setelah perang ini membuatnya dianugerahi nobel perdamaian pada 1922.