Beberapa waktu lalu, beredar video ekspedisi di tengah hutan Halmahera yang sedang ramai diperbincangkan netizen. Ada yang menarik dari video ini. Jika Anda cermati lebih seksama, Anda akan menemukan sosok misterius yang bersembunyi dibalik pohon.
Hingga saat ini, video ini telah tersebar luas di sosial media Facebook dan Twitter dan telah ditoton lebih dari 245.000 kali. Video ini diambil di wilayah hutan Wasile Utara, dan pertama kali dibagikan oleh Halil Abubakar, ketua tim ekspedisi Kafan di Halmahera Utara.
Sosok berjubah hitam mistis yang tengah menatap diam tim ekspedisi ini menarik perhatian para netizen. Lalu, siapakah sebenarnya sosok yang berada dibalik pohon pisang ini?
Beberapa berasumsi bahwa sosok ini adalah sosok Suanggi, hantu yang mitosnya menghuni hutan timur Indonesia. Meskipun masih menunggu kepastian dari pihak Hilal Abubakar dan tim. Beberapa orang percaya bahwa ia adalah suku Togutil yang mendiami pedalaman hutan Halmahera Utara.
Suku Togutil adalah suku yang mendiami wilayah Halmahera Utara. Kelompok etnis ini tinggal secara nomaden di sekitar hutan Totodoku, Tukur-Tukur, Lolobata, Kobekulo dan Buli yang termasuk wilayah Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara.Kehidupan mereka masih sangat tergantung pada keberadaan hutan-hutan asli.
Mereka bermukim secara berkelompok di sekitar sungai. Komunitas ini bermukim di sekitar Sungai Dodaga dengan 42 rumah tangga.Masyarakat suku ini umumnya hidup dengan cara berburu. Meskipun beberapa sudah mulai hidup dengan bercocok tanam dan memanfaatkan lahan kering.
Perlu diingat bahwa masyarakat suku Togutil Halmahera sebenarnya tak ada yang suka disebut dengan suku Togutil. Pasalnya, dalam bahasa Tobelo, Togutil memiliki konotasi yang negatif, yakni berarti terbelakang. Suku ini juga sering disebut dengan suku Tobelo Dalam. Suku Togutil ini merupakan kelompok Tayawi.
Terdapat juga kelompok lain suku Togutil seperti Suku Akjira yang ada di Halmahera Tengah, Suku Tanjung Lili di Halmahera Timur, Suku Dodagam dan lainnya.
Kita mungkin tak akan heran jika menjumpai bule-bule cantik di sekitaran Ubud atau Kuta di Pulau Dewata. Namun, lain halnya di Halmahera. Anda bisa menemukan paras rupawan bak warga asing di tengah hutan Halmahera.
Konon, dulunya masyarakat suku Tabelo Dalam ini nenek moyangnya berasal dari banyak garis keturunan bangsa asing, seperti Portugis, India dan juga Cina. Itulah sebabnya wajah Suku Tayawi tak jauh berbeda dengan bule. Masyarakatnya pun mampu bermain alat musik dengan baik, seperti gitar. Meski telah mengenal dunia modern, mereka tetap mempertahankan gaya hidup sederhana.