Berhenti Menyebut Diri "Cewek Traveler" Kalau Masih Melakukan 7 Hal Ini

Karena traveling sejatinya adalah proses pembelajaran untuk mendewasakan diri. Mengingatkan bahwa kita harus kuat dengan setiap kejutan

SHARE :

Ditulis Oleh: Umu Umaedah

Foto diambil dari Gihonia Amellia

Sebagai cewek penjelajah, mau tak mau gambaran sebagai cewek tangguh pasti akan melekat padamu. Tangguh terhadap hal apa pun yang akan ditemuinya. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, ilmu traveling seharusnya tetap diterapkan.

Karena traveling sejatinya adalah proses pembelajaran untuk mendewasakan diri. Mengingatkan bahwa kita harus kuat dengan setiap kejutan dan perubahan dalam hidupnya.

Seorang teman, dia adalah cewek yang memiliki hobi traveling. Baginya, tinggal berlama-lama di petakan kamar kos akan membuatnya lumpuh beraktivitas. Bahkan bisa seharian penuh ia berada di luar ia tak akan merasakan lelah. Ini tidak hanya terjadi 1 minggu 2 minggu saja. Namun hampir setiap hari selalu ada alasan yang membuatnya meninggalkan kamar kos walaupun hanya sekedar nongkrong di kantin kampus.

Namun, ada yang salah bila seorang traveler masih saja meributkan hal-hal kecil yang seharusnya tidak menjadi masalah. Bukankah keadaan di luar sana jauh lebih membuat adrenalin tertantang daripada di lingkup rumah sendiri yang hangat dan nyaman.

Inilah sikap-sikap yang sebaiknya tak kamu pelihara;

1. Tidak menghargai hidup, bahkan untuk dirinya sendiri

Traveler sejati itu adalah orang yang sangat menghargai kehidupan. Bahkan sampai benda mati seperti sampah saja mereka peduli apalagi dengan mereka yang bernyawa?

‘Kamu kapan pulang?’ pesan masuk dari teman saya.

‘Kira-kira 1 jam lagi. Kenapa?’

‘Mau makan, nunggu kamu aja kalau gitu.’

Nyatanya dia masih saja bersikap tidak adil pada dirinya sendiri. Alasan pertama. Dia malas keluar seorang diri untuk sekedar ke warung makan. Kedua, ia malas untuk makan sendiri. Pilihan yang terjadi adalah dia mengabaikan kesehatan daripada ia harus melakukannya seorang diri.

Sendiri itu tidak akan menyiksamu. Percayalah.

2. Jalan kaki ya? Ah, capek

‘Kita jalan-jalannya naik BRT aja yah, biar lebih menikmati suasana.’

‘Jalan gitu? Haltenya jauh. Capek tahu. Naik motor aja kan simpel mau berhenti dimana aja.’

Kalau kamu setipe dengan poin ini, lebih baik kamu mengundurkan diri dari status traveler-mu. Karena traveler bukanlah orang yang takut lelah.

3. Menghindari itenerary

Seorang pejalan adalah seorang perencana yang baik. Semua hal harus tersusun secara rapi. Mulai dari menyusun agenda pekerjaan rumah tangga yang perlu dikerjaan terlebih dulu, hingga menyusun anggaran belanja dengan mempertimbangkan kebutuhan prioritas.

Perencanaan yang jelas akan membuat agendamu terstruktur. Optimasi waktu dan pengerjaan berjalan dengan beriringan.

‘Kamu kok bisa santai gitu? Tugas kuliahmu udah dikerjain? Piket gimana? Kamu masih harus ke kampus juga loh buat urus surat-surat.’ Saya heran melihatnya hanya terbaring malas di tempat tidur dari pagi hingga siang.

‘Gampang kok, nanti.’ Jawabnya ringan.

Tidak ada agenda jelas padahal hari itu semua aktivitas itu harus dilakukan pada hari itu, namun salah satu saja belum dikerjakannya. Kalau untuk perencanaan diri sendiri saja semaunya apalagi untuk  rombongan?

4. Kok lelet?

Dalam perjalanan, traveler wanita itu dituntut harus menjadi orang yang cerdas dan cekatan. Cerdas dalam menentukan plan B saat mengalami kegagalan di plan A, atau cekatan ketika harus mengejar waktu.

Boleh sih tampil cantik ketika traveler, tapi kamu juga perlu pertimbangin waktu. Bukan untuk ditiru sih. Teman saya contohnya, dia adalah orang yang suka berlama-lama ketika melakukan sesuatu hal. Jadi, hari itu saya dan teman-teman kos ingin jalan-jalan ke pantai. Kami sepakat berangkat pukul 8 pagi namun itu hanya sebuah ekspektasi dan  akhirnya kita harus rela berangkat pada jam dimana matahari sedang terik-teriknya.

Dari satu orang yang mamulai, semuanya ikut terligat. Keberangkatan tertunda. Dari mandi hingga siap memakai helm, semuanya serba lelet. Mandi yang seharusnya bisa dilakukan 10 menit bahkan ia habiskan hingga 30 menit. Dari berdandan yang paling hanya butuh 15 menit menjadi 40 menit dengan berkali-kali lempar baju mencari yang cocok.

5. Tidak bisa memahami orang lain

‘Kalau ada masalah jangan diem dong. Dibicarain kan lebih enak?’ pinta saya.

‘Udah udah, nggak papa kok lupain aja.’ 

Sikap seperti ini tak baik. Seringnya berpindah-pindah tempat dan bertemu dengan orang-orang baru, mau tak mau traveler cewek harus memiliki pikiran terbuka. Mereka perlu terbuka terhadap orang lain. Traveler cewek perlu mendekatkan diri dengan orang-orang yang ditemuinya di perjalanan. Sekedar untuk mengakrabkan diri atau bahkan kamu bisa mendapat teman di perjalanan yang kamu temukan.

 6. Terlalu mengandalkan teman lelaki

Jangan karena kamu adalah seorang cewek dalam perjalananmu, maka teman cowok seperjalanan kamu harus selalu menjadi orang yang perlu kamu andalkan. Mulai dari membawa perlengkapan barang-barang yang berat hingga meladeni semua yang kamu butuhkan.

Dia bukan pengasuhmu yang siap menjaga dan selalu membantumu di perjalanan. Kamu harus menjadi orang yang mandiri, Karena traveling itu bukan tentang tempat untuk saling berbagi permasalahan, tapi berbagi solusi untuk memecahkan masalah.

7. Pilih-pilih

Ini tentang bermain di jalanan bukan bermain di dalam mall yang semuanya tersedia dengan lengkap di sana.

Ketika di jalan, perjalanan kita adalah untuk bertualang ke tempat destinasi. Bukan untuk bertualang mencari makanan yang (hanya) kamu ingin dan harus makan di tempat itu. Apa yang sejalan dengan rutemu, maka itulah yang kamu makan.

 

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU