Sekitar 16.000 peserta memadati Pelataran Candi Borobudur, Minggu 15 November 2015. Ribuan orang dari dalam negeri dan luar negeri: USA, Malaysia, Thailand, Jepang, dan Afrika. Sejumlah pelari berkulit hitam dari Afrika tak pernah absen dari event bertaraf internasional ini. Bahkan hampir tiap tahun, untuk pemenang kategori kelas internasional disabet oleh mereka.
Tak ada sekat tak ada batasan. Pelari profesional ataupun pelari yang sekedar have fun, muda, tua, datang dari kalangan pelajar, mahasiswa, umum, TNI/Polri, atau atlet, mereka tumpah menjadi satu. Seorang lelaki berambut putih berdiri digaris depan. Umurnya mungkin tidak muda lagi, tubuhnya pun tak terlalu kekar, namun semangatnya masih membara. Digaris depan, ia bersama ribuan pelari mulai mengayunkan kaki setelah tembakan dari Menteri Olahraga, Imam Nahrawi diluncurkan. Gubernur Jawa Tengah Bapak Ganjar Pranowo dan Ketua Yayasan Borobudur Bapak Liem Chi An, turut melepas pelari di garis start. Ribuan peserta tersebut bertumpuk ke belakang dari garis start. Dari atas, mereka akan terlihat seperti kerumunan semut merah yang bebaris lurus ke belakang dan bergerak sedikit demi sedikit.
Pelari unik memang menjadi sorotan lebih. Pria berambut brokoli, sekelompok pelari yang mengecat seluruh badannya dengan warna putih, lelaki yang mengenakan aksesoris tanduk, dan ada pun pelari yang bertumpu pada kursi roda. Dengan semangat yang berbinar-binar, ia terus menggerakkan roda dengan tangannya sampai berhasil mencapai garis finish. Ini menjadi bagian akhir mengharukan dari sebuah perlombaan. Applause.
Sejumlah pemenang dari lomba kelas elite internasional 10K putra putri dan kelas half marathon putra putri, kali ini kembali diborong oleh pelari dari Kenya. Catatan waktu terbaik untuk kelas elite internasional 10K ditempuh dengan waktu 29.31.29 menit dan untuk half marathon waktu terbaik yang diraih adalah 1 jam 06.09.25 menit.
Lihat juga 27 momen terbaik Borobudur 10K 2015