Banyuwangi yang sedang gencar mempromosikan pariwisatanya, pekan depan akan kembali menggelar event berskala Internasional bertajuk Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2017. Karnaval kostum yang selalu mengusung tema kearifan local ini akan digelar pada 11 November 2017.
Untuk gelaran tahun ini BEC mengangkat teman ‘Majestic Ijen’ dengan menampilkan 16o kostum karnaval dan terbagi dalam tiga defile, yaitu Api Biru (Blue Fire), Belerang, dan Landscape. Tema Api Biru mewakili fenomena blue fire yang dimiliki oleh Gunung Ijen.
Blue fire selama ini menarik perhatian ratusan ribu wisatawan yang datang ke Gunung Ijen setiap tahunnya. Belerang, menggambarkan Ijen yang memproduksi gas sulfur sebagai pembentuk belerang. Sementara tema Landscape mewakili pesona Ijen lainnya berupa hamparan lereng perbukitan yang ada di sekitar pegunungan Ijen.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika kamu datang ke sebuah event seperti BEC ini loh, klik disini
BEC akan diawali oleh ratusan penari Gandrung. Inilah tarian pembuka yang sudah rutin digelar di berbagai even seni dan budaya Banyuwangi. Setelah itu, ada barisan Banyuwangi Etho Carnival Kids dengan kostum yang menggambarkan Alas Purwo.
Selain itu ada juga beberapa wisatawan mancanegara yang berasal dari Rusia, Belarusia, Amerika Serikat, Perancis, dan Italia. Nantinya mereka juga akan turut serta mengikuti parade busana ini. Mereka berpakaian layaknya penari Gandrung dan ikut berjalan menyapa masyarakat Banyuwangi.
Sekilas tentang Banyuwangi Ethno Carnival
Banyuwangi Ethno Carnival atau sering disebut BEC adalah sebuah even karnaval busana yang setiap tahun digelar dalam rangkaian Banyuwangi Festival di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. ejak digelar mulai 2011 lalu, BEC selalu mengeksplorasi kebudayaan lokal. Seperti, tari gandrung, ritual kebo-keboan, tradisi pernikahan masyarakat Suku Using, hingga seni Barong Kemiren.
Di setiap gelaran BEC, rute yang dilalui adalah dari Taman Blambangan hingga Kantor Bupati Banyuwangi melewati jalan-jalan protokol Kota Banyuwangi sepanjang 2,2 kilometer.
Baca juga tips memotret disebuah event seperti BEC ini agar fotomu terlihat lebih menarik. klik di sini
Pelaksanaan Banyuwangi Ethno Carnival
BEC 1 (2011): Ikon Kesenian Banyuwangi. Banyuwangi Ethno Carnival pertama digelar di Banyuwangi pada tanggal 22 Oktober 2011. Peserta dengan kostum warna-warni berjalan sepanjang jalan protokol kota Banyuwangi. Peserta berasal dari siswa SMA di Kabupaten Banyuwangi. Karnaval ini dibagi menjadi 3 defile yakni Damarwulan, Gandrung dan Kundaran.
BEC 2 (2012): Re-Barong Using. Dilaksanakan pada 18 November 2012. Memakai rute yang sama namun dengan peserta yang lebih banyak. Banyuwangi Ethno Carnival kali ini mengusung tema Re-Barong Using, yakni kostum peserta memakai pernak pernik barong khas Using (Banyuwangenan). Peserta dibagi menjadi 3 defile yakni. Defile Barong merah, Barong kuning dan Barong hijau. Ada juga tamu dari Jember Fashion Carnaval yang ikut ambil dalam event ini.
BEC 3 (2013): The Legend of Kebo-keboan. Dilaksanakan pada 7 September 2013. Kala itu mengusung salah satu budaya di Banyuwangi yakni Kebo-keboan. Budaya Kebo-keboan ini berasal dari Desa Alasmalang, Banyuwangi yang terbagi menjadi 3 defile yakni Kebo Geni, Kebo Bayutirta, dan Kebo Bumi. Defile tersebut diambil sebagaimana berdasarkan elemen kehidupan.
BEC 4 (2014) : The Mystic Dance of Seblang. Dilaksanakan pada 22 November 2014. Banyuwangi Ethno Carnival yang ke-4 ini digelar dengan konsep Seblang (penari dengan kondisi tak sadar/tertidur) dan memiliki 2 Panggung yang panggung utamanya berada di Taman Blambangan. Dibagi menjadi 3 defile yakni Seblang Olehsari, Seblang Bakungan dan Porobungkil. BEC ke-4 ini diikuti juga oleh BEC cilik yakni kostum mini BEC yang dikenakan oleh siswa siswi Sekolah Dasar.
BEC 5 (2015) : The Usingnese Royal Wedding. Dilaksanakan pada 17 Oktober 2015. Mengangkat Konsep Pengantin di Suku Using. Dibagi menjadi 3 defile yakni Mupus Braen Blambangan, Sembur Kemuning, dan Sekar Kedaton Wetan. BEC ke 5 ini juga diikuti oleh BEC cilik.
BEC 6 (2016) : The Legend of Sritanjung Sidopekso. Dilaksanakan pada 12 November 2016. Dengan mengangkat tema asal mula nama Banyuwangi, event ini menampilkan kemegahan busana dengan inspirasi dari tokoh-tokoh dari legenda tersebut yakni Putri Sritanjung, Patih Sidopekso dan Raja Blambangan Prabu Sulah Hadi Kromo.