Maksudnya adalah Rujak Marem Pak Man sudah berdiri sejak tahun 1960, artinya kini telah berumur 54 tahun.
photo from shabara wicaksono
Olahan bumbu rujak marem menggunakan pisang batu lengkap dengan kulitnya. Hal tersebut untuk mencegah sakit perut saat mengkonsumsi rujak yang super pedas. Pisang batu lengkap beserta kulit dicampur dengan jambu mete, kacang tanah dan terasi.
Pak Man menggoreng kacang dengan cara disangrai. Kacang tanah yang digunakan sebagai bumbu tidak tengik karena digoreng tanpa minyak.
photo from shabara wicaksono
Pak Man tak pernah menggunakan buah bekas sisa jualan kemarin. Buah yang digunakan Pak Man selalu diganti tiap pagi sehingga rasanya segar.
Kalau kamu sering menjumpai rujak dengan bumbu yang encer hingga nyaris hambar dan hanya terasa pedasnya, kamu tak akan menjumpainya di tempat Pak Man. Bumbu yang digunakan sangat kental sehingga cita rasanya begitu terasa.
photo from shabara wicaksono
Porsi di rujak marem pak man sangat banyak dan membuat kamu merasa puas atau dalam bahasa Jawanya “marem”. Itulah asal muasal nama rujak marem.
photo from shabara wicaksono
Pak Man sengaja tak pernah menguleg kacang yang digunakan sebagai bumbu hingga halus agar tekstur kacangnya lebih terasa. Paduan buah segar dan bumbu kacang berserat kasar merupakan kombinasi sempurna yang akan membuat lidahmu bergoyang.
photo from shabara wicaksono
Pak Man menggunakan buah yang setengah matang sehingga terasa lebih segar dan crunchy. Hal ini mungkin tak berlaku bagi kamu yang suka memakan buah matang di rujak.
Saat kamu memesan rujak, Pak Maman akan langsung menawarkan pada kita mau yang potong biasa, artinya buah dipotong-potong dalam ukuran besar dan bumbu diletakan dalam piring terpisah, cacah, yaitu buah dicacah hingga sangat tipis dan bumbu dilumurkan pada buah, serut halus/kasar, buah diserut menggunakan alat dan dicampur bersama bumbu.
photo from shabara wicaksono
Pecinta kuliner pedas mungkin sering kecewa saat memesan menu super pedas dan rasanya tak sepedas yang diharapkan. “Super pedas” di rujak marem benar-benar akan membuat mulutmu terbakar hingga keringat bercucuran.
Dalam suatu acara televisi tentang kuliner, Bondan Winarno berkunjung ke warung rujak marem pak Man dan dengan mantap Bondan berkata, maknyuuus!
Kelezatan rujak marem Pak Man cukup termasyhur, hingga para turis asing pun mengenalnya. Saat musim liburan banyak turis asing berkunjung ke warung rujak marem Pak ,an.
Kamu bisa memanfaatkannya untuk belajar bahasa asing dengan mereka. Beranikan diri untuk mengobrol dengan salah satu dari mereka.
photo from shabara wicaksono
Kamu mungkin pernah berkunjung ke tempat makan Yu Djum, namun kita sudah tak bisa bersua dengan Yu Djum. Begitu juga sup ayam Pak Min Klaten, kita pun tak dapat bertemu dengan Pak Min. Di warung rujak marem Pak Man, kita masih dapat bersua dengan beliau yang masih segar bugar di usianya yang telah lanjut.
Saat warung tak terlalu ramai, Pak Man tak sungkan mengobrol dengan para pengunjung. Sikap ramah dan supel Pak Man ini membuat pengunjung ingin berkunjung kembali bukan hanya karena kelezatan rasa rujak marem, namun juga karena keramahan Pak Man. Tak heran jika banyak pengunjungnya yang telah menjadi langganan Pak Man sejak belasan tahun lalu.