Dalam kunjungan ke Yogyakarta kali ini, saya menyempatkan diri menyaksikan Ramayana Ballet Prambanan (RBP).
Lokasinya yang jauh dari pusat kota dan tiketnya yang saya pikir mahal, adalah dua hal yang membuat saya selama ini enggan menontonnya. Kenyataannya, kekhawatiran saya benar-benar tidak beralasan! Ramayana Ballet Ramayana benar-benar luar biasa.
Berikut, beberapa hal yang perlu diketahui mengenai Ramayana Ballet Prambanan.
Jadwal pertunjukan Ramayana Ballet Prambanan hanya ada tiga kali seminggu, yaitu Selasa, Kamis dan Sabtu, yang dimulai pada pukul 19.30 WIB
Dengan jadwal yang ada, bisa diperkirakan jam berapa kita berangkat ke sana, mengingat lalu-lintas Jogja yang lumayan padat pada sore hari. Tempo hari, saya naik TransJogja dari Jalan Malioboro sekitar pukul 17.00 WIB, dan sampai di terminal akhir sekitar jam 18.10 WIB
Begitu turun dari bus, akan langsung terdengar para tukang becak dan ojek yang berteriak Ramayana… Ramayana… Kalau mau naik becak atau ojek sih, silahkan saja, tapi menurut saya lokasinya sangat dekat dari terminal, sekitar lima menit berjalan kaki.
Lokasi Ramayana Ballet Prambanan bukanlah di area Candi Prambanan walaupun latar belakang panggungnya adalah Candi Prambanan yang terkesan magis ketika terkena cahaya. Jadi, jangan sekali-kali menuju ke arah candi, seperti yang saya lakukan. Ya, saya sempat tersesat karena mengira venue ada di area dalam candi, untunglah masih banyak waktu untuk berbalik arah.
Bagi yang menuju lokasi dengan TransJogja, ketika keluar terminal, langsunglah berjalan ke arah kiri, jangan ke arah gerbang besar di pinggir jalan yang mengarah ke pintu masuk Candi Prambanan. Berjalanlah terus sampai melewati jembatan, lalu menyeberang ke jalan masuk yang persis berada di ujung jembatan. Sebaiknya ketika keluar terminal lansung menuju ke trotoar yang ada di seberang terminal sehingga ketika melewati jembatan bisa langsung belok kanan.
Tidak perlu ragu dengan situasinya yang gelap, ada umbul-umbul bertuliskan Ramayana Ballet Prambanan yang samar-samar terlihat di ujung jembatan. Aneh memang, untuk pertunjukan sekelas Ramayana Ballet Prambanan yang sangat diminati turis asing, jalan menuju lokasi minim penerangan.
Sekali lagi, saya sempat bingung dan mengira-ngira di bangunan mana letak panggung RBP karena ada beberapa bangunan di jalan yang saya masuki, dan lagi-lagi sangat minim petunjuk menuju lokasi.
Tidak lama, ada mobil dari arah belakang saya berbelok ke area yang pagarnya terbuka lebar, kemudian ada petugas yang keluar. Mungkin, karena melihat saya berjalan mendekat, dia langsung berseru “Ramayana.” Saya pun langsung masuk.
Tampak banyak kendaraan pribadi dan bus-bus yang parkir. Lokasinya ada di sebelah kanan jalan, persis di depan belokan.
Harga tiket termurah yang bisa dibeli pengunjung adalah Rp100.000 untuk Kelas II.
Saya membeli yang termurah dan mendapatkan tiket dengan kode N2, di sayap kiri panggung, tanpa nomor kursi.
Tidak perlu khawatir bagi yang datang tanpa kendaraan pribadi, seperti saya. Di loket paling kanan menyediakan transportasi ke pusat kota dengan biaya Rp 40.000, dan harus dipesan sebelum pertunjukan.
Saya memesannya dan setelah pertunjukan berakhir saya diantar bersama penumpang lain, bahkan sampai ke penginapan kalau mau.
Ongkos yang menurut saya cukup masuk akal dibandingkan saya harus naik taksi atau ojek pada pukul 22.00 WIB
Usahakan jangan terlambat supaya punya waktu menikmati taman luarnya yang asri, dan berfoto dengan ketiga maskot pertunjukan; Rama, Shinta, dan Hanoman.
Ada restoran di samping tempat penjualan tiket bagi yang mau makan malam di sini. Dan ketika masuk ke area pertunjukan, pengunjung bisa menikmati alunan tembang dengan iringan gamelan yang langsung dimainkan oleh senimannya, atau membeli jajanan ringan sebagai pengganjal perut.