Ketenaran Taman Nasional yang satu ini tak perlu diragukan lagi. Betapa tidak, di tingkat nasional maupun internasional, namanya sudah sangat tersohor. Tidak lain tidak bukan karena adanya satwa penghuni Pulau Komodo yang sudah menghuni tempat ini sekitar 40 juta tahun lalu, yaitu komodo itu sendiri.
Yang menarik, banyak kalimat-kalimat menggelitik yang beberapa kali pernah saya dengar, seperti,“Jauh-jauh ke Nusa Tenggara Timur cuma mau lihat komodo? Di Kebun Binatang Ragunan Jakarta juga ada.”
Sekadar informasi, kalian tak cuma bisa melihat komodo di sini. Ada banyak hal keren lain yang bisa kita lakukan, misal;
Yang satu ini benar-benar tidak boleh kamu lewatkan! Di sekitar Taman Nasional Komodo, banyak pulau-pulau kecil dengan pantai dan spot untuk snorkeling yang memiliki panorama bawah laut yang menakjubkan.
Sebenarnya, ada banyak spot snorkling disini mulai dari Pantai Bidadari, Pulau Kanawa, Pantai Pink, Manta Point, dan lain lain. Pulau Kanawa adalah spot snorkling favorit saya. Selain jaraknya yang tidak begitu jauh dari Labuan Bajo (sekitar 1jam 30menit berperahu), alam bawah lautnya masih begitu asri. Terumbu karang, koral, ikan-ikan laut berwarna-warni, bintang laut, dan biota-biota laut lainnya dapat kamu jumpai di bawah laut pulau ini. Ditambah lagi, arus lautnya yang cukup tenang memberikan rasa aman dan juga nyaman saat kita mengeksplorasi alam bawah lautnya.
Kebanyakan turis mancanegara atau yang biasa kita sebut bule kurang menyukainya. Menurut cerita-cerita pemilik kapal penyedia paket tur keliling Taman Nasional Komodo, mayoritas bule memang lebih memilih kegiatan seperti snorkeling plus berjemur di pantai dibanding trekking. Namun percayalah, kalian tidak boleh melewatkan yang satu ini. Pastikan Pulau Padar sudah masuk di dalam daftar tempat yang harus kamu kunjungi ketika traveling ke kawasan ini.
Tepat ketika kamu mencapai puncak Pulau Padar, trekking sekitar 30 menit di bawah sinar matahari terik tidak akan sebanding dengan pemandangan yang dapat kamu lihat. Dari puncak, pemandangannya akan sungguh terlihat menakjubkan, seperti berada di negeri-negeri dongeng. Lautan biru, pulau-pulau kecil dengan warna kecokelatan khas rumput kering di musim kemarau. Coba pula untuk trekking ke puncak Pulau Padar menjelang matahari terbit atau sebelum matahari terbenam, kamu tak akan menyangka dengan apa yang kamu dapat nanti.
Satu hal yang jangan kamu bawa ketika traveling adalah, kesombongan. Lepaskan sejenak pekerjaan kantor, identitas pekerjaan, kedudukan jabatan, tuntutan profesi dan meleburlah dengan masyarakat sekitar. Tak perlu takut, warga asli Kampung Komodo sangat ramah dan ini bukan bualan belaka. Ketika memasuki kampung ini, saya sudah dikerumuni anak-anak yang tidak canggung mengucapkan kata “Halo” dan mengajak berkenalan ditambah mungkin sedikit rasa penasaran akan carrier, kamera, dan wajah asing saya. Bapak-bapak, ibu-ibu, nenek-nenek, kakek-kakek di kampung ini pun sangat murah senyum ke pengunjung yang notabenenya adalah orang asing seperti saya.
Sayangnya, waktu saya tidak lama di kampung ini, hanya 1 malam. Tidak akan ada keberatan untuk tinggal disini lebih lama lagi, satu atau dua minggu mungkin, pikir saya. Ada kearifan lokal disini, ada budaya, ada banyak senyum, ada harapan, ada eksotisme, yang akan menjadi pengalaman tak terlupakan dan siap menjadi bumbu ceritamu nanti ketika telah meninggalkan tempat ini.
Satu hal, jangan lupa untuk mengisi baterai kamera atau saat listrik menyala pukul 18.00 – sampai 00.00.
Di alam Indonesia, hal-hal yang tidak terpikirakan sebelumnya, yang aneh bin ajaib dapat terjadi dan menjadi nyata. Api biru di Gunung Ijen, kadal raksasa di Pulau Komodo, bahkan pasir pantai yang berwarna merah muda. Nah, di sekitar kawasan Taman Nasional Komodo ini, kamu bisa menemukan pantai dengan pasir berwarna pink.
Butuh sekitar 3 jam perjalanan menggunakan perahu menuju pantai ini jika bertolak dari Labuan Bajo. Tenang, selama di perahu kita tidak akan berhenti disuguhi puluhan bahkan mungkin ratusan pulau yang berjajar dan kombinasinya dengan biru lautan siap memanjakan mata. Sesampainya di Pink Beach, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Pertama, cobalah trekking ke puncak pulau dengan mengikuti jalan setapak yang telah tersedia. Tidak butuh waktu lama, 15 menit dan kita sudah dapat menikmati eksotisme Pantai Pink dari atas bukit. Kedua, duduk berjemur diatas lembutnya pasir pantai pink ini sambil membiarkan kakimu sesekali diterpa ombak, juga bukan ide buruk. Simpel, namun cukup menyegarkan tenaga dan pikiran. Ketiga, tentu, kita juga bisa melakukan kegiatan snorkeling di sini. Namun hati-hati, karena arus dan ombaknya sedikit tidak bersahabat.
***
Sebenarnya, ada banyak tempat atau pulau dan kegiatan yang dapat kamu lakukan disini. Mungkin saya tidak sempat berkunjung ke pulau-pulau terkenal lainnya di kawasan ini seperti Pulau Gili Lawa Darat, Pulau Kalong, ataupun bertemu Ikan pari raksasa atau yang kerap dipanggil Manta Rhei. Namun, hal-hal itulah yang menjadi PR saya dan akan menjadi alasan saya untuk menginjakkan kaki ke kawasan Taman Nasional Komodo lagi. Semoga secepatnya !
Artikel ini juga terbit di Malesbanget.com