Saat turun gunung, paling enak makan apa? Bakso, Mie Ayam, atau sate? Apapun itu, selera kuliner orang itu beda-beda. Setiap orang bebas menentukan mau makan apa. Tapi, hal itu tidak berlaku saat usai melakukan gunung Kerinci. Rasa lelah setelah melalui jalur pendakian atap tertinggi Sumatera yang terjal harus diapresiasi dengan mencicipi lezatnya kuliner Kerinci. Mau tahu kuliner Kerinci apa yang harus dicoba? Berikut ulasannya;
Bisa dibilang, Dendeng Batokok merupakan salah satu ikon kuliner khas Kerinci yang banyak dicari. Dendeng Batokok terbuat dari daging sapi atau pun daging kerbau. Daging sapi dipipihkan kemudian dilumuri bumbu yang kaya rempah dan cabai merah pedas.
Dendeng Batokok memiliki cita rasa pedas gurih. Istimewanya, Dendeng Batokok tidak alot saat dikunyah. Hal ini dikarenakan saat pemipihan, daging sapi atau pun kerbau dipukul-pukul dengan palu khusus kemudian dibakar di atas tempurung kelapa. Biasanya, di atas Dendeng Batokok disiram dengan sambal pedas.
Kuliner Kerinci ini pun sangat baik dikonsumsi saat turun gunung. Kadungan lemak yang terdapat pada daging sapi dapat dijadikan sebagai sumber energi. Jadi, setelah melakukan aktivitas pendakian yang melelahkan, energi yang terkuras bisa tergantikan dengan satu porsi dendeng bakotok.
Supaya makin nikmat, Dendeng Batokok disajikan bersama beras payo. Beras Payo merupakan beras endemik Kerinci, bulirannya lebih besar dan lebih pulen dari beras yang biasanya. Tanaman padi Beras Payo pun lebih tinggi dan termasuk beras langka.
Tak perlu bingung mencari tempat makan yang menjual Beras Payo, karena hampir di setiap rumah makan menyajikan nasi yang berasal dari beras payo.
Gunung Kerinci sebagai atap tertinggi Sumatera menyimpan beraneka ragam flora dan fauna yang masih terjaga kelestariannya. Kantung Semarang atau Nephents Ampularia merupakan salah satu flora yang mudah dijumpai di Taman Nasional Kerinci Seblat.
Ternyata, tanaman gunung pun bisa diolah menjadi kuliner yang lezat. Masyarakat Kerinci mengolah Kantung Semar menjadi Lemang Kantong Semar atau biasa disebut dengan kancung beruk. Cara mengolahnya pun mudah, kantong semar dicuci hingga bersih, kemudian beras ketan dimasukan kedalamnya dengan campuran santan kelapa dan garam secukupnya.
Kuliner Kerinci ini rasanya harus dicoba saat usai melakukan pendakian Gunung Kerinci. Biasanya, Lemang Kantong Semar disajikan sebagai teman makan gulai. Namun, sayangnya, kuliner Lemang Kantong Semar tidak mudah dijumpai. Makanan ini biasa ditemukan pada acara-acara tertentu saja, misalnya saat acara Kenduri Adat Sko yang dilaksanakan pada bulan-bulan Agustus, September.
Soto Semurup tidak jauh berbeda dengan soto lainnya yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Soto semurup disajikan dalam mangkok berukuran sedang. Di dalamnya terdapat nasi, potongan dendeng sapi, sedikit sayuran, dan soun (mirip mie bihun yang terbuat dari pati), kemudian ditambahkan kuah soto berwarna kuning bening dan taburan bawang goreng dan kerupuk merah.
Kuliner Kerinci ini paling nikmat disantap setelah turun gunung. Saat tubuh kehabisan energi di tengah suhu udara yang dingin, Soto Semurup jadi pilihan terbaik.
Sama segarnya dengan Soto Semurup, kuah Gulai Ikan Semah pun menyegarkan. Yang lebih istimewa, ikan semah yang digunakan dalam kuliner ini merupakan jenis ikan langka yang hanya bisa ditemukan di Sungai Batang Merangin dan danau Kerinci. Berhasil merengkuh gunung api tertinggi di Indonesia sekaligus menikmati gulai ikan semah yang keberadaanya mulai susah ditemukan merupakan paket perjalanan ke Kerinci yang sempurna.
Restoran Ikan Semah merupakan salah satu restoran yang menyajikan kuliner Gulai Ikan Semah ada di Jalan R.E Martadinata, Kota Sungaipenuh.
Bagi masyarakat Kerinci, Air Sebuk Kawo menjadi minuman wajib kedua setelah air putih. Konon, minuman khas Kerinci ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Warga setempat meminumnya di tengah cuaca dingin sekaligus untuk mengembalikan stamina.
Air Sebuk Kawo ini terbuat dari tunas muda pohon kopi yang dikeringkan. Setelah kering, daun tunas muda pohon kopi kemudian diremas dan diseduh dengan air panas. Air seduhan tunas muda pohon kopi ini kemudian diminum.
Biasanya, air kawo disajikan dalam tempurung kelapa. Bagi banyak orang yang belum pernah mencicipi minuman ini, pasti akan merasakan cita rasa yang aneh. Tapi, minuman ini sangat baik mengembalikan stamina tubuh setelah lelah melakukan perjalanan. Para pendaki gunung disarankan buat minum air kawo setelah selesai mendaki.
Kuliner Kerinci yang satu ini lebih cocok dijadikan oleh-oleh. Berbahan dasar kentang granola, dodol Kerinci punya cita rasa manis dengan tekstur yang lebih lembut dan tidak lengket. Tidak seperti dodol pada umumnya. Dodol kentang mudah ditemukan di minimarket atau pusat oleh-oleh dengan berbagai varian rasa seperti durian, gula aren, nanas, atau pun pandan. Harga nya pun terjangkau. Mulai dari sepuluh ribu rupiah.
Jadi, sepulang mendaki Gunung Kerinci, jangan lupa beli oleh-oleh dodol kentang buat teman-teman yang belum kesampaian mendaki Gunung Kerinci.