Bagi para pecinta seni dan budaya pasti sudah tidak asing dengan “Semarak Candrakirana”. Sanggar tari ini juga tampil memeriahkan event Semarak Candrakirana merupakan salah satu sanggar tari di Solo yang kerap kali tampil pada event dan festival bertaraf Internasional, salah satunya Indonesia International Mask Festival 2017 yang digelar akhir pekan ini. Sanggar tari ini di dirikan oleh salah satu keluarga Keraton Mangkunegaran Solo. Dia adalah Iwarati Kusumorasri.
Siapakah Dia?
Irawati Kusumorasri terlahir dari keluarga Keraton Mangkunegaran, Solo, tepatnya pada tanggal 12 Desember 1963 lalu. Aktivis budaya ini lahir dari keluarga KRMH Sudhiatmo Suryosumanto, menjadikan Irawati Kusumorasri (50) kerap bergaul dengan penari Pura Mangkunegaran. Sejak usia lima tahun, Ira, panggilan akrabnya, sudah diarahkan oleh orangtuanya untuk belajar menari sehingga dia sering tampil di beberapa pentas di Pura Mangkunegaran.
Memasuki Sekolah Menengah Pertama (SMP), Ira mendapat pelatihan khusus tari Jawa gaya Mangkunegaran dari Ibu Bei Mintalaras. Pelatih Ira yang lain ialah, Bapak S. Ngaliman Condropangrawit dan Ibu Suyati Tarwo Sumosutargyo. Semenjak itu, Ira kecil mulai mendapat pengalaman pentas tari di mana-mana.
Pengalamannya dalam bidang tari terus diasah hingga ia kuliah. Saat masih mahasiswa UNS, Ira sempat aktif di salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) bernama Badan Koordinasi Kesenian Tradisional (BKKT). Dari organisasi itu pengetahuan Ira tentang tari bertambah.
Ira lulus S1 Sastra Inggris Universitas Sebelas Maret (UNS) dan pada tahun 2002 ia menyelesaikan studi Pasca Sarjananya di Institut Seni Indonesia (ISI) jurusan Penciptaan Seni.
Jika kamu sedang berlibur di Solo jangan lupa kunjungi tempat-tempat ini
Mendirikan Sanggar
Sebagai bentuk perhatian Ira dalam usaha pelestarian tari, khususnya tari Jawa, tahun 1998 Ira mendirikan sanggar tari yang diberi nama Semarak Candrakirana. Nama ini diambil dari karakter Candrakirana dari cerita asli Indonesia yang berjudul Pandji. Sedangkan kata semarak ditambahkan karena Ira berharap Nantinya sanggar tari yang dia dirikan bisa tersu berkembang dan sukses.
Sampai sekarang Semarak Candrakirana mempunyai delapan tenaga pelatih tari, sebagian besar lulusan ISI. Murid-murid sanggar tari ini sangat beragam, mulai dari usia empat hingga 25 tahun, setara dengan anak-anak TK hingga tingkat mahasiswa. Teknik pengajaran pun dibagi menurut usia dan keahlian para murid.
Sekarang ini Semarak Candrakirana mempunyai kurang lebih 150 murid aktif, sebagian lulusannya sekarang aktif mengajar di Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) dan berbagai perguruan seni.
Tari Jawa hingga Tari Modern
Semarak Candrakirana mengajarkan berbagai tari-tarian mulai dari tari tradisional, tari kontemporer, sampai tari modern. Murid sanggar akan diajarkan tari-tarian sesuai dengan minat dan bakatnya. Namun sebelumnya para murid akan diajarkan Tari Jawa sebagai dasar pengajarannya.
Sampai sekarang, nama Semarak Candrakirana menjadi salah satu yang diperhitungkan sebagai sanggar seni dengan berbagai prestasinya. Salah satunya, sanggar ini pernah mengadakan pentas tari rumah budaya, dengan menggandeng Yayasan Warna Warni Indonesia besutan Krisnina Akbar Tandjung. Dan bahkan pertengahan tahun 2016 Semarak Candrakirana mengirim dua delegasi ke Amerika untuk mengikuti ajang Pemuda Amerika Indonesia.
Liburan di Solo tidak sah kalau belum coba makanan-makanan ini
Pembuka Solo International Performing Arts 2017
Sanggar tari Semarak Candrakirana tidak pernah absen dalam gelaran Solo International Performing Arts sejak pertama kali digelar pada tahun 2009. Tahun 2017 ini Semarak Candrakirana berkolaborasi dengan Eko Supriyanto yang merupakan koreografer kondang Indonesia membawakan tarian yang bertema ‘Tari Bahari untuk Negeri’ untuk membuka Event Tahunan Solo International Performing Arts (SIPA) 2017 di Benteng Vastenburg, Solo.
Penampil di Indonesia International Mask Festival 2017
Semarak Candrakirana menjadi salah satu wakil dari Indonesia pada Indonesia Internatioanal Mask Festival 2017. Selain Semarak Candrakirana ada juga beberapa sanggar lain dan seniman lain yang namanya sudah tidak asing di dunia seni pertunjukan Indonesia diantaranya Akademi Seni Mangkunegaran Surakarta, Krida Beksa Wirama, Aerli Rasinah, Soedji Bagijono, dan I Gusti Ngurah Sudibya.
Beberapa negara lain juga ikut serta memeriahkan International Mask Festival Tahun ini diantaranya Hungaria, Spanyol, Nigeria, Serbia, Zimbabwe, Prancis, Argentina, dan Italia.