Mungkin tak banyak orang tahu nama Ferry Kana, seorang petualang dan fotografer. Ferry punya banyak pengalaman menarik.
Dirinya hadir di acara Kustomfest 2017 di Jogja Expo Center, Yogyakarta dan diminta untuk bercerita pengalaman berkeliling Indonesia dengan mengendarai motor kesayangan-nya.
Tidak tanggung-tanggung waktu yang dihabiskan Ferry, bukan hitungan hari atau minggu seperti kebanyakan orang melakukan perjalanan. Ia sudah berkeliling ke berbagai tempat di Indonesia selama empat tahun. Tempat-tempat yang dikunjungi di antaranya adalah Pulau Jawa, Bali, Lombok hingga Sumba.
Di hadapan pengunjung Kustomfest, Ferry berbagi cerita perjalanan awal ketika ia terjun ke dunia riding.
Kisahnya dimulai ketika ia merasa penat dengan suasana pekerjaan yang terlalu monoton, itu itu saja setiap hari. Kehidupannya sebagai fotografer dianggap nya kurang memberikan kejutan-kejutan segar pada setiap prosesnya. Ia semakin merasa jenuh dengan keadaannya ketika itu.
Tak lagi kuat menahan penat, Ferry akhirnya coba “melarikan diri”. Ia mengubah dirinya dan juga kegiatan serta kebiasaannya sehari-hari. Ia beralih memikirkan sesuatu yang bisa dilakukannya dengan serius tetapi tidak menjadikannya monoton.
Riding itu dimulai dari hati, kalau saya dari melarikan diri pada kenyataan. Saya bosan sama kebiasaan yang ada di sekitar. Perlu untuk mengubah diri dan saya kustom sendiri kehidupan saya,” katanya.
Dulunya ia seorang fotografer. Kini, Ferry coba menciptakan dunia barunya. Bermodalkan keberanian tersebut, ia mulai berhenti dari keseharian yang dianggapnya membosankan dan mainstream.
Ia memutuskan untuk mencoba menggabungkan pekerjaan terdahulunya di dunia fotografi dengan hobinya berkendara. Akhirnya, ia cukup yakin untuk melanjutkan riding sekaligus memotret sejak 4 tahun yang lalu dengan rute berkeliling Indonesia.
Awalnya Ferry hanya melakukan perjalanan jarak dekat dengan motornya, menempuh waktu 2-3 hari saja. Tetepi seiring proses berjalan, ia mulai merasa nyaman dan terpikat dengan kehidupan seperti ini. Hingga akhirnya ia menambah waktu riding nya hingga berminggu-minggu dan berbulan-bulan.
Setelah merasa menemukan dunia yang cocok untuknya, Ferry semakin yakin dengan apa yang dilakukannya karena ia juga merasa senang dengan kehidupan yang ada sekarang.
Untuk itu, dalam prosesnya ia juga tetap menerapkan prinsip “enggan hidup mainstream”. Salah satu contoh yang ia ceritakan, ia lebih sering memilih lokasi-lokasi wisata yang jarang didatangi orang atau bahkan jarang diketahui orang.
Saat berkunjung ke Lombok beberapa waktu yang lalu misalnya, ia bercerita bahwa mayoritas orang akan memilih ke daerah Gili Barat yang memang sudah terkenal akan keindahan alamnya. Tetapi Ferry memilih memacu kendaraannya ke kawasan sebaliknya di daerah Gili Timur.
“Orang pergi ke Lombok cari Gili barat, saya cari Gili timur. Saya satu-satunya orang asing di sana. Mereka malah menganggap saya saudara, tinggal bagaimana kita membawa diri,” ungkapnya.
Aksi anti mainstream yang dilakukan oleh Ferry, bisa dibilang berbuah manis. Ia mengakui menemukan gaya hidup baru yang tidak monoton dan selalu memberi kejutan serta warna tersendiri dalam setiap perjalanannya.
Ia tidak hanya merasakan pesona Indonesia yang memang sudah tak diragukan lagi, tetapi lebih dari itu. Pengalamannya berkendara selama ini menjadikannya merasa lepas dan bebas.
Meski seringkali melakukan solo riding atau berkendara sendiri, ia tidak merasa kesepian karena setiap tempat dan komunitas yang didatanginya selalu menganggap dirinya bagian dari keluarga mereka sendiri.
Ini sedikit penampakan Ferry Kana dan motornya di berbagai tempat di Indonesia:
Ferry tampak tersenyum saat mengendarai motor kesayangan yang sudah menemani nya berkeliling Indonesia selama bertahun-tahun. Motor yang dipakai Ferry adalah Royal Enfield dengan beberapa kustom yang dilakukannya sendiri, untuk menyesuaikan kondisi.
Tidak hanya di satu pulau, Ferry berkendara menyeberangi pulau-pulau bersama motornya. Foto di atas adalah pengalaman Ferry ketika menyeberangi lautan bersama motornya ke Sumba. Ia mengaku harus berada di perahu kayu selama 8 jam.
Mengelilingi Indonesia tidak lengkap rasanya tanpa mengabadikan momen-momen indah di berbagai tempat di Indonesia. Sebagai seorang fotografer, Ferry banyak memposting gambar perjalanannya di akun Instagram miliknya. Foto di atas salah satunya, foto motor dan tenda tempatnya tidur berlokasi di puncak B29, Lumajang, Jawa Timur.