Perayaan Waisak selalu jadi agenda rutin tahunan di Candi Borobudur. Candi ini menjadi salah satu pusat perayaan karena merupakan candi Buddha terbesar yang ada di Indonesia. Belum hilang rasanya ingatan tentang betapa sakralnya perayaan Waisak di Borobudur tahun 2016 lalu. Dan tahun ini, perayaan serupa juga nggak akan kalah sakral dan meriah.
Buat Kamu yang masih berpikir kalau Perayaaan Waisak di Borobudur bisa aja, coba deh Kamu lihat dulu foto-foto ini. Kayaknya sih udah cukup bisa ngebuktiin kalau Waisak Borobudur itu sangat indah, penuh makna dan sakral.
Ritual ini dikenal dengan nama Ritual Pindapata. Saat dimana para biksu dan biksuni berjalan berkeliling di jalanan Kota Magelang. Sambil berjalan mereka berkidung paritta suci (doa) dan pujian untuk Sang Buddha.
Pindapata biasanya dimulai dari Klenteng Liong Hok Bio. Setelah para biksu berdoa mereka akan mulai berjalan keliling di sekitar Kota Magelang hingga ke pecinan. Lalu para biksu akan kembali lagi ke Klenteng Liong Hok Bio.
Uniknya lagi, di sepanjang jalan akan ada persembahan dari para umat Buddha. Nah nantinya persembahan ini akan dibawa oleh para biksu dan biksuni ini. Pindapatta akan dilakukan hari Rabu tanggal 10 Mei 2017 sekitar pukul 07.00.
Bagi umat Buddha, air adalah bagian yang nggak terpisah dari alam dan manusia. Air juga disimbolkan sebagai pembersih jiwa dari hal negatif. Maka salah satu acara sakral dalam perayaan Waisak adalah pengambilan air suci dari Umbul Jumprit untuk disemayamkan di Candi Mendut dan Candi Agung Borobudur.
Ada belasan biksu yang akan melakukan prosesi ritual ini. Tahun ini bahkan ada juga biksu yang datang langsung dari Thailand, yaitu Samantha Kucali. Sayangnya prosesi pengambilan air suci ini sudah dilakukan Senin lalu pada 8 Mei 2017.
Api abadi ini murni dari alam dan tak pernah padam. Dalam Buddha, api melambangkan semangat manusia untuk terus mengharapkan pencerahan dalam mengarungi kehidupan. Maka nggak heran kalau api jadi salah satu unsur penting dalam perayaan Waisak.
Api abadi ada di Grobogan. Setelah diambil akan disemayamkan di Candi Mendut. Prosesi ini bakal berlangsung hari Selasa tanggal 9 Mei 2017 jam 17.00. Kemudian akan diteruskan ke Candi Borobudur sebagai media ritual.
Dalam ritual ini para biksu dari Candi Mendhut akan berjalan dengan arak-arakan persembahan menuju ke Borobudur. Mereka akan membawa air suci dan api abadi yang telah disemayamkan terlebih dahulu di Candi Mendhut.
Arak-arakan ini akan berlangsung pada Rabu tanggal 10 Mei 2017 sekitar pukul 15.00. Kalau Kamu berada di sekitar wilayah Magelang, cobalah datang untuk melihat prosesi ini secara langsung.
Kamu tak akan mendengar lagi ada suara tawa. Karena saat detik-detik Waisak ini Kamu hanya akan mendengar nyanyian mantera dari ribuan umat Buddha yang datang. Dengan khidmat, mereka akan menyanyikan mantera untuk Sang Buddha.
Di sini yang perlu Kamu perhatikan adalah, jika ingin melihat dari dekat pastikan untuk nggak mengganggu dan membuat gaduh. Karena ritual ini akan menjadi salah satu ritual paling sakral bagi umat Buddha. Rencananya detik-detik Waisak ini akan berlangsung tanggal 11 Mei pukul 04.00.
Ritual Pradaksina dilakukan para biksu dengan berjalan memutari Candi Borobudur sebanyak 3x searah jarum jam. Para biksu ini akan membawa bunga teratai dan menyayikan lagu Buddhang Saranang Gaccami.
Nantinya teratai ini akan disemayamkan di atas candi. Baru setelah itu para biksu ini akan kembali ke altar dan menyanyikan lagu pujian pada Buddha dengan penuh kekhusyukkan. Ritual ini akan digelar Kamis 11 mei 2017 sekitar pukul 05.10.
Ritual pelepasan lampion ke udara bukan tanpa alasan. Bagi umat Buddha, melepaskan lampion adalah salah satu bagian terpenting, karena menjadi simbol suci untuk melepaskan energi negatif. Dan juga melepaskan amarah, dengki, dan segala macam hal negatif lainnya yang ada di dalam diri manusia.
Lampion yang diterbangkan ini juga berisi doa dan harapan mereka untuk diri sendiri dan orang terkasih. Menjadi simbol sebuah harapan baru bagi umat Buddha pastinya.
Pelepasan lampion akan dilakukan Rabu 10 Mei 2017 pukul 21.00. Kamu juga bisa bergabung dalam acara ini dengan membayar sumbangan terlebih dahulu.
***
Selain 7 ritual sakral di atas, ada acara lain yang akan memeriahkan perayaan Waisak 2017. Di antaranya peragaan busana dan juga pesta rakyat. Kamu bakal merasakan keseruan berpesta dengan warga lokal dari 20 desa di sekitar Borobudur.
Ada satu catatan penting untuk Kamu yang ingin berkunjung dan melihat langsung semua prosesi perayaan Waisak. Tetaplah jaga sikap, sopan santun dan juga etika. Karena sebenarnya yang akan Kamu nikmati adalah sebuah ritual keagamaan yang magis bagi umat Buddha.