Panitia The Great Camping Mapala UII di Hutan Gunung Lawu mengakui telah melakukan kekerasan pada peserta. Melansir dari detik.com, hal tersebut diketahui dari hasil investigasi internal yang dilakukan oleh pihak rektorat UII.
Sebelumnya kita tahu, ada 37 mahasiswa yang mengikuti pendidikan dasar Mapala UII Yogyakarta di Gunung Lawu pada 13-21 Januari 2017. Setelah itu dikabarkan ada 3 peserta meninggal, yaitu Ilham Nur Padmi Listiadi, Muhammad Fadli dan Syait Asyam.
(Baca berita lengkapnya di: Terjadi lagi, dunia pendakian Indonesia kembali berduka.)
Ini kronologi kasus kekerasan diksar di Gunung Lawu yang perlu Kamu tahu:
Awalnya, Muhammad Fadhli (20) meninggal terlebih dahulu pada hari Jum’at (20/1). Berdasarkan keterangan Kasubag Humas polres Karanganyar, AKP Rohmad, Fadli awalnya mengeluh kedinginan dan bajunya basah karena hujan lebat. Pada saat itu, pakaian telah diganti oleh rekannya, namun gejala kedinginan ini ternyata berakhir pada meninggalnya Fadhli.
Lalu, jelang sehari teman Fadhli bernama Syaits Asyam (19) juga dikabarkan meninggal dunia, saat sedang dalam perawatan di Rumah Sakit RS Bethesda.
Dilanjutkan dengan Ilham Nurfadmi (20) peserta pendidikan dasar dikabarkan meninggal dunia tengah malam tadi (24/1). Ditemukan luka memar dan kuku kaki copot.
Gambar di atas adalah keterangan korban bernama Syaits sebelum ia meninggal dunia. Tulisan itu menunjukkan bahwa para peserta diksar dipukuli oleh kakak angkatan mereka yang bernama Yudi. Tulisan yang memperlihatkan tiga poin itu mengindikasikan bahwa ada unsur kekerasan dalam diksar di kawasan Gunung Lawu.
Dari penyelidikan tim internal UII, panitia (Mapala Unisi -red), mengakui adanya tindak kekerasan yang dilakukan pada peserta The Great Camping Mapala UII di Hutan Gunung Lawu.
Hingga kini pihak berwajib masih melakukan penyelidikan mendalam dengan memeriksa saksi dan alat bukti yang ditemukan.
Sebagian netizen di Instagram menghujat pengguna instagram yang mengunggah foto dengan hashtag #mapalaunisi. Orang-orang yang ada di dalam foto tersebut diindikasi sebagai mapala yang bertanggung jawab dengan kejadian ini. Sebab netizen marah karena disinyalir para panitia belum ada yang meminta maaf kepada keluarga korban. Hanya pihak rektor saja yang datang.
Selain itu, komentar juga berdatangan di fanspage Facebook Mapala UNISI. Netizen marah dan mencari-cari sosok Yudi, salah seorang penyelenggara yang diduga sebagai salah seorang yang melakukan kekerasan.
Beberapa foto kegiatan dalam acara diksar sempat tersebar dalam akun instagram Mapala UNISI ini, namun beberapa saat kemudian akun media sosial mereka di-private.
Saat ini, kasus ini masih dalam penyelidikan. Mari jadikan kejadian ini sebagai pelajaran agar hal serupa tidak terjadi lagi di dunia pendakian!