Jangan remehkan wanita!
Selain mampu mengurus rumah dengan baik, wanita adalah pejalan yang baik.
Wanita-wanita tangguh berikut, selalu memberikan semangat dan inspirasi kepada wanita Indonesia.
A photo posted by Official NadineChandrawinata (@nadinelist) on
Di saat wanita lain melindungi diri dari sengatan matahari demi kecantikan, tidak baginya. Kecantikannya semakin terlihat menawan ketika ia sedang bermain-main dengan alam. Dengan jadwal syuting yang padat, Nadine masih sempatkan waktu untuk menulis tentang kisah-kisah petualangannya bersama alam yang kini sudah menjadi sebuah buku berjudul ‘Nadrenaline.’
Kebiasaan Nadine ketika bertualang yaitu mengumpulkan benda-benda apa pun dari tempat yang dikunjunginya. Walaupun membawa daun kering sekalipun. Benda mungil yang dipungutnya di jalan jauh lebih berharga dari materi.
Pengalaman langka yang sangat berkesan baginya, yaitu ketika Nadine bertemu dengan 15 spesies hiu berenang mengelilinginya di Laut Morotay. Saat ini Nadine sedang membawakan sebuah acara traveling yang di stasiun Tv swasta. Tentu saja acara tersebut menjadi acara yang wajib saya tonton setiap minggu.
Tempat terindah baginya ialah Pegunungan Jayawijaya. Alasannya, salju di daerah garis khatulistiwa hanya ada di daerah tersebut. Mungkin tidak hanya Riyanni yang mengharap salju turun di Indonesia, pun saya. Riyanni juga bisa bertemu burung Snow Robin berwarna hitam merah yang tergolong hewan langka. ‘Semakin sering melakukan perjalanan, akan semakin memperluas wawasan. Bertemu banyak hal juga akan membuat kita lebih bisa bertoleransi dengan perbedaan.’ Sayang sekali, Riyanni mulai jarang terlihat di layar televisi. Saya mulai merindukan sosoknya yang sering bertualang dengan alam. Namun tidak hanya sampai di situ petualangannya. Sekarang, Riyanni menjadi salah satu penggerak organisasi penyelamat hiu yang lebih dikenal dengan organisasi Save Shark. Keberaniannya menjelajah hutan dan daerah-daerah terpencil memberikan pelajaran berharga khususnya pada saya sendiri, bahwa kita harus berani menghadapi segala rintangan apa pun bahkan ketika itu bukan di wilayah kita.
Baru tiga bulan menjadi menjadi pembawa acara Jejak Petualang sebagai pengganti Riyanni Djangkaru, ia harus merasakan petualangan yang benar-benar petualangan. Ia sempat terombang-ambing di tengah laut Arafuru Papua selama 24 jam dan terdampar di pulau tak berpenghuni selama 4 hari. Saya tidak bisa membayangkan seperti apa kepanikannya bersama tim-nya saat itu untuk berjuang mempertahankan hidup.
‘Saya harus makan apa saja yang bisa dimakan dan minum hanya dengan mengandalkan air hujan.’ Itu penjelasan yang membuat saya sendiri miris untuk membayangkannya.
Ia adalah sosok yang membuat keinginan saya untuk menjelajahi Indonesia semakin melonjak-lonjak. Caranya mengatasi setiap rintangan yang ditemuinya selama diperjalanan menjadi penyemangat bagi saya.
Medina saja bisa, saya pun harus bisa.
Good night! #sambilgaruk2rambut #entahkenapaposenyabegini #throwbackrambutlagigaijoataupink A photo posted by Marischka Prudence (@marischkaprue) on
Marischka rela meninggalkan pekerjaanya sebagai seorang jurnalis demi mewujudkan mimpinya menjadi petualang. Inilah bagian yang saya suka. Mimpi itu memang harus dikejar. Sempat ia mendapat banyak pertanyaan mengenai pengunduran dirinya, namun Marischka tetap optimis pada keputusannya.
Selama melakukan perjalanan, ia banyak mendapat bantuan dari sponsor dan iklan. Namun, kadang Marischka juga membiayai dengan uang pribadi. Seorang petualang memang harus berani terhadap segala hal. Termasuk berani meninggalkan tempat nyamannya untuk mencoba hal baru yang menjadi keinginannya. Darinya saya belajar, tempat yang terlihat nyaman bagi kita, mungkin sebenarnya bukan sesuatu yang benar-benar kita inginkan.
Trinity telah melakukan perjalanan ke-65 negara dan membukukan kisah perjalanannya dalam sebuah buku bertajuk ‘Naked Traveler’. Namun bagi Trinity, dari seluruh Negara yang pernah dikunjungi, Indonesia tetap Negara terbaik yang pernah ditempatinya. Dia dikenal sebagai ibu traveler-nya Indonesia. Trinity pula yang mempengaruhi saya untuk membuat blog perjalanan pribadi. Kehadiran cerita perjalanannya di dunia maya membuat banyak orang tergiur untuk melakukan perjalanan seperti yang dilakukan Trinity. Berkatnya, lahirlah blog-blog traveling seperti yang marak pada sekarang ini. ‘Mom, kamu adalah wanita tangguh yang tidak semua orang berani mengambil jalan sepertimu.’ Semoga suatu hari saya bisa berjumpa dengannya.
Windy, menyukai sebuah pertemuan, bertemu teman baru, ataupun bertemu ketidaktahuan. Dalam blog-nya dia menyebut bahwa dirinya bukan seorang traveler, melainkan seorang penulis. Seorang penulis yang hobi bepergian.
Perjalanan pertama ia lakukan ke Amerika seorang diri tanpa seorang yang ia kenal di sana. Sengaja ia mengambil cuti selama setahun untuk melakukan tur pertamanya ini.
Uang sebesar 500 USD ia kantongi untuk bekal hidup selama 3 bulan. Selama di Amerika, ia juga bekerja paruh waktu untuk biaya hidup serta menggantikan uang Ayahnya yang dipinjam untuk membeli tiket pulang-pergi.
Kisah-kisah perjalanannya yang diceritakan secara naratif membuat cerita perjalanan Windy menarik untuk dibaca. Bahkan ‘kesialannya’ di perjalanan pun dapat menghasilkan cerita yang menarik. Seolah, saya ikut diajak mendatangi tempat tersebut tanpa saya harus jauh-jauh mendatangi tempatnya.
***
‘Semua orang dapat menjelajah apa pun yang mereka suka. Kamu bisa menjadi astronot jika kamu ingin. Tentukan apa yang kamu suka dan lakukan’ – Helen Thayer ( wanita pertama yang melintasi Gurun Sahara seorang diri )