Tak hanya Maison Weiner Jakarta yang punya kue jadul, Bandung juga memiliki satu camilan jadul, Kue Balok yang kini menjelma menjadi jajanan kekinian. Kue Balok kini hadir lebih modern dengan aneka varian rasa Namun yang paling populer dan banyak diminati adalah kue balok brownies yang bertekstur lembut dengan rasa cokelat yang nikmat.
Tidak banyak yang tahu, Kue Balok ternyata sudah ada sejak masa kolonial dan mulai populer pada tahun 1950-an. Dahulu, kue bertekstur padat ini awalnya adalah menu sarapan orang-orang Belanda di Bandung. Mereka lebih suka Kue Balok dibandingkan roti karena cukup membuat kenyang. Perlahan, resep Kue Balok tersebar luas hingga ke masyarakat pribumi.
Tahun 1952 hingga 1959, keberadaan Kue Balok sangat populer di kalangan pribumi bahkan menjadi alternatif menu sarapan selain bubur hanjeli. Kue Balok banyak dijajakan di pinggir jalan dengan gerobak pikul dan disajikan bersama teh atau kopi. Kala itu, para pedagang banyak yang mangkal di sekitar Jalan Astana Ayar Persimpangan Pangarsih dan Tegalega, Bandung.
Kue Balok terbuat dari bahan baku tepung terigu, vanili, telur, susu kental manis, soda kue, margarin, dan gula pasir. Khusus Kue Balok Klasik, proses pembuatannya dilakukan secara tradisional menggunakan panas dari api arang kayu. Dimasak secara perlahan membuat Kue Balok matang dengan merata. Tak heran, kue ini memiliki aroma bakar yang khas dan kuat.
Sempat akan berganti nama menjadi Kue Robur karena bentuknya mirip dengan bis kecil bernama Robur yang merupakan bantuan dari Jerman Timur kepada Bandung. Kini Kue Balok mengalami modernisasi menjadi kue bolu yang padat dengan berbagai pilihan rasa. Selain Peuyeum yang mengandung alkohol, Kue Balok juga menjadi oleh-oleh favorit Bandung.
