Provinsi di timur Sumatera, yaitu Bengkulu, memiliki suatu destinasi ciamik namun penuh dengan misteri. Danau Dendam Tak Sudah bisa menjadi pilihan Anda yang ingin menikmati eksotisme Bengkulu yang masih tersembunyi. Di sini, Anda bisa melihat matahari terbenam ditemani danau yang tenang.
Mungkin Anda akan mengernyitkan dahi ketika pertama kali mendengar nama danau ini. Namun, nama danau ini pun punya cerita yang masih simpang siur keasliannya. Terdapat dua versi yang berkembang di masyarakat mengenai asal usul dari nama danau yang terletak 5 km dari kota Bengkulu ini.
Dalam kisah pertama, diceritakan terdapat sepasang kekasih yang akhirnya bunuh diri dengan menceburkan diri ke dalam sungai. Mereka melakukan hal tersebut karena cinta mereka tidak direstui oleh orang tua. Konon katanya, mereka berubah menjadi lintah dan masih hidup di dalam danau ini agar bisa membalaskan dendam mereka atas kegagalan cinta.
Versi cerita kedua melibatkan pemerintahan Belanda yang datang ke Indonesia. Ketika melihat danau ini, pemerintah Belanda ingin membuat sebuah dam atau bendungan guna menampung air banjir. Namun akhirnya pembangunan dam ini terbengkalai dan tidak terselesaikan. Banyak orang yang mengatakan bahwa kata “Dendam Tak Sudah” berasal dari pembangunan dam yang tak usai.
Namun jangan khawatir, danau ini tidak semengerikan namanya. Bahkan danau ini malah terkesan cantik dengan permukaannya yang luas. DDTS memiliki luas permukaan sekitar 67 hektare dan berada di dalam kawasan cagar alam seluas 500 hektare.Walaupun secara resmi danau ini terletak di Kelurahan Dusun Besar, Kecamatan Singaran Pati, Bengkulu, sebenarnya danau ini mencakup 4 (empat) kecamatan saking luasnya.
Kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Singaran Pati, Kecamatan Teluk Segara, Kecamatan Selebar, dan Kecamatan Talang Empat. Tak heran, Anda bisa menikmati danau ini dari berbagai sudut. Namun, sudut yang paling banyak diminati oleh para pengunjung adalah sisi yang terletak di samping jalan besar.
Berbagai tempat duduk telah disediakan oleh masyarakat setempat bagi Anda yang ingin bersantai menikmati air danau yang tenang. Refleksi langit yang biru langsung terpantul dengan jelas di atas air seolah-olah DDTS merupakan sebuah cermin yang besar. Berbagai flora dan fauna pun bisa Anda temukan bersantai selaras dengan ragam ciptaan Tuhan.
Danau ini juga menjadi rumah asli bagi Anggrek pensil, salah satu tanaman langka dan dilindungi di Indonesia. Saat Inggris menduduki Bengkulu pada tahun 1800-an, bunga ini dinobatkan sebagai “Ratu Anggrek” karena keindahan warnanya. Hal inilah yang akhirnya membuat DDTS ditetapkan sebagai kawasan Cagar Alam sejak tahun 17 Juni 1936 demi menjaga keberadaan bunga cantik ini.
Sembari menunggu matahari terbenam, jangan lupa untuk mencoba makanan khas Bengkulu yang telah berjejer untuk disantap. Perut punai, lempuk, maupun kue tat bisa menjadi pilihan Anda untuk mengenyangkan perut. Jangan lupa pesan segelas kopi hangat agar penantian Anda semakin syahdu ditemani semilir angin yang berhembus.
Walaupun namanya agak “mengerikan”, namun danau ini tidak akan membuat Anda galau dan menyesal karena kecantikannya. Dengan membayar biaya kontribusi sebesar Rp 1.500, matahari tenggelam pada pantulan danau yang tenang bisa menjadi penutup perjalanan Anda di kota Bengkulu.