Kabar duka tengah menyelimuti dunia pendakian. Dikabarkan, seorang pendaki asal Jepang, Nobukazu Kuriki meninggal saat mendaki puncak Everest.
Ironisnya, Kuriki meninggal saat berusaha mencapai Puncak Everest yang ke delapan kalinya. Bukan hanya itu saja, selama 7 kali berusaha meraih puncak Everest, Kuriki pun telah kehilangan 9 jari tangannya.
Melansir dari BBC, mayat Nobukazu Kuriki pertama kali ditemukan oleh sherpa pada Senin pagi di kamp 2, sekitar 7.200 mdpl.
Kuriki dilaporkan telah hilang kontak sejak Minggu (20/5/2018) pukul 11.30 malam waktu setempat.
Sebelum hilang kontak, dia sempat mengirimkan pesan via radio kepada pemandu gunungnya di Camp II dari Camp III untuk meminta bantuan.
Kuriki meminta bantuan karena menderita batuk dan sakit terus menerus.
Diketahui, Kuriki bersama tim dokumentasi dan empat sherpa mendaki Gunung Everest melalui Jalur West Ridge tanpa bantuan oksigen.
Menurut Bochi Bochi Treks, operator pendakian yang memandu Kuriki, pendaki Jepang berusia 35 tahun tersebut berada sendirian di Camp III ketika meminta bantuan.
Saat ini, menurut Managing Director Bochi Bochi Treks, Tika Ram Gurung, jenazah Kuriki telah dibawa ke Tribhuvan University Hospital untuk diotopsi.
Kematian Nobukazu Kuriki membawa duka yang mendalam. Banyak orang yang kehilangan. Dia pun memperoleh banyak simpati dari berbagai kalangan. Bagaimana tidak, kegigihannya menggapai puncak Everest tak pernah padam.
Sebelum meninggal, Kuriki telah 7 kali gagal menginjakkan kaki di Puncak Everest.
Bahkan pada 2012, ke sembilang jari tangannya harus diamputasi karena mengidap penyakit frostbite, sebuah penyakit dimana jaringan tubuh membeku akibat suhu yang sangat rendah.
Namun, meskipun telah kehilangan 9 jari tangan, pendaki Jepang ini tak memupuskan semangat menggapai Puncak Everest. Dia terus mencoba dan tak gentar mendaki Everest.
Di tahun 2015, dia kembali mendaki. Namun, dia pun gagal lagi.
Hingga akhirnya, Mei 2018 dia kembali menginjakkan kaki di gunung tertinggi di dunia untuk terakhir kalinya. Kuriki pun harus mengubur impiannya di antara dinginnya udara Everest.
Selamat jalan Kuriki, semangat dan tekad menggapai Puncak Everest begitu menginspirasi.