Dugderan merupakan salah satu tradisi tahunan Semarang yang diselenggarakan untuk menyambut datangnya bulan ramadhan.
Perayaan Dugderan Semarang 2018 berlangsung sangat meriah. Setelah sukses dengan kirab budaya yang diikuti 15 ribu peserta karnaval, perayaan dugderan makin semarak dengan adanya serangkaian prosesi dugderan yang diselenggarakan Selasa (15/5) siang di halaman Balai Kota Semarang.
Hampir sama seperti kirab budaya yang diselenggarakan sehari sebelumnya, prosesi dugderan di Balai Kota pun dihadiri oleh peserta karnaval dan banyak tamu undangan. Bedanya, dalam prosesi dugderan Semarang 2018 ini akan ada rangkaian acara khusus seperti penyerahan Shufug Halaqoh dari penghulu Tafsir Anom kepada Wali Kota Semarang.
Rute prosesi dugderan ini dimulai dari halaman Balai Kota – Jalan Pemuda – Masjid Agung (Kauman) – Jolotundo – Masjid Agung Jawa Tengah.
Serangkaian prosesi dugder diawali dengan pembukaan acara yang dimulai pukul 13.00 WIB di halaman Balai Kota ditandai dengan penjemputan Wali Kota selaku Kanjeng Bupati Semarang Raden Mas Tumenggung Aryo Purboningrat beserta rombongan memasuki tempat upacara.
Uniknya, selama upacara berlangsung, semua aba-aba pemimpin upacara dan sambutan yang disampaikan Wali Kota Semarang menggunakan Bahasa Jawa krama.
Dalam sambutannya, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyampaikan bahwa dugderan ini menjadi suatu penanda datangnya bulan ramadhan di mana ulama, umarak saling sowan (berkunjung) dan saling bersilaturahmi kemudian mereka sepakat bahwa dalam waktu dekat akan datang bulan ramadhan, sehingga harus diumumkan kepada masyarakat.
Hendi juga mengajak masyarakat untuk saling toleran, menghormati, dan menghargai suku budaya untuk mewujudkan masyarakat yang harmonis. Untuk diketahui, Semarang telah peroleh pengharagaan sebagai kota paling toleran untuk dihuni.
Setelah Hendi menyampaikan beberapa kalimat pembukaan, ia membuka prosesi dugderan dengan menabuh bedug. Bunyi bedug tersebut pun menjadi penanda bahwa prosesi dugderan telah dibuka.
Para peserta dengan beragam kostum dari berbagai kecamatan di Semarang bersuka cita menampilkan kesenian daerahnya. Ada yang mempertunjukkan tarian kuda lumping, reog, tarian barongsai, ogoh-ogoh warag ngendok, hingga permainan anak zaman dahulu kala.
Lalu, sekitar pukul 14.30 WIB, Kanjeng Bupati Semarang Raden Mas Tumenggung Aryo Purboningrat (Wali Kota Semarang) beserta rombongan menggunakan kereta kencana menuju Masjid Agung Semarang (Kauman).
Di Masjid Agung (Kauman), setelah Kanjeng Bupati Semarang menerima ‘shukuf halaqoh’ oleh Penghulu Tafsir Anom, lalu dilakukan pemukulan bedug diiringi peledakan bom udara, Kanjeng Bupati Semarang beserta rombongan menuju Masjid Agung Jawa Tengah menggunakan bus.