‘Untuk apa trekking di hutan? Tak bisakah mencari destinasi yang lebih menarik?’
Apakah itu akan kamu ucapkan pada temanmu -seorang yang begitu suka bertualang ketika ia mengajakmu untuk ikut menjelajahi hutan wisata? Bagi seorang petualang, hutan tempat baik untuk menjajal kemampuan bertualangnya, mempertahankan diri, dan mengeksplor kekayaan alam. Hutan sebagai tempat mempelajari kehidupan.
Baca juga 10 cara untukmu bertahan di alam
Trekking dengan berjalan kaki atau dengan berkuda bak satria perang, bisa kamu lakukan di Hutan Lore Lindu. Hutan ini tidak hanya menawarkan keanekaragaman hayati saja, tapi juga kumpulan batuan megalitikum berumur ratusan tahun. Bertemu dengan 117 jenis mamalia, 88 jenis burung, 29 reptil, dan 19 jenis amfibia di hutan Lore Rindu tentunya jauh lebih menarik daripada hanya bertemu hewan-hewan tersebut di kebun binatang yang bersekat.
Jika kamu beruntung, kamu akan bertemu dengan primata mungil endemik hutan Lore Lindu, tarsius. Trekking Hutan Lore Lindu tak cukup hanya sehari. Di Telaga Tambing menjadi tempat yang bagus untukmu mendirikan tenda. Tidak hanya bagus tempatnya, namun dari sini pun kamu bisa mengamati puluhan burung terbang bebas dengan jelas. Karena telaga ini menjadi tempat favorit untuk tinggal bagi burung-burung.
Adanya batu-batu megalitikum yang terdapat di sana, dipercaya sebagai tempat untuk menampung bekal kebutuhan untuk orang meninggal. Tepatnya di Lembah Boa, inilah gerbang untuk menuju dunia lain.
Jauh masuk ke dalam, Hutan Sibuatan adalah hutan berlumut. Batang pohonan dan tanah-tanah, seluruhnya berwarna hijau akibat lumut yang tumbuh dengan subur. Curah hujan yang tinggi, dengan kondisi lembab tak ditimpa matahari. Suara siamang yang biasa terdengar di kebun binatang, di sini kamu dapat mendengarnya lebih ramai lagi dan saling bersahutan keras.
Rasanya kesejukan yang melegakan dengan menghirup udara sebanyak-banyaknya di kawasan ini. Ada banyak tumbuh Pohon Taksus yang memproduksi oksigen selama 24 jam terus menerus. Tentunya ini tak akan kamu temukan di kota besar. Rasakan saat aroma ini menyentuk ke ruang pernapasanmu.
Di balik jajaran pohon yang tumbuh rapi, kamu akan temukan air terjun kembar. Ah, ini baru yang bisa dibilang surga tersembunyi. Letaknya benar-benar tersembunyi setelah penjajakan hutan.
Memiliki 500 jenis anggrek warna-warni, 25 jenis rotan, 277 jenis burung, banteng, inilah kekayaan yang benar-benar perlu dilindungi. Untukmu dan anak cucumu nanti. Uniknya hutan ini dilalui 1 sungai besar yang digunakan sebagai mata air warga sekitar Hutan Kayan Mentarang. Selain trekking di hutan yang lembab, kamu pun bisa telusur sungai dengan manaiki long boat, atau warga sekitar sering menyebutnya ketinting.
Inilah hutan tropis tertua di Jawa. Kamu dapat menyaksikan pemandangan musim gugur di sini. Terlebih saat musim kemarau. Daun yang berasal dari pohon jati ini berserakan bak karpet. Bertemu dengan banteng liar yang biasa kamu saksikan di televisi seorang matador yang mengaba-aba dengan kain merah, atau babi hutan yang sering terlihat di film-film misteri, atau serigala hutan yang menggambarkan jacob dalam film Twilight.
Mendengar merdu kicau buruk trucak bali adalah terapi alami sebagai bonus perjalananmu. Melewati rimbunnya pohon bambu, kamu akan menemukan gua-gua purba. Gua ini digunakan untuk acara ritual-ritual. Bahkan dulunya tempat ini menjadi tempat untuk mendapatkan kesaktian ilmu kanuraga.
Membayangkan seorang host traveling seperti si gundul ataupun Medina Kamil berjalan menulusur hutan, dan bertemu hewan-hewan liar. Punya nyalikah untuk mencobanya? Tentu saja tidak untuk menantang hewan-hewan tersebut. Di Hutan Halimun Salak, hutan hujan tropis ini, kamu perlu mencobanya. Bawa guide saat ke sini. Hutan ini begitu lembab. Pohon-pohon setinggi tiang listrik yang begitu lebat membuat hutan ini tidak bisa dijangkau matahari dengan mudah. Berhadapan dengan macam tutul adalah bentuk keberuntungan. Namun pun, kamu harus berhati-hati.