Kalau lagi nonton reality show di TV yang mewawancarai bule dengan pertanyaan tentang pendapat mereka terhadap orang Indonesia, rata-rata para bule bakal menjawab “Indonesia itu indah, orangnya ramah-ramah.”
Well, memang benar sih, tapi saat saya jalan-jalan ke luar negeri, ternyata banyak turis asing yang memberikan respon tidak mengenakan ketika tahu kalau saya orang Indonesia. Seperti:
“WHAT?!” Di situlah saya merasa harus meluruskan kedudukan Bali dan Indonesia. Bahkan, pernah suatu waktu saya menjelaskan sambil menggambarkan peta Indonesia.
Indonesia dan Malaysia adalah dua negara yang berbeda, bray!
Pertanyaan di atas cukup sering ditanyakan warga lokal kepada saya, saat jalan-jalan di Kamboja. Asumsi saya, mengapa mereka mengira Indonesia adalah Malaysia, mungkin karena faktor pendidikan yang masih rendah.
Alasan lainnya, bisa jadi karena mereka lebih sering mendengar nama Malaysia. Di mana jika dilihat dari letak geografisnya, Kamboja memang lebih dekat Malaysia. Make sense juga kan?
Pernah ada yang tanya ini? Kok, saya sendiri agak kesal, ya. Pertanyaan itu seolah menggambarkan Malaysia lebih superior dari Indonesia atau mungkin saya yang terlalu sensitif?
Well, apapun itu, menurut saya alasan utama mengapa mereka bertanya demikian karena mayoritas penduduk Indonesia digambarkan sebagai ras melayu. Di mana ras melayu sendiri lebih lekat pada negara tetangga, Malaysia. Jadi, ketika turis asing melihat ras melayu Indonesia, mereka langsung teringat dengan orang Malaysia.
Ini maksudnya mau bilang kalau orang Indonesia pada nggak mampu gitu? Nggak tahu aja, sih, kalau rata-rata orang Indonesia nggak sungkan keluar banyak uang buat jalan-jalan ke luar negeri. Tapi, ada nilai positifnya juga disangka bukan orang berduit (padahal memang bukan), dihindarkan dari tindakan kriminal.
Ini jleb banget. Tapi, memang ada benarnya juga. Kita tinggal di negara yang masih dipusingkan masalah kemacetan, lalu lintas yang semrawut, calo di mana-mana, scam merajalela, dan banyak pedagang yang menjual barang dengan harga nggak masuk akal. Tapi, keadaan Indonesia yang seperti itulah yang melatih kita orang Indonesia menjadi traveler tangguh.
Nggak semua orang Indonesia nyeberang sembarangan, kok! Tapi kalau diamati, kebiasaan buruk turis Indonesia menyeberang sembarang ini hilang saat jalan-jalan ke luar negeri. Yup, karena kami tahu harus membawa diri dengan baik dan jangan mempermalukan nama negara di negeri orang.
Ini nyebelin banget nggak sih? IMHO, memang Malaysia sekarang lebih maju. Sudah punya monorail, mampu memaksimalkan potensi wisata yang ada, nggak tanggung-tanggung mengembangkan destinasi wisata, cukup bersih dibandingkan Indonesia, punya banyak makanan enak juga (Eh tapi, makanan Indonesia banyak yang lebih enak, sih).
Tapi, Indonesia juga nggak kalah keren. Orang Indonesia ramah-ramah, punya adat istiadat dan budaya, banyak pilihan makanan, dan tentu saja keindahan alam yang indah. Hanya saja, memang Indonesia harus mau belajar dari Malaysia untuk menjadi negara yang lebih tertib, bersih, maju, dan lebih baik lagi.
“Ah, Kamu lagi PMS saja, makanya waktu dibilang ‘indon’ jadi kesal.”
Menurut wikipedia, ‘indon’ merupakan singkatan yang digunakan pemerintah Malaysia untuk menyebut Indonesia atau pun rakyat Indonesia. Singkatan ini digunakan untuk mempersingkat pengucapan kata Indonesia.
Nah, orang Indonesia banyak yang kesal dipanggil ‘indon’ termasuk saya. Kenapa? Karena ‘indon’ memiliki konotasi negatif di mana kata ini kerap diucapkan kepada TKI atau pembantu asal Indonesia. Sedangkan ketika orang Malaysia sedang berbicara dengan orang Indonesia yang lebih tinggi martabatnya atau teman dekat, mereka menggunakan kata Indonesia bukan ‘indon’.
Mengenai penggunaan kata ‘indon’ sendiri, pemerintah Indonesia sebenarnya sudah melayangkan protes dan sejak 24 Mei 2007 Kementerian Penerangan Malaysia secara resmi melarang warganya menggunakan istilah tersebut.
Yah, meski nggak semua, tapi masih ada saja orang Malaysia yang menyebut saya ‘indon’. Kan, kesal.
Bonus ya, nggak semua turis asing bicara nggak enak tentang Indonesia kok. Ada juga yang memberi pujian. Mereka memuji orang Indonesia yang memiliki bahasa Inggris baik meski bahasa Inggris bukan bahasa kedua apalagi bahasa utama.
***
Sembilan pertanyaan itu kerap dilontarkan kepada saya saat jalan-jalan ke luar negeri. Kalau Kamu, pernah nggak sih dapat pertanyaan menyebalkan yang menyinggung rasa “Indonesia”-mu? Tambahkan di kolom komentar, ya!