8 Hal Paling Dirindukan Oleh Orang Medan yang Merantau

Kerinduan akan hal-hal ini hanya dipahami oleh mereka orang Medan yang merantau.

SHARE :

Ditulis Oleh: Ester Pandiangan

Foto oleh Ester Pandiangan

Medan yang dulu beda dengan Medan yang sekarang. Saya sebagai anak Medan semakin menyadarinya ketika seminggu lalu kembali ke “kota horas” ini setelah beberapa tahun merantau di Jakarta.

Sebenarnya ini bukan kunjungan pertama setelah hampir empat tahun merantau. Hanya saja ini adalah kunjungan terlama (hampir sebulan) membuat saya benar-benar meresapi perubahan-perubahan yang bikin saya sedikit galau dan merindukan Medan yang dulu. Saya rasa hal-hal yang saya sampaikan di bawah ini juga menjadi kerinduan anak-anak Medan lainnya. Terutama yang lama merantau dan akhirnya kembali ke kota kelahirannya ini.

 

1. Bandara Polonia lama

Bandara Polonia memiliki kenangan tersendiri yang melekat di hati anak Medan. Jika orang-orang lain menggaung-gaungkan kemegahan dan kemodernan bandara baru ini, maka anak-anak Medan jadul pasti merindukan Bandara Polonia yan sederhana. Dimana ruang tunggunya hanya satu untuk semua penerbangan. Kecil tapi berkesan. Bisa dilihat dari kota saat lepas landas dan moment melambaikan tangan ke pesawat seolah keluarga/teman yang di dalam bisa melihat saja.

 

2. Medan dengan Sedikit Mal

Mal sudah sangat menjamur di sini. Saya sangat terkejut ketika kawasan Ring Road menjadi ramai dengan tempat hiburan seperti mal, pusat jajanan, restoran dan kafe yang keren-keren. Sebenarnya bukannya nggak bangga dan senang dengan pertumbuhan ekonomi di Medan, hanya saja menyelip rasa kangen akan Medan yang adem, nggak banyak mall, dimana hiburan malam di kawasan Ring Road hanya jagung bakar saja.

 

3. Pajak USU (Universitas Sumatera Utara) Lama

Anak Medan mana yang tak tahu dengan Pajak USU? Lokasi jajan andalan ala anak-anak kampus USU yang sering juga dipakai gaul anak-anak kuliah lain ataupun anak-anak SMA. Dulunya, Pajak USU berada di lokasi yang sama dengan kampus USU, namun sekarang sudah dipindah dan terpecah ke beberapa lokasi mulai dari Jalan Djamin Ginting dan ada juga yang di Jalan Dr, Mansyur. Selalu ada kenangan spesial di Pajak USU lama. Kenangan tentang gebetan, senior yang ditaksir dan cabut saat kuliah hehehe…

 

4. Angkot Pintu Belakang

Sebenarnya nggak ada yang spesial-spesial banget sih dengan angkot pintu belakang. Buat yang nggak tahu angkot itu istilah Medan untuk menyebut angkutan umum. Namun khusus angkot pintu belakang memang punya cerita seru buat anak-anak sekolah yang suka berdiri menggantung saat angkot penuh. Memang sedikit berbahaya tapi begitulah kenakalan kami saat muda.

 

5. Ketika “Banget” Masih Menjadi “Kali”

Buat orang Medan nggak ada istilah “banget”, biasanya kita menyebut dengan “kali”, misalnya kalau dicontohkan dalam kalimat, “Enak kali.” Pengaruh sinetron atau sentralisasi dari Jakarta menyingkirkan “kali” menjadi “banget”, bahkan nggak jarang sekarang anak-anak Medan menggunakan dialek Jakarta.

 

6. Naik Becak Motor Keliling Kota Medan

Sensasinya mungkin hampir sama dengan naik becak di Jogja kali ya. Tapi memang, becak motor di Medan menjadi kendaraan yang bisa diutamakan dimana saja dan kapan saja. Asal bisa pandai menawar harga, aman dan selamat sampai di tujuan. Mungkin buat anak Medan yang menetap di Medan, sensasi naik becak motor biasa saja tapi buat mereka yang merantau jauh dari kampung halaman, ini adalah  salah satu yang paling dirindukan.

 

7. Merindukan Dialek Medan yang Khas Saat Mengobrol

Setiap daerah memiliki dialeknya masing-masing demikian halnya dengan Medan. Ada beberapa hal yang justru hanya dimengerti oleh anak-anak Medan saja. Tak hanya itu saja, dialek ataupun logat yang medok, menjadi kerinduan tersendiri bagi perantau. Kalau di perantauan, (biasanya) logat ini berusaha ditahan supaya tidak jadi bahan ledekan dari teman-teman yang usil.

 

8. Tempat-tempat Kuliner yang Enaknya Ajaib!

Sebagai surga kuliner dan orang yang merantau keluar dari Medan, tentu saja merindukan kenikmatan makanan khas Medan. Tak semata merindukan kelezatannya saja tapi juga kenangan dan kebersamaan bersama keluarga, teman, gebetan, pacar atau mantan ketika makan bersama. Beberapa yang menjadi pusat tongkrongan adalah kuliner di seputaran Jalan Dr. Mansyur, Titi Bobrok dan Jalan Pagaruyung. Kalau dibandingkan sekarang, tempat kuliner sudah semakin banyak namun nggak akan bisa menggantikan tempat-tempat lawas yang kaya histori.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU