Keberadaan Rumah Makan Padang di Indonesia seolah menjadi invasi yang dapat ditemui di setiap sudut terkecil wilayah kota. Rumah Makan Padang menjajakan berbagai kuliner lezat khas Sumatera Barat seperti rendang, ayam kalio, sambal ati, kentang, dendeng sapi, dan sendang lamur. Tersedia juga ragam kuah bumbu serta sayuran seperti daun singkong dan daun pepaya yang dapat dinikmati sepuasnya dengan harga terjangkau.
Dikenal sebagai warung makan yang enak dan murah, Rumah Makan Padang begitu diminati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Banyak pertanyaan menggelayut tentang Rumah Makan Padang yang membuat orang penasaran. Oleh karena itu berikut ini disajikan hal-hal yang tidak banyak diketahui orang tentang Rumah Makan Padang.
Meskipun ada di hampir seluruh wilayah Indonesia, Rumah Makan Padang nyatanya tidak ada di tempat asalnya, Sumatera Barat. Biasanya warung makan di Sumatera Barat hanya menjajakan satu jenis kuliner tertentu saja, seperti ayam goreng atau dendeng beracik.
Skill wajib yang dimiliki pramusaji di Rumah Makan Padang adalah membawa banyak piring sekaligus, dengan ditumpuk di lengan kiri. Pada dasarnya, Rumah Makan Padang restoran cepat saji khas Indonesia. Oleh karena itu pelayan restoran dituntut mampu menyajikan makanan dalam waktu cepat.
Terdapat satu sosok yang fotonya selalu dipajang di setiap Rumah Makan Padang. Sosok tersebut adalah Ungku Saliah, seorang ulama kelahiran tahun 1887 yang menyebarkan agama Islam di wilayah Pariaman. Kedudukan Ungku Saliah bahkan dapat disetarakan dengan Walisongo di Pulau Jawa. Konon dengan memasang foto Ungku Saliah, usaha Rumah Makan Padang yang sedang dijalani akan selalu laris.
Rendang merupakan menu andalan di Rumah Makan Padang. Kelezatan Rendang bahkan sudah diakui oleh dunia, dibuktikan dengan penobatan Rendang sebagai kuliner terlezat di dunia. Bumbu Rendang yang kaya rempah membuatnya memiliki aroma yang harum, belum lagi penggunaan daging sapi yang menggoda lidah.
Banyak yang sudah menyadari bahwa porsi nasi padang akan akan lebih banyak dibandingkan jika dimakan di tempat. Hal ini disebabkan karena kebiasaan masyarakat Minang yang menganggap jika ada pembeli yang meminta dibungkus, berarti makanan akan dinikmati lebih dari satu orang. Tak heran jika penjual akan memberikan bonus tambahan berupa nasi atau kuah.
Daun Singkong dan Gulai Nangka merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam Nasi Padang. Tapi ternyata di tempat asalnya Sumatera Barat, sayur Daun Singkong dan Gulai Nangka jarang dimakan secara bersamaan. Bahkan Gulai Nangka hanya disajikan ketika pembeli memintanya atau diletakkan terpisah di meja makan.
Rumah Makan Padang dapat ditemukan hampir diseluruh wilayah Indonesia, dari Sabang hingga Merauke. Sukses bisnis Rumah Makan Padang tak terlepas dari sifat masyarakat Minang yang dikenal sebagai perantau ulung. Bahkan dipercaya ada sosok orang Minang dibalik berdirinya Negara Filipina yang saat ini berdiri.