Pesatnya perkembangan teknologi digital turut mendorong munculnya berbagai tren wisata yang cenderung aneh dan tidak biasa. Tren wisata backpacker berflanel dengan menggendong ransel besar yang dahulu keren pun kini dianggap jadul dan sudah tidak zaman. Meskipun tren wisata saat ini terbilang aneh, namun banyak juga yang justru menyukai dan turut mengikutinya.
Berikut ini telah dirangkum beberapa tren wisata aneh dan tidak biasa di dunia yang membuat salah fokus dan geleng-geleng kepala, namun banyak diminati oleh wisatawan.
Ganja merupakan salah satu tanaman yang dapat menghasilkan senyawa psikotropika adiktif. Karena dapat memberi efek mabuk jika dikonsumsi, ganja sering disalahgunakan oleh pihak tidak bertanggungjawab menjadi narkoba. Penggunaan ganja untuk keperluan non medis dilarang oleh Pemerintah Indonesia. Sedangkan untuk beberapa negara seperti Belanda melegalkan konsumsi ganja dalam jumlah kecil.
Legalisasi ganja mendorong muncul tren wisata ganja di Belanda sejak tahun 1976. Terdapat beberapa kedai kopi di Belanda menjual ganja dalam jumlah kecil untuk kesehatan dan rekreasi. Hanya ganja, kedai kopi tidak diperkenankan menyajikan alkohol atau obat-obatan psikotropika lain. Pembelinya juga harus berusia minimal 18 tahun.
Terdengar cukup aneh, karena biasanya saat liburan harusnya melakukan berbagai kegiatan menyenangkan dan seru, bukannya tidur atau bermalas-malasan. Wisata tidur atau disebut Sleep Retreats banyak diminati oleh wisatawan dari Eropa. Wisata tidur hampir mirip dengan wisata spa, yang tujuannya lebif spesifik yaitu untuk membuat wisatawan merasakan tidur enak dan nyaman.
Wisata tidur hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat modern yang belakangan sulit untuk tidur tenang karena stress dan kekhawatiran yang terlalu berlebihan. Di Indonesia, Bali menjadi salah satu destinasi untuk wisata tidur mengingat lokasinya yang jauh dari kebisingan kota besar dan dikelilingi oleh pemandangan alam tropis yang indah.
Slow travel pertama kali diperkenalkan oleh asosiasi biro perjalanan dan operator wisata asal Inggris. Tren wisata ini bertujuan agar wisatawan lebih menikmati waktu liburannya, baik dari pilihan destinasi atau jadwal kunjungan dibuat lebih sedikit dan santai. Dengan slow travel, antara wisatawan dan masyarakat akan terjadi peningkatan interkasi sehingga secara tidak langsung memberikan dampak positif bagi perekonomian.
Selama ini, biro perjalanan maupun operator wisata seringnya menjual produk wisata yang padat atraksi. Wisatawan dijejali dengan banyak objek wisata yang harus dikunjungi dalam tempo waktu yang sangat singkat. Hal ini membuat kunjungan ke satu destinasi menjadi sebentar sehingga tidak memberi waktu bagi wisatawan untuk menikmati perjalanan hingga puas.
Wisata berburu hantu menjadi tren di Jepang. Meskipun dikenal sebagai negara yang penduduknya berpikir rasional, Jepang memiliki minat yang tinggi terhadap sesuatu yang berhubungan dengan supranatural. Seperti namanya, wisatawan akan diajak menuju tempat-tempat angker di Jepang. Beberapa paket wisata berburu hantu yang banyak diminati adalah Graveyard Mistery Tour, Demons of The Red Loght District, Blood of Samurai, Backstreet Tokyo Ghosts Walk, dan Ghosts & Goblins of Old Tokyo.
Istilah micro-cation muncul sejak tahun 2020. Micro-cation yang merupakan salah satu wisata aneh di dunia merujuk pada perjalanan wisata yang dilakukan dalam waktu yang singkat, paling lama selama empat hari. Tren ini muncul setelah munculnya kebutuhan untuk wisata muncul di tengah padatnya pekerjaan yang menumpuk. Karena hanya short-break, maka aktivitasnya pun sekadar bersantai dan menjauh sejenak dari rutinitas sehari-hari.