5 Tips Pendakian Gunung Sumbing Via Sipetung

Berencana mendaki Gunung Sumbing via Sipetung? Tips ini akan membantumu

SHARE :

Ditulis Oleh: Rossita Kurnia Rahayu

CC Flickr 2.0 Eko Susanto

Mendaki Gunung Sumbing bukan pertama kali bagi saya. Namun, persiapan matang itu harus tetap ada. Karena bentang alam yang tak selalu sama dan kondisinya tak selalu bisa ditebak. Lagi-lagi saya harus menikmati perjalanan yang tak tentu arah dan tujuannya. Hingga akhirnya menetapkan satu tujuan di Gunung Sumbing via Sipetung, yang tak biasanya ramai pendaki. Sedikit berbagi tentang pendakian via jalur ini.

1. Jangan dadakan, setiap perjalanan butuh persiapan terutama fisik

Sepengalaman apapun kamu, jangan pernah meremehkan pendakian.. Foto oleh Rossita

Mas Widi, penjaga posko jalur Sipetung menjelaskan “Jalur Sipetung sudah enak, jalur paling enak lah. Jalur pendakian masih melewati hutan, masih hijau, jalurnya kelihatan dan nanti melewati Bumpernya. Jalur Sipetung ada 3 pos. Pos 1 itu di Bumper. Dari sini melewati jalan petani yang kanan kiri itu perkebunan tembakau. Hari ini belum ada pendaki yang naik lewat jalur ini, jadi jalur ini masih sepi”. Namun, bagi ku yang baru pertama kali lewat jalur ini, jalur ini terasa nanjak sekali. Jika musim kemarau, jalur kering berdebu, namun jika musim penghujan jalur licin dan hutannya terlihat sangat lebat. Jalur masih sempit dan lebat dengan tipe semak pepohonan dan ilalang yang tinggi-tinggi.

Dua kali perjalanan lewat jalur ini, keduanya persiapan tidak ada seminggu, dadakan. Membuat fisik terasa berat saat mendaki. Apalagi saat musim penghujan, jalur yang licin membuat pendakian semakin terasa berat ditambah cuaca yang kadang tiba-tiba turun hujan. Yang paling berat menurut saya ialah saat musim penghujan.

Sebelum memutuskan untuk lewat jalur ini, sebaiknya harus latihan fisik terlebih dahulu maksimal seminggu sebelum keberangkatan. Latihan fisik seperti lari untuk menjaga stamina agar terbiasa dan menjaga kekuatan otot kaki. Karena nantinya adalah kaki yang akan melangkah lebih lama dan lebih tinggi dari biasanya. Walaupun dadakan, harus tetap melakukan peregangan dan pemanasan kecil-kecilan.

 

2. Tentukan alas kaki yang paling cocok untukmu

Jangan sampai salah pilih alas kaki! Foto oleh Rossita

Biasanya untuk mendaki, sudah pasti menggunakan peralatan outdoor. Seperti sepatu tracking atau sendal gunung. Ini penting sekali, karena mempengaruhi setiap pijakan pada jalur pendakian. Baik sepatu atau sendal, keduanya bisa digunakan sesuai dengan kenyamanan masing-masing. Asalkan kondisi tidak membahayakan untuk terpeleset atau membuat luka kaki.

Saat itu saya terpaksa melepas alas kaki. Yang saya gunakan adalah sendal gunung tetapi kondisi sudah tipis. Akibatnya rusak di perjalanan turun, dengan medan yang licin, sangat membahayakan jika harus tetap menggunakan sendal itu. Saya pun sempat hampir terpeleset di medan yang sangat miring. Akhirnya saya melepas alas kaki, dan turun tanpa alas kaki. Hal ini membuat kaki terasa pedih karena pijakan pada kerikil-kerikil gunung. Ini sangat tidak disarankan, tetapi saya lebih nyaman ketika tidak menggunakan alas kaki. Sehingga gunakanlah ketika itu membuat mu nyaman dan tidak melukai diri.

 

3. Perlu mengantongi sumber pembangkit energi sewaktu-waktu

Jalur menuju puncak Sumbing. Foto oleh Rossita

Sangat disarankan untuk membawa sumber pembangkit energi sewaktu-waktu, seperti permen, coklat, madu, atau yang tradisional yaitu gula merah. Tujuannya untuk dikonsumsi secara praktis saat perjalanan mendaki. Fungsinya juga untuk membangkitkan energi dari rasa manis itu. Membawa minuman berasa juga dapat menjadi pengganti sumber energi dan bisa untuk menambah ion-ion tubuh yang sudah hilang.

 

4. Dalam satu rombongan pembagian beban juga perlu

Indahnya momen matahari senja dari Gunung Sumbing. Foto oleh Rossita

Jika mendaki dalam serombongan, perlu ada pembagian barang bawaan. Barang bawaan yang perlu dibagi yaitu tenda dan logistik, itu perlu di pisah dalam tas yang berbeda. Hal ini juga bisa untuk berganti-gantian membawa bebannya. Melihat dari jalur yang dilewati. Barang-barang pribadi tetap dibawa sendiri.

Air mineral tetap masing-masing perlu membawa 2-3 botol ukuran 1,5 liter. Atau jika untuk mengurangi beban saat pendakian, bawalah air mineral untuk persediaan mendaki dari posko sampai ke sumber air (di atas pos 2) dan bawa botol kosong. Di sumber air dapat melakukan isi ulang secukupnya untuk persediaan sampai puncak dan keperluan memasak saat camp. Air ini merupakan kebutuhan sangat vital, dan beruntung ada sumber air saat lewat jalur ini.

 

5. Bawa logistik makan yang variatif

Teman-teman seperjuangan selama pendakian. Foto oleh Rossita

Kebutuhan energi pendaki juga harus terpenuhi lewat logistik yang dibawa. Perlu membawa makanan yang bergizi bukan hanya mie saja. Tetapi perlu membawa beras secukupnya, roti, telur, sayuran.

Membuat sop dan makan sop saat mendaki ternyata enak dan bisa menghangatkan perut. Selain itu juga memiliki nilai gizi yang cukup melalui beberapa sayuran yang menjadi bagian dari sop.

Pendakian ke dua, saya dan rombongan membawa sayuran. Awalnya terkesan aneh bagi ku, karena baru pertama kali mendaki membawa sayuran yang menurutku ribet. Tetapi saat sudah ada di Pos 3 ternyata sangat bermanfaat sekali. Suasana dingin, makan sop yang cukup memiliki nilai gizi dari kubis, bakso, wortel, dan tomat, ditambah dengan nasi dan tahu. Waktu itu makan kenyang dan mampu menambah energi untuk turun.

***

Ini memang kali pertamanya saya mengenal teman- teman pejalan yang baru. Mereka itu teman dari teman saya. Dari perjalanan pun menemukan sedikit demi sedikit karakter masing-masing. Sepanjang perjalanan ada kebersamaan, harus saling mendukung. Jika ada yang istirahat satu istirahatlah semua. Berbagi apa yang kita punya soal perbekalan atau cemilan di perjalanan yang mendukung untuk tenaga. Kebersamaan ini merupakan suatu nilai tambah tersendiri dalam setiap perjalanan.

Dari Sipetung, perjalanan tidak sebatas untuk bersenang-senang. Persiapan tetap penting, kebersamaan dengan teman petualang ialah yang sebenarnya dicari. Maka alam senantiasa akan mendukung perjalanan itu.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU