Buleleng terkenal dengan Pantai Lovina dan lumba-lumbanya yang cantik. Tak kalah menarik dari pemandangan alamnya, Buleleng juga memiliki sederet kuliner khas yang enak dan menggiurkan
Meskipun sederhana dan masih tradisional, cobalah 5 kuliner Buleleng berikut ini agar liburan di Buleleng makin lengkap.
Sekilas kuliner ini memang mirip dengan lontong pecel atau gado-gado. Tapi Blayag Buleleng memiliki cita rasa yang berbeda karena kuliner ini tidak menggunakan bumbu kacang melainkan kuah kuning dengan Bumbu Bali.
Cara membuatnya sendiri sangat mudah, pertama masukkan potongan ketupat ke dalam piring lalu masukkan sayuran seperti tauge dan bayam (urap sayuran), kemudian taburi dengan suwiran ayam dan kacang tanah yang telah digoreng. Terakhir, siram hidangan dengan kuah bumbu Bali berwarna kuning. Agar makin mantap, tambahkan telur rebus dan taburan bawang goreng serta peyek yang digoreng garing.
Harga kuliner ini sangatlah terjangkau, dijual mulai dari harga Rp 15.000.
Kuliner ini dapat ditemukan di Jalan Surapati No.124, Kampung Baru, Kp. Baru, Kec. Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali.
Jukut undis dalam bahasa Indonesia disebut kacang hitam. Kacang hitam sendiri banyak digunakan sebagai pelengkap dalam setiap masakan Buleleng atau Bali seperti hidangan nasi campur atau Sudang lepet.
Biasanya diolah dengan kuah atau hanya direbus dan dicampur dengan lauk lainnya. Bumbu yang dinakan cukup minimalis tapi beberapa kuliner Bali tak akan dianggap lengkap jika belum dicampur dengan jukut undis ini.
Jika ingin mencicipi kuliner ini cobalah ke Warung Jukut Undis di berbagai tempat di Buleleng. Harga satu porsi nasi campur lengkap dengan jukut undis dan sudang lepet harganya di bawah Rp 20.000.
Di atas tadi kami sedikit mengulas tentang kuliner sudang lepet ini. Nah, Sudang lepet sendiri secara harfiah berasal dari kata ‘sudang’ yang memiliki arti ikan asin dan ‘lepet’ yang memiliki arti sial. Konon nama ini muncul karena proses pembuatan sudang lepet dianggap sial atau malang karena melewati beberapa proses yang tergolong lama sehingga ikan ini pun disebut dengan ikan sial atau sudang lepet.
Di Buleleng ikan ini biasanya dihidangkan dengan nasi campur atau nasi urap. Ikan digoreng garing menggunakan tepung dan disajikan bersama dengan jukut udis (kacang hitam). Jika ingin mencicipi kuliner ini cobalah ke Warung Jukut Undis di berbagai tempat di Buleleng. Harga satu porsi nasi campur lengkap dengan jukut undis dan sudang lepet harganya di bawah Rp 20.000.
Siobak sebenarnya adalah kuliner khas Tionghoa, tapi Syibak Khe Lok sudah ada di Bali sejak tahun 60 an. Di sini wisatawan dapat merasakan kuliner berbahan dasar babi ini di daerah kampung tinggi, Singaraja dekat dengan Pantai Lovina yang terkenal seantero jagad raya ini.
Kuliner ini cukup mengalami perubahan wujud karena bumbunya telah dimodifikasi sedemikian agar cocok dengan lidah warga Buleleng. Sausnya pun lebih pekat dan hitam. Jumlahnya pun tak tanggung-tanggung, banyak dan bisa dinikmati berdua dengan teman seperjalanan.
Siobak Khe Lok sendiri terdiri dari irisan daging babi, lemak babi goreng, jeroan babi, usus, dan kerupuk kulit babi (rambak). Bumbunya merupakan campuran antara ngo hiang, taoco yang dimasak dengan campuran tepung sehingga saat disajikan sausnya begitu kental.
Kuliner yang tak boleh ketinggalan dalam setiap menu kaman di Bali adalah sate. Salah satu sate yang cukup terkenal di Buleleng selain sate lilit adalah Sate Plecing.
Meski lebih terkenal di Denpasar ataupun Lombok tapi Sate Plecing ini bisa ditemui di Buleleng. Terdiri dari daging babi yang tusuk dengan tusuk sate dan dibakar di atas arang. Harganya sangat terjangkau yaitu hanya mulai dari Rp 15.000.
Yang membuat sate plecing berbeda dari sate di daerah lain adalah sate ini disajikan dengan sambal pedas berwarna merah. Perpaduan rasa gurih manis daging babi yang dibakar dan sambal pedas menjadi alasan mengapa kuliner ini sangat dicari.
Jika tertarik untuk meecicipi kuliner sate plecing ini, datang saja ke Warung Sate Babi Plecing di Singaraja di kawasan Pantai Lovina atau di kedai Sate Plecing Babi “Bli Made” di Jalan Laksmana, Buleleng.