Sejak awal bulan Januari 2020 lalu, Laut Natuna atau Laut China Selatan tengah menjadi perbincangan hangat karena menjadi sengketa antara China dan Indonesia. Secara adminitratif, wilayah perairan ini masuk dalam kawasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. Aksi protes dilayangkan oleh Pemerintah Indonesia setelah kapal-kapal nelayan dan Coast Guard Chinda kedapatan memasuki wilayah ZEE Indonesia tersebut.
Banyak yang bertanya-tanya, mengapa Laut Natuna begitu diperebutkan? Laut Natuna menyimpan segudang pesona alam dan potensi ekonomi yang sangat tinggi. Berikut adalah beberapa ulasannya.
Perairan Laut Natuna menjadi habitat bagi salah satu spesies ikan paling langka di bumi, Ikan Napoleon. Dinamai demikian karena ikan ini memiliki bentuk kepala yang seolah berponi, mirip poni pemimpin militer Prancis, Napoleon Bonaparte. Ikan yang dikenal juga sebagai King of Ocean ini berukuran sangat besar dengan ukuran panjang 2 meter dan berat 190 kg. Harga pasarnya pun sangat tinggi, mencapai 1,6 juta/kg.
Laut Natuna masuk dalam wilayah Provinsi Kepulauan Riau, terdiri atas tujuh gugusan pulau dengan keindahan alam tropis laksana tanah surgawi. Laut Natuna memiliki potensi pariwisata yang sangat tinggi. Beberapa diantaranya berpotensi menjadi destinasi wisata populer, seperti Batu Sinda, Pantai Tanjung, Pantai Sahi, dan Taman Batu Alif.
Laut Natuna memiliki kekayaan perikanan yang sangat melimpah, karena menjadi habitat bagi 10% dari total populasi ikan di dunia. Komoditi yang biasanya dapat dipanen diantaranya ikan pelagis kecil (621,5 ribu ton/tahun), ikan karang (21,7 ribu ton/tahun), udang (11,9 ribu ton/tahun), cumi-cumi (2,7 ribu ton/tahun), dan lobster (500 ton/tahun).
Menurut laporan dari Kemeterian Sekretariat Negara RI, Laut Natuna menyimpan 16 blok migas berupa cadangan minyak bumi 36 juta barel dan cadangan gas bumi 46 TFC. Jika dapat dikelola dengan baik, per harinya dapat diperoleh 25.447 barel tiap blok dan 489,21 MMSCFD. Dengan simpanan migas ini, Laut Natuna sejauh ini menjadi kolam minyak dan tabung gas terbesar di dunia.
Secara geografis, Laut Natuna terbilang sangat strategis karena berada diantara Hong Kong, Jepang, Korea Selatan, Indonesia, dan Taiwan. Tak hanya itu, Laut Natuna merupakan jalur perdagangan internasional sejak dahulu kala, terbukti dari catatan sejarah yang tertulis pada artefak kuno abad ke-10 hingga ke-19. Negara yang menguasai Laut Natuna dapat dipastikan akan menjadi penguasa perdagangan dunia.