Menikah adalah salah satu momen terindah selama manusia hidup. Beberapa negara pun memiliki tradisi pernikahan unik agar momen itu menjadi momen tak terlupakan sepanjang hidup sepasang pengantin.
Mulai dari tradisi diludahi sang mempelai hingga tradisi menangis selama sebulan, berikut ini adalah empat tradisi pernikahan unik dunia yang bikin geleng-geleng kepala.
Maasai merupakan suku asli Afrika yang hidup semi-nomaden di Kenya dan Tanzania. Mereka merupakan kelompok yang dikenal dunia luar karena kebudayaan yang unik serta bertempat tinggal di cagar alam yang penuh dengan binatang buas.
Uniknya, jika ada pesta pernikahan, mempelai wanita harus merelakan rambutnya dicukur botak dan ditutupi lemak domba.
Bukan hanya itu saja, mempelai wanita juga akan diludahi sang ayah di bagian kepalanya dan dada putrinya sebelum menyerahkan ke keluarga barunya.
Meski menjijikkan, tradisi ini dipercaya mampu memberikan keberuntungan bagi pengantin baru. Hmm ada-ada saja.
Tujia merupakan etnis minoritas terbesar ke-8 di Republik Rakyat Tiongkok. Mereka tinggal di Pegunungan Wuling di perbatasan Provinsi Hunan, Hubei, dan Guizhou. Suku ini memiliki sebuah upacara pernikahan unik di mana sang mempelai wanita harus menangis selama sebulan.
Mempelai wanita minimal menangis satu jam per harinya. Ini menjadi sebuah simbol air mata kebahagiaan mempelai wanita yang dipinang. Unik sekali bukan tradisi ini?
Unik dan sudah jadi tradisi di Polandia, pengantin yang baru saja mengikrarkan janji dan keluar dari gereja akan disiram oleh uang koin yang dilempar oleh tamu undangan.
Setelah dilempari uang koin, pengantin akan mengambil uang tersebut. Kadang adapula pengantin yang mengadakan pesta tari menggunakan uang.
Di Fiji, ketika seorang ingin menikah dengan wanita idamannya, ia tidak akan mengucapkan dengan kata ‘i love you’ melainkan pergi ke toko untuk membeli TABUA untuk dipersembahkan kepada keluarga calon istri.
Tabua ini sendiri merupakan gigi paus sperma yang dikenal dengan paus kepala kota. Menurut tradisi Fiji, ini merupakan simbol kesiapan seorang pria menjadi kepala keluarga.