Terima kasih, Sabang!
Kota Sabang, “Titik 0 Km-nya Indonesia” yang terletak di pintu Selat Malaka. Kota yang meliputi 5 buah pulau; Pulau Weh, Pulau Klah, Pulau Rubiah, Pulau Seulako dan Pulau Rondo, ini menyimpan berbagai macam keunikan yang belum banyak diketahui masyarakat luas.
Kecantikan pantai, keramahan warga lokal, kelezatan kuliner lokal, di sini kamu akan merasa seolah-olah waktu berhenti. Benar-benar tempat yang tepat untuk rehat sejenak dari rutinitas.
Selain memberi ketenangan, ada beberapa alasan mengapa kita harus berterima kasih pada Sabang, ini dia:
Berangkat dari dermaga Ulee Lheu, Aceh, ada 2 cara untuk mencapai pulau ini: langsung ke Sabang atau mampir ke Aceh terlebih dahulu. Dari Jakarta hanya ada 2 maskapai yakni Lion Air dan Garuda yang melayani rute Jakarta – Banda Aceh. Sedangkan maskapai penerbangan yang melayani rute Medan-Aceh jauh lebih banyak. Mau langsung ke Sabang? Garuda memiliki rute penerbangan langsung ke Kota Sabang.
Jika mampir ke Aceh terlebih dahulu, ada beberapa opsi transportasi laut dari dermaga Ulee Lheu, Aceh. Menggunakan kapal ferry (kapal lambat) yang tiketnya berkisar diantara Rp 25.000 – Rp 60.000 dengan waktu tempuh sekitar 1.5 – 2 jam atau fast boat (kapal cepat) berkisar antara Rp 55.000 – Rp. 110.000 dengan waktu tempuh hanya 45 menit.
Saya rekomendasikan, coba mampirlah ke Aceh terlebih dahulu dan berangkat dari dermaga Ulee Lheu, Aceh. menggunakan kapal ferry yang tiketnya berkisar diantara RP 30.000 (Ekonomi) – RP 60.000 (Eksekutif) dan RP 105.000 (VIP), dengan waktu tempuh sekitar 1.5 – 2 jam.
Saat di kapal, pergilah ke dek, nikmati angin laut dan inilah salah satu alasan mengapa kamu tak akan menyesal berangkat menggunakan kapal ini, ada sekawanan lumba-lumba berenang di samping kapal! Beberapa pasang lumba-lumba berenang dan sesekali meloncat mengikuti kecepatan kapal, seakan-akan menyambut dan berkata, “Selamat datang, kalian akan memiliki waktu yang menyenangkan di pulau ini!”
Tersembunyi di tepi barat Pulau Weh, 20 km dari pusat kota, Pantai Iboih “menyembunyikan” pesonanya yang luar biasa cantik.
Perjalanan menuju Pantai Iboih kurang lebih setengah jam. Bagian terbaik adalah ketika kendaraanmu melewati jalanan turun yang berliku tajam, kamu akan melihat bentangan lautan biru dihiasi dengan beberapa pulau-pulau kecil yang salah satunya adalah Pulau Klah di Teluk Sabang. Juga melewati monkey road atau jalanan yang dipenuhi dengan monyet-monyet liar. Jalanan di sini sangat lengang, bahkan kamu bisa bersantai di tengah jalan tanpa menghiraukan kendaraan yang lalu lalang!
Seperti sebuah kota kecil terpisah, sepanjang Pantai Iboih dipadati dengan penginapan, toko alat selam, restoran-restoran, sampai toko suvenir.
Sebagai rekomendasi, Iboih Inn mungkin akan jadi pilihan tepat. Menghadap langsung ke Laut Andaman yang tenang, tepat di depan Pulau Rubiah, penginapan ini memiliki rate per malam Rp250.000,- untuk budget room, Rp450.000,- untuk jungle view, Rp500.000,- – Rp550.000,- untuk water front (highly recommended!).
Sebelum melihat sendiri mungkin kamu hanya akan menganggap Pantai Sumur Tiga hanya sekadar pantai berlaut biru dan berpasir putih biasa. Namun sesampainya di sini, kamu akan menyaksikan bentangan samudera yang sangat luas seperti tidak berujung, karena Pantai Sumur Tiga memiliki garis pantai yang cukup panjang.
Jika membawa kamera untuk berfoto, berhati-hatilah. Karena ombak yang cukup besar dapat membuatmu lalai kala tengah berfoto.
Yang spesial dari Sabang tentu adalah sunset-nya, kamu samasekali tak boleh melewatkan ini!
Menghadap langsung ke perairan lepas Samudera Hindia, terkadang (jika sedang beruntung) sekawanan lumba-lumba bisa dilihat ikut berenang melengkapi indahnya matahari terbenam.
Tidak bisa dipungkiri lagi, Sabang memang kota yang cocok untuk berkontemplasi. Tempat untuk “kabur” sejenak dari rutinitas sehari-hari. Di Sabang, kemanapun kita melangkah, angin sepoi-sepoi dan desiran ombak akan membuat kita menemukan kedamaian dalam diri kita masing-masing.