Layang-layang menjadi salah satu permainan tradisional yang tak pernah kehilangan peminatnya. Dari Indonesia maupun dunia. Bahkan, pada Rabu (30/5), Indonesia bersama India berkolaborasi mengadakan pameran layang-layang bertema Ramayana.
Dan, siapa sangka, layang-layang tertua di dunia ada di Indonesia, tepatnya berasal dari Muna, Sulawesi Tenggara.
Disebutkan staf Museum Layang Layang, Asep Irawan layang-layang di Indonesia sudah ada sejak sangat lama. Bahkan sudah ada sejak zaman purba. Di Muna, Sulawesi Tenggara bahkan terdapat layang-layang yang terbuat dari daun kolope yang disebut-sebut senagai layang-layang tertua di dunia.
Konon, dulu layang-layang digunakan oleh manusia untuk menggapai Tuhan. Proses pencarian Tuhan dengan layang-layang tersebut digambarkan di dinding goa, menggunakan darah dan getah tanaman berwarna merah kecoklatan. Sampai sekarang lukisan purba tersebut dapat dilihat di Goa Sugi Patani, Desa Liang Kabori, Pulau Muna.
Salah seorang penggemar layang-layang dari Jerman, Wolfgang Bieck mengklaim bahwa layang-layang yang ada di Muna jauh lebih tua dari layang-layang yang ada di China. Hal ini sekaligus menjadikan layang-layang di Muna menjadi layang-layang tertua di dunia.
Sampai saat ini, masyarakat Muna masih melestarikan tradisi membuat layang-layang dari daun kolope atau disebut juga dengan ‘kaghati kolope’. Satu lagi hal yang unik di Muna, biasanya kuburan orang-orang di sini akan diberi layang-layang di bagian atasnya sebagai atap.
Layang-layang Muna yang terbuat dari daun kolope menjadi salah satu koleksi di Museum Layang Layang di Jalan H. Kamang No. 38, Pondok Labu, Jakarta Selatan. Selain melihat koleksi layang-layang dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri, pengunjung juga dapat belajar membuat layang-layang sendiri di museum ini.