Serangan Bom, Istanbul Sudah Tak Aman Untuk Turis?

Setelah terjadinya serang bom pada Selasa pagi (12/1), masih amankah Istanbul untuk dikunjungi?

SHARE :

Ditulis Oleh: Shabara Wicaksono

Seorang polisi Istanbul sedang mengamankan lokasi didepan Blue Mosque pasca pemboman, Selasa (12/1). Foto dari ABC

Seorang pembom bunuh diri menewaskan 11 orang dan melukai 15 lainnya pada Selasa pagi (12/1), di daerah wisata sekaligus ibukota Turki, Istanbul. Kesepuluh orang yang tewas akibat ledakan itu, berada hanya beberapa langkah dari Blue Mosque yang bersejarah, dan begitu padat akan warga negara asing kebanyakan dari mereka adalah warganegara Jerman.

Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu mengungkapkan bahwa bomber kelahiran Suriah adalah anggota ISIS, dan ia berjanji untuk memerangi kelompok militan sampai tak bersisa.

Baik, kita sudah mendengar komitmen dari pihak berwenang Turki. Pertanyaan paling penting sekarang adalah, apakah Istanbul masih aman untuk dikunjungi?

Istanbul adalah kota yang paling banyak dikunjungi keenam di dunia, dan salah satu tempat dengan koleksi benda bersejarah dan budaya terkaya di planet ini. Lebih 12,5 juta orang melakukan perjalanan ke kota pada 2015.

Kasus pemboman ini adalah pertama kalinya ISIS menargetkan industri pariwisata Turki. Kedekatan Turki dengan Suriah membuatnya menjadi target utama untuk serangan oleh kelompok teroris yang beroperasi di wilayah tersebut.

Pihak berwenang sempat menutup stasiun kereta api terdekat dari lokasi serangan, namun Selasa sore stasiun tersebut telah dibuka kembali. Dan kini semua toko-toko dan restoran di daerah itu beroperasi kembali seperti biasa.

Tiga pemboman yang ISIS lakukan di Turki tahun lalu menewaskan total 136 orang dan melukai lebih dari 550 lainnya. Setelah serangan ini, Jerman dan Rusia mengeluarkan larangan perjalanan ke Turki yang lebih ketat pada warga negara mereka.

Sementara itu, Turki kini juga tengah berurusan dengan meningkatnya kekerasan yang terjadi karena gesekan antara pemerintah Turki dan militan Kurdi.

Hal tersebut tentu justru makin meningkatkan rasa was-was orang wisatawan yang ingin berkunjung ke Turki.

Perbatasan selatan Turki dengan Suriah telah menjadi daerah yang semakin rawan. Namun pemerintah Turki telah berusaha keras untuk melindungi warga dan pengunjung mereka sama dari serangan potensial. Detektor logam dan pemeriksaan keamanan yang beroperasi di banyak museum, berbagai tempat wisata dan pusat perbelanjaan. Polisi juga rutin berpatroli di tempat-tempat wisata populer.

Sayangnya, bangunan-bangunan sejarah yang berbau keagamaan seperti masjid atau gereja, justru tidak memiliki cukup pengamanan seperti di tempat-tempat wisata lain, seperti yang terjadi di taman kawasan Sultanahmet di mana pemboman itu terjadi.

Departemen Luar Negeri AS memperingatkan bahwa serangan di masa depan kemungkinan besar menargetkan tempat yang banyak dikunjungi orang-orang yang berasal dari negara barat seperti warga Eropa maupun Amerika.

Sementara itu KJRI Istanbul menghimbau bagi WNI yang akan berpergian ke wilayah tersebut diharapkan dapat memperhatikan perkembangan situasi. Berdasar data terbaru saat ini terdapat sekitar 708 orang WNI berdomisili di Istanbul, sebagian besar adalah mahasiswa atau WNI yang telah memiliki pekerjaan tetap di Turki. KJRI Istanbul saat ini belum mendapatkan laporan adanya Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban insiden tersebut.

Nomor hotline KBRI Istanbul yang dapat dihubungi adalah +905378807439 atas nama Ibu Maya, atau nomor +905319831534 atas nama Ibu Ida.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU