Pilih Traveling Sendirian atau Bersama Rombongan?

Ada saatnya kapan saya lebih nyaman traveling bersama rombongan dan kapan saatnya saya memilih solo traveling.

SHARE :

Ditulis Oleh: Umu Umaedah

Foto dari Irfansyah

 

Mana yang lebih menyenangkan, solo traveling atau rombongan?

Banyak orang beranggapan melakukan perjalanan bersama rombongan lebih menyenangkan daripada solo traveling ( bepergian seorang diri ). Tidak selalu seperti itu. Ada saatnya kapan saya lebih nyaman traveling bersama rombongan dan kapan saatnya saya memilih solo traveling.

Solo traveling biasa saya lakukan ketika saya ingin menyendiri dan membutuhkan sebuah inspirasi. Selebihnya saya lebih suka untuk berlibur dengan banyak teman.

Dari kedua cara tersebut, masing-masing memberikan kesan berbeda. Tentu saja keduanya sama-sama menyenangkan karena saya tahu bagaimana cara menikmati perjalanan itu sendiri dan tidak melulu soal destinasi.

Solo Traveling

Mengenal diri sendiri

Kota Semarang yang baru saya kenal menjadi target pembelajaran solo traveling. Saya menikmati perjalanan ini. Bagaimana kita belajar untuk mengenali diri sendiri, mengatur strategi, dan belajar untuk bertanggung jawab atas diri kita.

Saya pernah begitu egois ketika bepergian secara rombongan, dan saya tidak akan mengulanginya di sini. Segala kelebihan dan kekurangan akan menjadi pelengkap perjalanan saya.

Saya single dan saya merdeka!

Saya tidak perlu repot-repot untuk melangkah ke arah yang menurut saya tidak menarik untuk dikunjungi hanya karena memberatkan teman. Saya memilih untuk berjalan kaki sepanjang 2 km agar dapat lebih mengenali jalanan.

Atau ketika saya duduk manis untuk makan di dalam mall tanpa perlu mempertimbangkan budget teman. Saya dengan bebas bisa melangkah kemanapun tanpa perlu merepotkan orang lain.

Teman Baru

Ketika ber-solo traveling, jangan pernah menjadi seorang yang introvet. Inilah yang saya pelajari dari beberapa tulisan yang sering saya baca. Saya harus welcome kepada setiap orang. Dan target dari orang-orang yang ingin saya temui adalah mereka orang lokal destinasi yang saya kunjungi. Atau orang-orang yang sejenis dengan saya.

Seperti sorang ibu-ibu yang kutemui di Tugu Muda. Ia sedang menemani anak-anaknya bermain. Bermaksud bertanya arah, akhirnya saya dengannya terlibat perbincangan panjang dengan topik yang hanya dipahami wanita.

Begitu merana ketika sakit di jalan

Ini adalah hal yang selalu saya takutkan selama solo traveling. Sama seperti ketika saya melakukan perjalan mudik ke kota asal. Di perjalanan, saya mengalami sakit perut luar biasa. Saya hanya diam menahan sakit sampai batas kesabaran saya habis. Akhirnya sopir travel mengantarkanku saya mencari apotek. Beruntung, saya mendapat pertolongan waktu itu. Lain waktu? Belum tentu.

Ingin foto, tapi…

Tidak perlu khawatir dengan itu. Saya bisa meminta tolong dengan orang-orang yang ada di sekitar saya. Percayalah mereka tak akan menolaknya. Bahkan mereka barter bantuan. Ya, seorang rombongan keluarga besar yang sedang berkunjung ke Kuil Sam Po Kong meminta saya untuk memotret mereka agar semua anggota keluarganya terfoto.

 

Traveling bersama rombongan

Indahnya berbagi cerita bersama teman di perjalanan

Bukan destinasi yang sering dirindukan, seringkali justru saya merindukan kebersamaan dengan teman-teman. Saat  pelaksanaan study tour kampus menuju Jakarta yang memakan waktu setengah hari lebih, tentunya kebersamaan di dalam bus lebih lebih mengesankan. Saling berbagi lelucon dan kami pun tertawa. Karena setelah turun dari bus, kami akan sibuk dengan kelompok kecil masing-masing.

Teman seperjalanan, tempat berbagi

Saat perjalanan rombongan, pengeluaran saya jauh lebih hemat. Di jalan kita bisa saling berbagi makanan, berbagi sewa penginapan atau uang transportasi.

Atau ketika kita mengalami hal-hal tak terduga di perjalanan, sakit atau ketika dompet saya hilang, ada teman saya  yang siap membantu.

Saat harus tersesat di jalan. Saya bisa saling bertukar pendapat untuk menentukan kemana langkah selanjutnya.

Keinginan yang tidak sama, sering menimbulkan pertengkaran

Inilah yang sering terjadi ketika berlibur dengan teman. Terkadang keputusan yang dipilih tidak sesuai dengan pendapat saya karena mereka memilih keputusan berdasar votting terbanyak. Ada sedikit perasaan kecewa ketika saya ingin untuk pergi mampir ke kedai cokelat, namun mereka menginginkan untuk kongkow di warung kopi. Apa boleh buat, saya menurut.

***

Banyak yang bilang solo traveling itu sepi, traveling bersama grup itu tidak bebas. Benarkah? Solo traveling maupun rombongan akan menjadi menyenangkan atau justru hal paling menyebalkan semua kembali pada diri kita masing-masing, karena perjalanan adalah tentang bagaimana cara kita menikmatinya.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU