Kisah Inspiratif Seorang Bule Pulang Kampung dari Bali ke Belanda Naik Motor Bebek

SHARE :

Ditulis Oleh: Echi

Petualangan lintas negara bahkan benua menggunakan sepeda motor memang bukan hal yang biasa lagi. Sebut saja Mario Iroth, seorang bikers Indonesia yang sukses melakoni perjalanan dari Bandung ke Paris dengan sepeda motor. Namun, kisah seorang bule, Gerard Eferink, pulang kampung halaman naik sepeda motor dari Bali ke Belanda ini menjadi viral di sosial media.

Nah, apa sih yang membuat kisah Gerard Eferink ini viral di sosial media?  Dikutip dari akun facebook Oki Andrealasson yang telah berkomunikasi langsung dengan Gerard Eferink, inilah alasannya,

1. Gerard Eferink mengambil resiko pulang kampung dari Bali ke Belanda menggunakan sepeda motor

Foto berasal dari Facebook Oki Andrealasson

Gerard sudah cukup lama tinggal di Bali. Tepatnya di daerah Candidasa, Karangasem, Bali. Selama tinggal di Indonesia, Gerard memiliki bisnis diving. Istrinya pun berasal dari Indonesia.

Lama tidak pulang ke Belanda, Gerard memutuskan untuk kembali ke kampung halaman menggunakan motor. Dia lebih memilih naik motor dari pada pesawat, karena menurutnya “resiko adalah satu-satunya jaminan untuk menjadi benar-benar hidup”.

2. Perjalanan penuh resiko dia tempuh seorang diri, tanpa sponsor atau pun patroli pengawal

Foto berasal dari akun facebook Gerard Eferink

Seperti yang dia tuliskan dalam caption fotonya, Gerard Efrink pergi seorang diri. Hanya ditemani motor bebek yang dia bawa dari Bali. Bahkan dia tidak membawa patwal, strobo, atau pun sirine. Hanya berbekal box yang dia letakan di belakang motor.

3. Bukan promosi, tapi yang bikin kisah ini epik karena Gerard mengendarai Supra!

Sujud syukur karena sudah berhasil melewati perjalanan penuh tantangan

Kalau Gerard memakai moge atau motor sport khusus untuk touring, mungkin beritanya nggak bakalan seviral ini. Seperti yang kamu tahu, motor Supra 125 adalah motor yang biasa digunakan untuk perjalanan sehari-hari, bukan diciptakan untuk touring. Apalagi touring lintas benua.

4. Setidaknya, dia butuh waktu selama 3 bulan 4 hari untuk sampai ke Belanda

komentar dari Ndari Wulan, istri Gerard mengenai kisah perjalanan suaminya

Bule asal Belanda ini menempuh perjalanan yang cukup panjang. Melintasi pulau-pulau di Indonesia, negara, dan benua. Selama perjalanan, Gerard hanya ganti ban motor dan rantai masing-masing satu kali.

5. Suatu waktu, krisis di Suriah memaksa dia menerbangkan motornya dari Kuala Lumpur hingga Istanbul, Turki

Gerard disambut keluarganya saat tiba di Belanda

Total perjalanan 3 bulan 4 hari tidak dia tempuh lewat jalur darat saja. Gerard menemui kendala permasalahan visa saat terjadi krisis Suriah. Maka dari itu, dia harus menerbangkan motornya dari Kuala Lumpur ke Istanbul, Turki. Lalu, perjalanan darat dilanjutkan lagi mulai dari Istanbul, Bogaria, Bosnia, Servia, Kroasia, Slovenia, Austria, Jerman, hingga akhirnya tiba di Belanda.

6. Total biaya yang dia keluarkan sekitar 12.000 USD atau setara 156 juta rupiah

Berpelukan melepas rindu. Foto berasal dari akun facebook Oki Andrealasson

Bukan biaya yang sedikit. Uang sejumlah 12.000 USD dia habiskan untuk membiayai kebutuhan hidupnya selama perjalanan seperti makan, biaya menginap, dan penerbangan dia dari Kuala Lumpur ke Turki beserta sepeda motornya. Kata Gerard, 12.000 USD sudah termasuk laptop apple yang dia beli selama perjalanan.

7. Sekarang ini, motor bebek yang menemani dia melakoni perjalanan epik masih tertahan di Rusia

Kedatangan Gerard denganmotor bebeknya. Foto berasal dari akun facebook Oki Andrealasson

Seorang temannya mencoba membawa kembali motor Supra miliknya ke Bali. Namun, karena permasalahan dokumentasi dan asuransi, motor Supra legendaris itu terdampar di Rusia.

8. Gerard Eferink mendokumentasikan cerita perjalanannya dalam sebuah buku berjudul ‘The Joy of Living Dangerously”

Pesta penyambutan Gerard Eferink. Foto berasal dari Oki Andrealasson

Kisah epik ini telah berlangsung 3 tahun silam. Gerard pun telah mendokumentasikannya dalam sebuah buku yang diterbitkan dalam bahasa Belanda. Nantinya, buku berjudul ‘The Joy of Living Dangerously’ akan dimuat dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

 

***

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU