Naik gunung itu harus senyaman mungkin. Usahakan kita memakai peralatan gunung dengan safety. Selain itu, kita juga harus memperhatikan cara packing. Salah packing, bisa menjadi sumber penderitaan selama pendakian.
Namun, kamu pernah nggak, merasa packing sudah benar, tapi pendakian masih terasa berat? Mungkin ini salah satu penyebabnya:
Ransel terasa berat, punggung sakit dan sangat tidak nyaman. Bisa jadi, hal itu disebabkan karena tipisnya bantalan ransel. Jika zaman dahulu banyak pendaki yang menggunakan pembalut sebagai ganjalan pundak untuk mengurangi rasa sakit.
Sekarang, banyak ransel yang mempunyai bantalan tebal. Pilihlah bantalan yang tidak hanya tebal, namun juga lembut, membal, dan tidak kaku.
Baca : Cara Memilih Ransel yang Tepat Untuk Travelling
Kenapa masih berat? Bisa jadi kamu belum memasang shoulder dan hip strap dengan baik. Posisi ransel harus menyesuaikan panjang torso (pangkal leher sampai pinggang). Sesuaikan posisi ransel dengan menarik atau mengendorkan shoulder strap. Jangan lupa mengkancingkan hip belt atau hip strap.
Hip strap dan shoulder strap membantu mengkunci ransel tepat sesuai dengan torso kita. Jadi saat kimu berjalan, ransel terasa “nempel” di punggung.
Baca: Tips Memilih Ransel Untuk Wanita
Pendakian terasa berat tidak hanya disebabkan karena benar tidaknya cara packing. Bisa jadi, kamu mengenakan kostum yang salah saat mendaki gunung.
Ketika kamu mendaki menggunakan celana jeans, langkah kaki akan terasa berat dan tidak nyaman. Bahan celana jeans yang tebal dan cenderung ketat, menghalangi kaki kita melangkah dengan bebas. Sebaiknya gunakan celana berbahan ringan.
Seperti Apakah Kostum Unik Para Pendaki Gunung di Instagram?
Naik gunung membutuhkan stamina yang kuat. Manfaatkan waktu istirahat untuk tidur. Selain itu, pilihlah bantalan kepala dengan baik. Bantal angin sangat cocok kamu bawa ke gunung.
Perhatikan juga posisi tidur kamu. Saat pagi tiba, kamu akan bangun dengan tubuh yang bugar.
Berapa bungkus mie isntan yang kamu bawa saat mendaki? Jangan terlalu banyak makan mie instan. Karena mie instan sejatinya nggak pernah membuat banyak energi. Kandungan zat kimia yang ada dalam mie instan bisa menurunkan metabolisme tubuh.
Selain itu, mie instan juga bisa mengganggu sistem pernapasan kamu. Gejalanya, dada akan terasa sesak dan susah bernapas.
Baca: Lupakan Mie Instan, Coba 7 Menu Spesial Ini Saat Pendakian
Jangan salah ransel kamu jika pendakian terasa berat. Mungkin jalur yang kamu pilih sangat ekstrim. Terus menanjak tanpa jalan yang datar. Saat di penanjakan ekstrim inilah, kamu telah diuji. Seberapa kuat kamu menanjaki jalur-jalur esktrim itu. Jika jalur pendakian yang berat saja tak sanggup kamu naiki, bagaiman bisa kamu naik pelaminan?
Bisa jadi kamu salah memilih pasangan. Jika kamu mendaki dengan pasangan yang tepat, dia pasti mau kok membawakan ransel kamu sampai ke puncak! Nggak percaya, coba deh buktikan.
Pilihlah pasangan yang bisa diajak suka duka. Bukankah ada pepatah yang bilang, kebahagiaan akan membuat hidup menjadi ringan.
Salah menonton film sebagai panutan bisa jadi bencana. Bener aja kamu merasa kelelahan mendaki. Kamu nontonnya film 5 cm sih. Ransel mereka aja kopong nggak ada isinya.
Tontonlah film-film pendakian dan petualangan yang mengedukasi. Yang mengajarkan kita bahwa pendakian itu bukan cuma gunung, cinta, dan persahabatan. Dari film itu, kamu bisa belajar bagaimana sebaiknya mendaki yang baik.
Coba tonton ini : 16 Film Perjalanan yang Tidak Membosankan Biarpun Ditonton Berkali-kali
Meskipun sudah menggunakan ransel dengan back system paling canggih, tetap saja terasa berat jika kamu selalu saja membawa masa lalu. Saya tahu, masa lalu itu memberatkan beban pikiran dan perasaan. Lepaskan, relakan, dan ikhlaskan, niscaya pendakianmu akan lebih ringan.
Sudah memperbaiki sembilan penyebab pendakian terasa berat tapi masih juga tidak kuat mendaki? Berarti kamu bukan seorang pendaki gunung. Kamu lebih cocok untuk mendaki mall. Nggak berat, nggak capek, bisa pakai elevator lagi! Ciss!