Ingin merasakan suasana pedesaan untuk menenangkan diri? Dalam waktu dekat, pemerintah Kabupaten Purwakarta akan membangun 40 rumah rumah bergaya khas Suku Baduy di kaki Gunung Parang yang dikelilingi area persawahan disekitarnya.
Kawasan itu direncanakan akan menjadi salah satu destinasi wisata keluarga di Purwakarta.
Saat ini area tersebut masih dalam penataan infrastuktur.
Pembangunan 40 rumah bergaya Baduy ini rencananya akan dimulai tahun ini, sehingga para wisatawan dapat memiliki referensi tambahan saat berkunjung ke Purwakarta.
Di sekitar Gunung Parang sendiri, wisatawan dapat menikmati berbagai macam aktivitas seperti memanjat tebing maupun mendaki gunung batu.
Rumah adat Baduy secara umum berbentuk rumah panggung yang menggunakan bambu. Rumah adat baduy memiliki filosofi kesederhanaan, dan dibangun berdasarkan naluri manusia yang ingin mendapatkan perlindungan dan kenyamanan.
Di daerah asalnya, bangunan adat Baduy berada di dataran tinggi dengan kontur permukaan tanah yang tidak rata, sehingga tinggi rendahnya bangunan panggung tersebut mengikuti kontur tanahnya. Selain disangga dengan menggunakan bambu, rumah adat Baduy juga disangga dengan menggunakan tumpukan batu kali, yang juga berfungsi sebagai pencegah longsor.
Atap rumah adat baduy terbuat dari daun sedangkan bilik rumah dan pintu rumah terbuat dari anyaman bambu yang dianyam secara vertikal.
Bangunan adat Baduy memiliki tiga ruangan dengan fungsi yang berbeda, yaitu ruang tidur kepala keluarga sekaligus dapur yang disebut dengan imah, ruang tidur untuk anak-ansekaligus ruang makan yang disebut tepas dan ruang untuk menerima tamu yang disebut dengan sosoro. Bangunan ini menggambarkan keseharian suku baduy yang sederhana dan menyatu dengan alam.
Jadi akan seperti apakah rumah adat baduy di ka Gung Parang Purwakarta? Mari kita tunggu kehadirannya!