Tren Perjalanan dunia dari tahun ke tahun kian berkembang, mulai dari cara, destinasi, transportasi fashion-nya! Tren perjalanan 2016 di Indonesia pun mengalami banyak perubahan, seperti yang diprediksi oleh Tiket.com, bahwa Bali masih akan jadi primadona wisata, pun demikian dengan Lombok, Pulau Komodo, maupun Raja Ampat.
Begitupun dengan Lonely Planet. Mereka yang selama ini dikenal dengan buku panduan travelingnya di seluruh dunia yang sangat lengkap mengeluarkan prediksinya mengenai tren traveling di masa depan. Lonely Planet bekerja sama dengan International Air Transport Association (IATA) yang tengah merayakan 100 tahun perjalanan udara komersial, menerbitkan 10 ramalan perjalanan masa depan.
Lonely Planet meyakini bahwa beberapa hambatan perjalanan yang menghalangi para pejalan, seperti biaya perjalanan yang mahal akan menurun. Hambatan lain seperti bahasa, juga akan semakin lenyap dengan kehadiran aplikasi penerjemah.
Data dari Air Transport Action Group (ATAG) memprediksikan sebanyak 6.6 milyar penumpang akan terbang pada 2032, tumbuh rata-rata 4.4% per tahun sejak 2014. Lonely Planet yakin, konsep perjalanan masa depan adalah perjalanan sebagai bagian dari gaya hidup.
Dengan penerbangan yang lebih cepat dan murah dari sebelumnya, para pejalan makin tertarik untuk mengikuti berbagai event internasional, seperti festival budaya, musik maupun pertandingan sepakbola.
Kabar baik untuk para pejalan yang mencari penerbangan dengan kualitas terbaik namun dengan harga minim. Lonely Planet juga memprediksikan adanya pertanda baik bagi penerbangan kelas ekonomi, dimana persaingan antar-maskapai penerbangan menyebabkan mereka meningkatkan pengalaman bagi semua orang.
Bandara di seluruh dunia banyak berbenah sekarang ini. Mereka melengkapi lobby pemberangkatan dengan hal-hal yang menghibur; seperti spa, galeri seni, area hijau dan bahkan bioskop.
Bahkan Lonely Planet berharap akan ada kegiatan menyenangkan lain yang lebih berani seperti rollercoaster saat sebelum terbang! Mungkinkah? Kita lihat saja.
Lonely Planet menjabarkan bahwa para pejalan mungkin akan senang dengan pengalaman tidur di rumah pohon, atau pengalaman menginap anti-mainstream lainnya. Penelitian menunjukkan adanya peningkatan permintaan terhadap hotel-hotel yang menawarkan pengalaman ekstra karena para pelancong mencari pengalaman sekali seumur hidup.
Para pejalan akan makin peduli dengan lingkungan dan menerapkannya dalam setiap detil perjalanannya, seperti transportasi maupun penginapannya.
Lonely Planet memprediksikan green travel akan semakin meningkat karena pelancong generasi sekarang sudah lebih peduli pada keberlangsungan alam.
Smartphone dan teknologi lainnya akan makin memudahkan perjalanan. Untuk memesan tiket pesawat, check-in hotel, bahkan reservasi restoran, semua bisa dilakukan sebelum kamu tiba di tempat tujuan. Aplikasi yang menyediakan kebutuhan perjalananmu pun akan semakin menjamur.
Lonely Planet memprediksikan akan terjadinya peningkatan perjalanan ke tempat-tempat terpencil dimana email dan sinyal telepon tidak bisa menjangkau. Jumlah hotel di lokasi terpencil juga semakin banyak. Perjalanan seperti ini memberikan pengalaman luar biasa bagi para pelancong.
Para pelancong akan semakin penasaran dengan pengatahuan lokal di destinasi yang mereka kunjungi, seperti bahasa, kuliner lokal, adat, ataupun kebiasaan warga lokalnya.
Panduan perjalanan dari media online mungkin akan mudah ditemui, tetapi interaksi langsung dengan warga lokal memberikan sensasi berbeda karena adanya interaksi langsung. Itu yang disukai para pelancong.
Perjalanan akan semakin mudah dilakukan dengan bantuan google street view, bahkan sebelum para pejalan keluar dari penginapan untuk melakukan perjalanan.