Setelah November lalu sukses menyelenggarakan program tematik tur Surabaya Heritage Track (SHT) ‘Heroes from Surabaya’, kini House of Sampoerna Surabaya kembali mendukung perkembangan seni budaya Indonesia dengan selenggarakan pameran seni bertajuk “Transformasi”.
Berangkat dari satu persamaan visi untuk menjadikan Surabaya sebagai ‘kota seni’, House of Sampoerna mendorong 7 perupa perempuan Surabaya untuk terus aktif berkesenian, menggelar pameran, dan berkarya. Pameran seni dengan tajuk ”Transformasi” ini diselenggarakan di Galeri House of Sampoerna pada tanggal 16 Desember 2016 – 14 Januari 2017. Sementara pembukaan akan dilakukan pada 15 Desember 2016 pukul 18.30 WIB.
Tema ‘Transformasi’ diangkat karena disadari adanya perubahan pada masing-masing kehidupan perupa. Keberagaman makna transformasi yang ditangkap oleh tiap perupa, menjadi hal unik untuk diamati. Apalagi mengamatinya dalam 14 karya seni lukis, tanah liat, dan instalasi variatif yang dikemas secara apik.
Woro Indah Lestari akan menampilkan karya berjudul ”Dalam Batas dan Celah” yang menggambarkan bagaimana sebuah budaya secara transparan memberikan batas antara satu kelompok masyarakat dengan yang lain serta secara alamiah memiliki celah yang membuka pola pertukaran dan pencampuran tertentu yang akhirnya memicu terjadinya transformasi budaya. Lebih spesifik, lukisan dengan batik parang terbakar dan penampakan gambar perkotaan, sebagai perumpamaan budaya lokal yang mulai tergerus oleh arus modernisasi, terhapusnya tradisi oleh peradaban baru.
Lain halnya dengan karya lukis berjudul ”Tentang Pagi” oleh Jenny Lee. Lukisan ini mengangkat perubahan paradigma tentang perempuan, di mana saat ini perempuan dapat berpengaruh dan mempunyai kesempatan besar dalam mengejar impiannya.
Lewat karyanya, Jenny Lee menggoreskan harapannya agar perempuan mempunyai keinginan yang kuat, dengan suka cita dan bersemangat untuk mewujudkannya ibarat menyambut datangnya pagi.
Seniman perempuan lain yang turut berkarya pada pameran ini adalah Adrinalia Nila, Icha Dechapoe, Maria Goretti, Risya Ayudya dan Intan Rista Rini.
Agus Koecink, seorang seniman asal Surabaya, memberikan ulasan tentang pameran bertajuk Transformasi ini. Menurutnya, sebuah perubahan tentu didorong oleh berbagai situasi dan kondisi terdahulu. Biasanya perubahan mempunyai dampak yang baik dan tergantung pada posisi mana ketika terjadi perubahan. Para kreator seni ini mencoba menafsir ulang perubahan dengan menghadirkan karya-karya seni yang bisa jadi ide penciptaan akibat dari sesuatu yang berubah dilingkungan sosial maupun pribadi.
***
Menyaksikan pameran seni bisa menjadi alternatif liburan Kamu di musim hujan ini. Daripada jalan-jalan ke luar ruangan dan selalu terjebak hujan, berkunjung ke Museum House of Sampoerna bisa jadi pilihan. Kamu yang lagi di Surabaya, sempatkan mampir di pameran seni “Transformasi” ini, ya!