“ini beneran saya lagi di luar negeri?? Seriously? OMG! Mak, anakmu bisa ke luar negeri” *lebay*
Saya begitu girang bisa jalan-jalan ke luar negeri. Kegembiraan langsung terlihat ketika kaki ini mulai menginjakan kaki di Bandara Changi. Noraknya nggak ketulungan, senyum-senyum sepanjang jalan sambil terus memotret apa yang terlihat menarik di area bandara. Sampai-sampai, seorang petugas menghampiri saya dan berkata,
“Excuse me ms, you are not allowed to take the picture in this area. Can I see the pictures?”
OMG! Kenorakan saya akhirnya terdeteksi oleh petugas bandara. FYI, pengunjung boleh memotret, namun tidak di area imigrasi. Nah, saking hebohnya, saya tetap saja mengambil foto di kawasan imigrasi. Bapak petugas datang menghampiri, lalu minta saya menghapus beberapa foto yang telah diambil.
Kelakuan saya saat pertama keluar negeri memang mengindikasikan betapa berlebihan alias noraknya saya. Bukan hanya itu, berikut kelakuan-kelakuan norak lainnya
Normalnya, orang-orang hanya foto beberapa kali saat tiba di bandara. Sedangkan saya? Baru jalan 5 langkah sudah berhenti untuk selfi. Melihat spot “unyu” langsung minta tolong temen buat motret saya.
“ eh, spot ini bagus nih, foto dong. Disana juga oke tuh, fotoin yak.”
“ya ampun, unyu banget. Foto .. foto .. foto.. “
“satu lagi dong, pengen pose foto yang kayak selebgram itu tuh”
“ih, komposisinya kurang nih. Ulangi yak, sekali lagi”
Hanya karena ingin “pamer” kalau lagi jalan-jalan ke luar negeri, saya posting foto yang berlebihan di sosmed. Setiap ada wi-fi gratis atau sinyal internet, saya tidak pernah melewatkan untuk share moment di path atau foto di instagram. Nggak ketinggalan dengan caption-caption norak yang setiap kali membacanya lagi, saya cuma senyum-senyum malu. Hehhehee
“bentar.. bentar.. aku posting foto di instagram dulu”
Sepanjang jalan mengelilingi kota, saya terus saja membandingkan Indonesia dengan Singapura. Mulai membandingkan kerapian kota, kehidupan warga negaranya, wisatanya, hingga mahalnya makanan di sana.
“yah, beli seporsi nasi padang di warung Padang sederhana Cuma 15 rebu”
“Ih, rapih banget jalanannya. Lihat tuh deh, nggak ada sampah. Bangunannya tertata rapi”
“Coba semua kota di Indonesia pakai MRT semua. Pasti lebih nyaman”
Entahlah, rasanya sangat susah mengurangi kebiasaan foto-foto saat jalan-jalan. Apalagi saat menemukan spot foto atau landmark kota yang cantik. Foto di satu landmark saja bisa puluhan kali jepretan.
“Foto sama singa dong..”
“eh, itu ada patung lucu, mau dong foto di situ”
“Foto candid dong, pura-puranya aku lagi serius nulis di taman. Oke?”
Jalan-jalan ke luar negeri memang butuh banyak persiapan. Termasuk memilih out fit yang sesuai dengan iklim dan destinasi wisata yang akan dikunjungi. Seharusnya, saya gunakan celana kain atau celana pendek yang berbahan tipis saat di pantai, tapi entah kenapa saya malah menggunakan celana jeans.
“ duh, nggak enak banget nih celana jeansnya”
“haduh, kesalahan nih pakai celana jeans pas main air di pantai gini”
Mengunjungi destinasi wisata baru untuk pertama kali memang tidak lepas dari yang namanya kebingungan. Saya dan kedua teman terlihat bingung dan akhirnya tersesat. Bukannya memilih tempat untuk menenangkan diri, malah ribut dan saling menyalahkan sepanjang jalan.
“harusnya nggak lewat sini, “
“bukannya tadi udah lewat sini ya? Salah belok nih, putar balik”
“yah, kok sini lagi sih, salah jalan”
Kuncinya sih, berusaha tetap tenang meski dalam keadaan tidak karuan.
***
Barometer kenorakan seseorang tentu berbeda-beda. Jadi, apa kenorakanmu? Share yuk, di kolom komentar!