Sudah menjadi rahasia umum bahwa pemerataan pendidikan, ekonomi, dan kesejahteraan di negeri ini masih belum sepenuhnya terlaksana. Di wilayah Indonesia Timur misalnya, masih banyak anak-anak yang sulit mengakses pendidikan maupun pengadaan fasilitas umum seperti moda transportasi, toilet bersih, jalan raya, dan lain sebagainya.
Meski wilayah Indonesia Timur kini sedang marak digadang-gadang sebagai destinasi unggulan, namun pada kenyataannya, masyarakat setempat belum bisa sepenuhnya mendapat keuntungan dari tingginya minat wisatawan ke sana. Di Pulau Flores yang terkanal dengan Labuan Bajo, Taman Nasional Komodo, atau Danau Kelimutu misalnya, kita masih dapat dengan mudah menemukan kesenjangan baik itu soal pendidikan, kesehatan, maupun kesejahteraan yang harusnya bisa dinikmati masyarakat setempat.
Berkaitan dengan hal tersebut, sebuah biro perjalanan berbasis sosial bernama Travel Sparks, berdiri sebagai pioneer untuk urusan wisata sosial. Layanan wisata yang ditawarkan membuat para wisatawan bisa mengatur itinerary sesuai preferensi mereka pribadi, yang digabungkan dengan berbagai aktivitas voluntering, melahirkan konsep yang disebut Voluntourism.
Dilansir dari harpersbazaar.co.id, paket perjalanan ini membawa misi sosial untuk meningkatkan literasi dan perekonomian masyarakat di Indonesia Timur. Travel Sparks memiliki fokus destinasi yakni kawasan Pulau Flores, termasuk Pulau Komodo dan sekitarnya.
Para wisatawan yang ikut biro perjalanan ini dapat melakukan berbagai kegiatan sosial di Taman Bacaan Pelangi, perpustakaan anak-anak yang berdiri di berbagai pelosok daerah. Wisatawan bisa ikut menyumbangkan buku bacaan hingga mengajari membaca dan membuat prakarya. Selain itu seluruh profit yang didapatkan Travel Sparks akan didonasikan untuk Taman Bacaan Pelangi.
Di sisi lain, Travel Sparks juga memberdayakan masyarakat lokal. Semua yang terlibat dalam perjalanan ini adalah orang-orang lokal, seperti pemandu wisata, diving instructor, penyewaan mobil, dan lain sebagainya.
Hadirnya biro perjalanan yang menyediakan voluntourism serta maraknya gerakan-gerakan social-environment lainnya di Pulau Flores, seperti Shoes For Flores (SFF), Hijau-Green Indonesia, atau Rural Resilience akan membuat traveling kita menjadi lebih bermanfaat. Shoes For Flores misalnya, yang ingin memotivasi semangat belajar, mendorong keinginan bersekolah dan keberanian untuk bercita-cita bagi anak-anak di pedalaman Flores melalui sharing cerita, pemutaran film, dan Kelas Inspirasi.
Selain itu, SFF juga membantu keterbatasan kelengkapan sekolah anak-anak, seperti sepatu, seragam, tas, alat-alat tulis, buku bacaan, dimana sasaran kegiatan ini adalah sekolah-sekolah yang keadaan siswanya masih terbatas di daerah pegunungan.
Dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan, kita dapat memberi manfaat lebih sebagai traveler. Tidak sekedar menimati tempat-tempat wisata mainstream, tapi juga menjadi pihak yang ikut peduli terhadap kesejahteraan masyarakat di sekitar tempat wisata. Di Pulau Flores yang eksotis, Anda bisa rencanakan rencana perjalanan sehebat apapun. Namun, apa gunanya bila hanya bermanfaat untuk diri sendiri saja?